Dan sekarang Fendi melanggar semua sumpah serta janji yang sempat diberikan di masa lalu. Rina kecewa, marah sekaligus sedih.
Lalu tidak lama, Rina mulai memikirkan pasangan baru Fendi. Siapa yang sudah membuat Fendi berubah? Bukankah dia hanya seorang pelacur yang hanya terpikat dengan harta kekayaan suaminya?
Rina menggigit kuku dan mulai memikirkannya. Benar, Fendi tidak mungkin terpikat dengan wanita lain begitu saja, pasti ada sesuatu yang membuat suami berubah drastis. Pelet?
Ya, pasti pelet. Wanita kampungan yang hanya bisa memakai ilmu dukun untuk menggaet pria yang disukai. Suatu hari dirinya akan membalas semua wanita itu dan juga menarik Fendi untuk kembali ke dalam pelukannya. Fendi harus bisa kembali ke dalam pelukan dan mencintainya lagi.
***
"Jadi, sebenarnya kamu sekolah di rumah?"
"Ya, kondisi mentalku tidak bisa menemui orang banyak, sehingga pihak sekolah diam-diam mengeluarkan kebijakan baru khusus untuk aku. Karena aku memiliki prestasi bagus, kepala sekolah jadi bisa pertimbangkan."
Bora menceritakan masa lalunya yang kelam serta alasan kenapa semua orang hanya tahu dirinya tidak masuk sekolah selama satu tahun.
"Yang tahu tentang sekolah, hanya aku, guru yang mengajar dan kepala sekolah. Sekali lagi, berkat kekuatan olimpiade."
"Lomba linguistik jarang ada di Indonesia, hebat sekali kamu bisa melewatinya." Fendi bangga dengan kepintaran istrinya.
"Itu karena aku lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan keluarga daripada bermain dengan anak seusiaku. Jujur saja, aku terlalu pemalu bertemu dengan orang lain dan sifat aku yang seperti penjilat, aku tidak menyukainya."
Fendi menyemburkan tawanya. "Kamu penjilat? Hahahaha- astaga, bagaimana bisa kamu menjadi penjilat?"
"Aku dulu dijauhi para sepupu karena memiliki sifat yang kata mereka agak menyebalkan dan dianggap nakal, aku sendiri tidak begitu paham, terima kasih." Bora tersenyum dan mengucapkan terima kasih ke pelayan yang baru datang dan meletakkan pesanan makanan yang dipesan Fendi.
Fendi mengangguk. "Kamu memang usil dan tidak bisa dikendalikan, tidak heran."
Bora menjadi kesal ketika mendengar balasan sang suami. "Apakah kamu sedang mengejekku?"
"Tidak-" Fendi menyeringai nakal. "Tapi aku sedang menghina kamu."
Bora memutar bola mata dengan kesal.
Fendi tergelak.
Bora melihat layar di atas kepala Fendi, menampilkan video yang sama, wanita dicintai sedang melakukan threesome di kamar hotel. "Apakah kamu masih tidak bisa melupakannya?"
Fendi yang meletakkan napkin di atas paha, menoleh ke Bora. "Ya?"
Bora menunjuk atas kepala Fendi dengan sendoknya. "Kamu selalu mengingat hal yang sama, apakah tidak bosan? Apakah yang kita lakukan di kamar, kurang untuk kamu?"
Fendi tidak bisa berbohong. "Aku menjalin hubungan lebih lama dengan dia, wajar susah melupakan dan merasa dikhianati."
"Lalu bagaimana dengan aku?"
"Apa?"
"Bukankah sekarang, aku juga merasa dikhianati?"
"Bukankah kamu menikah denganku, hanya untuk menjaga tubuhmu?"
"Sekarang tubuhku milik kamu, lalu apakah tubuhmu bukan milikku."
Wajah Fendi memerah. "Hentikan semua omong kosong itu dan segera makan sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)
RomanceSaat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut...