Fendi segera menangkap burung pemenang itu dan tertawa mengejek. "Akhirnya aku dapat! Kamu tidak akan bisa mendapatkan ini hahahaha- lato-lato sebentar lagi ada di tangan aku!"
Bora menjadi kesal dengan perilaku kekanak-kanakan Fendi. Kenapa pria berusia tiga puluh delapan tahun yang sudah menikah dan memiliki anak banyak, terobsesi dengan mainan lato-lato dan juga semua makanan atau minuman rasa strawberry?
Fendi memasukan burung itu ke dalam keranjang rio berwarna merah dan tertawa mengejek. "Kita akan makan malam enak."
Burung di dalam keranjang itu menggigil ketakutan.
Fendi bertanya pada Bora. "Kita bawa kemana burung ini?"
"Ah, kita harus membawanya ke pemiliknya." Bora tersadar dari lamunan.
"Aku tidak sabar mendapatkan uang sebanyak itu." Fendi tertawa.
Bora menatap curiga Fendi.
Tidak lama, mereka mencapai rumah pemilik burung pemenang itu, pemilik rumah menyambutnya dengan hangat.
"Terima kasih sudah menangkapnya, saya berusaha keras mencari tapi tidak ketemu sama sekali. Ternyata kalian berhasil menemukan anak ini." Pemilik burung segera memasukan burung pemenang ke dalam sangkar mewah.
"Kalau boleh tahu- burung itu harganya berapa? Kenapa dikasih nama burung pemenang?" Tanya Fendi penasaran.
"Oh, saya beli harganya puluhan juta. Saya tidak terlalu ingat, tapi karena selalu dilatih- akhirnya sering menang lomba dan harga naik menjadi dua ratus juta."
Kedua mata Fendi dan Bora terbelalak, teriak bersamaan. "DUA RATUS JUTA?!"
"Iya." Angguk pemilik burung itu.
Fendi dan Bora saling bertukar tatapan. Mereka berdua merupakan anak pengusaha dan juga anak pejabat, uang sebanyak itu hanya untuk membeli burung- rasanya-
Pemilik burung itu menepuk kening. "Oh, ya. Aku harus berikan hadiah itu ke kalian. Oh, ngomong-ngomong ini anjing kalian?"
Bora memeluk erat chihuahua yang sudah dibuang pemilik sebelumnya. "Iya."
"Hati-hati ya, jangan dibawa turun. Najis soalnya."
Fendi dan Bora mengangguk paham.
Tidak lama, pemilik burung memberikan uang cash lima belas juta rupiah.
Fendi meneliti uang yang diterimanya. "Apakah tidak bisa transfer saja ke rekening?"
Pemilik burung itu mengerutkan kening. "Memangnya kenapa? Sudah syukur saya berikan uang itu ke kamu. Lima belas juta itu banyak lho."
Fendi melempar segepok uang ke pemilik burung pemenang. "Anda tidak bisa menipu saya, ini jelas uang palsu. Kalau memang anda tidak mau berikan uang, ya jangan berikan uang palsu!"
Pria itu menjadi marah lalu mengusir Fendi. "Kalau tidak mau uangnya, pergi sana! Enak saja, minta duit banyak."
Bora tidak terima. "Anda membagikan selebaran untuk mencari si burung, kami sudah berusaha mencari."
Pria itu tidak bersikap ramah lagi pada Bora dan Fendi. "Orang gila mana yang mau berikan uang lima belas juta hanya untuk satu burung? Jangan-jangan kalian berdua yang mencuri burung!"
Bora terkejut dengan teriakan pria itu dan berusaha menahan tangis.
Fendi melindungi istri kecilnya di belakang. "Kami datang karena ingin membantu anda dan juga tertarik dengan selebaran, seharusnya anda tidak bicara kasar sampai menuduh kami seperti itu, setelah sehari penuh mencari burung."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)
RomanceSaat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut...