Kedua mata Bora berkedip ketika melihat wanita yang ada di dalam foto duduk di atas paha seorang pria bertubuh gemuk dan tangan wanita itu bersandar di bahu pria itu dengan tubuh melengkung ke belakang.
Bora mengalihkan tatapannya ke Fendi dan menatap kasihan suaminya.
Fendi menatap bingung Bora karena perubahan sikapnya. "Ada apa?"
Bora mengalihkan tatapannya lagi ke profesor, lalu menurunkan tangan Fendi. "Apakah dia selingkuh dengan banyak pria?"
Hendra menaikan kedua alis dan berpura-pura tidak paham. "Dia siapa yang kamu maksud?"
Bora melirik Fendi sekilas, lalu kembali menatap Hendra. "Rina."
Fendi terperangah. "Tunggu! Apa maksud kamu bicara seperti itu? Apakah kamu bekerja sama dengan kakak dan-"
Bora menatap Fendi. "Profesor punya rekamannya."
"Apa?"
"Jika kamu tidak percaya, bisa lihat sendiri. Itu bukan jebakan sama sekalu."
Fendi bangkit dari kursi dan marah ke Bora. "Apakah kalian sudah menduga akan muncul hal seperti ini? Kakakku jelas menjebak Rina karena tidak suka aku menikah dengan seorang janda."
"Fendi, tenangkan emosi kamu dulu." Istri Hendra bantu menenangkan Fendi, meskipun masih duduk di tempat.
Fendi mengalihkan tatapan ke istri kakaknya. "Kakak ipar tidak tahu bagaimana tersiksanya aku-"
Bora ikut berdiri dan bicara ke Fendi. "Bukankah kamu seorang pengacara? Memiliki banyak pengalaman untuk mendapatkan banyak bukti klien kamu? Lihatlah video yang diambil profesor dan buka mata kamu dengan baik."
Fendi menggigit bibirnya sekuat tenaga hingga berdarah.
Jari jempol Bora mengusap darah di bibir Fendi. "Banyak yang peduli padamu dan tidak rela melihat kamu kesulitan, aku yang istri kamu saja- meskipun tidak terlalu cinta, masih punya keinginan sekuat tenaga untuk membebaskan kamu dari penjara. Namun dia, malah membuat kamu masuk penjara."
Emosi Fendi mulai mereda ketika mendengar perkataan Bora.
"Tolong, aku tidak mau melihat penyelamat masa depan, jatuh ke jurang yang dalam," kata Bora.
Fendi menatap kakaknya untuk menuntut jawaban.
Hendra mengangguk singkat. "Aku memang punya rekaman video istri kamu, lebih tepatnya hanya copy."
Fendi menggertakkan gigi. "Jika copy, itu berarti-"
"Ya, aku copy rekaman dari rumah istri kamu. Dia yang merekam semua kegiatan gilanya."
Fendi kembali duduk di kursi makan dan tidak percaya dengan pendengarannya. "Bagaimana bisa-"
Hendra berdiri lalu menepuk punggung adiknya. "Ayo, ikut aku ke kantor."
Fendi bangkit dari kursi lalu berjalan mengikuti kakaknya dengan langkah gontai.
Ditya tercengang dengan perubahan suasana yang mendadak. Awalnya harmonis, lalu terakhir perselingkuhan. Mana yang satunya malah bersikap santai.
***
Di Kalimantan, proyek pembangunan jalan untuk warga pedalaman. Aji mendengarkan informasi dari salah satu bawahannya, menteri PUPR.
"Saya akan membangun di area sini, sehingga tidak akan mengganggu hewan di dalam hutan." Menteri PUPR menunjuk peta di atas meja dan menjelaskannya pada Aji. "Ngomong-ngomong Presiden, selamat."
Aji menjadi linglung. "Selamat? Selamat untuk apa?"
"Bukankah putri sulung anda baru lulus masuk universitas dengan nilai terbaik dan mendapatkan beasiswa penuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)
عاطفيةSaat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut...