SPEAK UP

120 15 0
                                    

Tidak ada yang mau berteman dengan saya di sekolah karena perundungan yang dilakukan kedua saudara tiri, pihak sekolah pun lebih membela ibu tiri yang notabene adalah istri Papa dan dianggap lebih memiliki kekuasaan.

Bora kembali menulis di media sosial dengan postingan baru dan menumpahkan semua keluh kesahnya di media sosial, tanpa terasa air mata mengalir begitu saja. 

Yang kalian lakukan sekarang adalah perundungan, sama halnya dengan penguasa yang menekan rakyat kecil. Merasa diri sendiri paling kuat karena menerima didikan keras dari orang tua, jadinya menekan anak kecil yang tidak tahu mengenai dunia politik.

Yang membuat saya lebih heran adalah perilaku orang-orang dewasa yang merasa dirinya kuat, pintar dan juga paham tentang segalanya. Tapi malah mengabaikan fakta bahwa saya menderita anxiety disorder.

Kenapa saya membutuhkan seekor anjing dan hanya bersandar pada dia? Karena tidak ada yang mau menemani saya di saat terluka ataupun sedih. Hanya seekor anjing yang berhasil menahan saya untuk tidak menghancurkan diri sendiri dan mengakhiri hidup. Lalu kemana kalian semua ketika saya ada di fase ini? Kenapa kalian baru muncul dan menilai seolah saya paling tersakiti? Seolah saya membuat drama?

Bora membuat postingan baru dengan menampilkan foto terbaru, tentang orang-orang yang mengejeknya terkait mental health, dan mengaitkannya dengan akun tersebut supaya mereka langsung membaca postingan dan juga captionnya.

Di mana kalian ketika saya harus melalui semua itu? Apakah mental health seorang anak tidak penting?

Bora juga melakukan hal yang sama kepada para pejabat dan pendukung pejabat, termasuk partai politik yang mengejek masalahnya.

Apakah kalian semua orang dewasa? Kalian senang melihat saya menderita? Kalian senang, saya hanya lebih peduli pada hewan? Kemana kalian semua ketika saya disiksa Ibu tiri dan anak-anaknya? Video jelas-jelas menunjukkan mereka telah menyiksa mental serta fisik saya dan Bern, mereka bahkan berani membunuh service dog.

Apakah ini yang kalian sebut martabat orang dewasa yang pintar, beragama dan juga memiliki derajat lebih tinggi dari ciptaan Tuhan? Mengejek anak kecil yang sedang berjuang.

Bora membuat postingan baru dan foto baru lagi lalu ditautkan ke media sosial partai politik Aji dan para pendukungnya. Foto yang ditampilkan adalah surat keputusan pengadilan Aji yang menjadi wali resmi dirinya.

Papa memiliki masa lalu yang kelam, sama seperti manusia lainnya. Hanya sedikit orang yang memiliki masa lalu menyenangkan dan bahagia, namun saya bersyukur bahwa Papa telah sadar bahwa selama ini yang dilakukannya adalah salah. Papa ingin memperbaiki semuanya dengan mati-matian mengambil saya dari tangan Mama, karena tahu- Mama masih belum berdamai dengan masa lalu dan menyalahkan keberadaan saya.

Bora membuat postingan baru, foto lama serta foto seperti tulisan tangan lalu menautkannya ke akun media sosial Edwin dan menuliskan status untuk menguak masa lalu, dia tahu hal ini dari Bern palsu serta memberikan bukti yang valid.

Apakah Om tahu tentang pesta ini? Dulu Om, memasukan obat ke dalam minuman. Namun dengan bodohnya, orang suruhan Om memberikan gelas salah karena pakaian Om dan Papa sama karena kondisi gelap. Papa dan Mama melakukan kesalahan fatal dan saya lahir di dunia ini. Tapi Om malah menyalahkan kelahiran saya dan orang yang disuruh Om telah dibunuh, untuk menghilangkan bukti. Tapi tenang, surat ini disembunyikan oleh keluarga bersangkutan untuk mengamankan diri sendiri, jika Om kembali muncul ke hadapan mereka.

Surat ini sudah ditangan keluarga mertua saya, mereka susah payah mencari surat ini dan membuktikan bahwa Om telah melakukan kejahatan luar biasa, bertindak polos seolah tidak terjadi apa pun.

Bora menampilkan foto Bern dan membuat postingan baru.

Saya, tidak akan lelah memperjuangkan keadilan untuk Bern. Dia hidup di dunia ini atas izin Tuhan, tapi manusialah yang terlalu sombong dengan menyakitinya sehingga Tuhan lebih memilih untuk mengambil nyawa teman saya yang berharga.

Bern bukan hanya seekor anjing, tapi dia keluarga saya. Dialah yang menghibur saya ketika sedih dan merasakan sakit, dialah yang menghalangi saya ketika berusaha menghancurkan diri sendiri dan Tuhanlah yang mengirim dia supaya saya bisa bertahan di dunia yang kejam ini.

Terakhir, Bora menampilkan potongan screenshoot grup milik suaminya dan juga foto buku nikah.

Saya tidak tahu kapan akan meninggal dan sampai berapa lama bisa bertahan menghadapi dunia yang jahat ini, seolah saya tidak diizinkan hidup oleh Tuhan. Karena itu, saya memutuskan menikah dengan pria yang lebih tua dari saya, dengan asumsi bahwa dia bisa mengurus tubuh saya, supaya bisa bersama dengan abu Bern. Mengingat Indonesia terlalu fanatik dengan seekor hewan yang dianggap najis. 

Ini bukan masalah ibadah atau dosa yang ditanggung orang lain yang memelihara anjing, ini adalah masalah manusia yang merasa paham agama tapi suka menyiksa dan menyakiti hewan dengan alasan halal untuk dibunuh. Padahal semua agama yang dianut, tidak pernah menuliskan hal itu.

Setelah puas, membuat postingan di media sosialnya. Bora mulai melawan orang-orang yang menjelekkan dirinya terkait perundungan. 

'Saya dirundung, saya juga warga negara Indonesia. Jika kalian memiliki hak untuk berpendapat, kenapa saya tidak bisa memiliki hak untuk melawan orang-orang yang merundung saya?'

'Dunia saya waktu itu memang hanya Bern, lantas anda kemana, ketika saya jatuh? Apakah anda ada di samping saya dan menasehati saya bahwa Tuhan itu ada?'

'Apakah anda tipe manusia yang hanya ingin didengar, namun ketika orang lain melawan untuk melindungi diri sendiri, kalian malah bicara mengenai saya suka membantah.'

'Tidakkah anda merasa, semua asumsi anda hanyalah untuk mengejek saya? Apakah anda tahu arti dari kritik? Apakah anda tidak bisa membaca bahasa Indonesia dengan baik dan benar?'

'Saya bukan publik figure, saya hanya masyarakat Indonesia biasa. Saya bukan antri kritik, bukankah anda sendiri juga antri kritik? Inilah bukti anda anti kritik.'

'Saya hanya ingin memperjuangkan keadilan untuk anjing saya yang tidak mendapatkan keadilan. Apakah itu salah?'

'Terima kasih sudah menghina saya. Saya tahu alamat rumah anda, apakah benar ini identitas anda?'

'Mulai sekarang, saya tidak akan diam saja dengan orang-orang yang menghina saya. Diam bukan berarti kalah, tapi mengumpulkan bukti untuk orang-orang yang sudah merundung saya di media sosial.'

Melihat Bora mulai melawan, sontak para netizen yang membicarakan hal buruk tentang Bora, mulai berbondong-bondong menghapus semua komentar mereka. Namun, ternyata mereka tidak bisa menghapusnya dengan mudah. Bahkan para pejabat yang melakukan hal sama, membayar orang untuk menghapus. Tidak ada hasil. Akun ingin dihapus atau disembunyikan pun tidak bisa.

Tiba-tiba situs media sosial yang terkenal dan digunakan masyarakat Indonesia, mengeluarkan pernyataan serentak. 

Kami melakukan ini untuk melawan perundungan. Semua akun yang melakukan upaya penghapusan, ditolak secara serentak. CEO grup Tsoejipto mengeluarkan pernyataan untuk mencari orang-orang yang sudah merundung istrinya di media sosial, yang kami lakukan adalah bentuk kerja sama, bukan paksaan. Kami juga tidak pernah berkomunikasi dengan Presiden sekalipun, hanya CEO grup Tsoejipto.

SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang