MENGUNGKAP FAKTA

110 16 0
                                    

Daniel menghela napas ironis. "Sekarang saya sudah paham, mahasiswa atau mahasiswi macam apa kalian. Nah, karena Bora tidak bisa beritahu alasan dia menjadi saksi atau korban, maka saya yang akan jelaskan kepada kalian semua.

"Pihak universitas tidak mau memberikan konfirmasi apa pun, bukan karena takut pada Presiden. Tapi mereka takut pada hukum. Bora mengikuti ujian yang sama dengan kalian dan memberikan record ujian. Dia memang tidak lulus ujian nasional, namun dia sudah memenuhi semua rapotnya sampai kelas tiga sma."

Seisi kelas spontan menjadi ribut.

"Bukankah ada yang bilang dia tidak masuk sekolah?"

"Apakah karena dia anak pak Aji?"

"Jangan-jangan palsu?"

"Hei, kalian semua. Apakah tidak dengar perkataan pak Daniel tadi?"

Mahasiswa dan mahasiswi yang meragukan rapot Bora, spontan menoleh ke Daniel.

Daniel tersenyum. "Bora sudah menjelaskan dia memiliki nilai rapot kelas tiga."

"Tetap saja, itu tidak bisa dijadikan bukti. Bisa saja, orang tua Bora menyuap pihak sekolah. Sangat tidak mungkin seseorang yang tidak masuk sekolah bisa mendapatkan nilai," kata salah satu mahasiswa.

Daniel mengetuk sisi kanan kepalanya. "Syarat menjadi ahli hukum, selain memiliki logika, juga harus berpengetahuan. Apakah kamu melupakan bagian ini?"

"A- apa maksud anda?" Tanya mahasiswa yang tidak mengerti.

Salah satu mahasiswi menjawab pertanyaan temannya itu. "Ada homeschooling."

Mahasiswa itu masih merasa tidak masuk akal. "Bukankah sekolah Bora adalah sekolah negeri? Tidak masuk akal dia punya hak istimewa seperti itu."

Bora menghela napas. "Bagian mananya tidak masuk akal?"

Mahasiswa itu mengalihkan tatapannya ke Bora. "Kamu itu sekolah di negeri, tidak mungkin bisa mendapat hak istimewa meskipun satu tahun tidak masuk sekolah. Homeschooling? Tidak mungkin ada."

"Aku mendapat hak khusus dari kepala sekolah," balas Bora.

"Hak khusus karena kamu anak pejabat?" Ejek mahasiswa itu yang disambut tawa lainnya.

Bora menghela napas. "Coba ambil handphone kalian dan buka internet, apa saja yang aku lakukan semasa sekolah."

"Memangnya penting? Palingan juga jadi influencer atau content kreator."

Daniel membuka laptop dan menyalakan layar proyektor supaya bisa dibaca muridnya yang lain, lalu masuk ke dalam internet.

Muncul nama lengkap Bora dan prestasinya.

Daniel membacakan dengan lantang, satu persatu prestasi yang di dapat Bora, termasuk juara pertama olimpiade linguistik.

"Linguistik?"

"Apa itu?"

"Apakah Indonesia pernah mengirim seseorang untuk mengikuti lomba itu?"

Daniel menelusuri foto kemenangan Bora saat masih bersama Bern. Di foto itu juga ada Bern sebagai service dog, dia memang mempersembahkan kemenangannya untuk Bern.

"Jadi- dia memang memiliki prestasi?"

"Astaga, lalu kenapa sekolah dan teman-temannya mengeluarkan pernyataan seperti itu?"

"Bukankah pihak sekolah mengatakan Bora anak bermasalah?"

"Ya, tapi kalau dipikir ulang memang aneh- bermasalah di sini berarti tidak masuk sekolah selama satu tahun."

SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang