'Menurut aku, masalah mental health itu hanya dibuat-buat untuk zaman sekarang. Dulu saja, aku mendapat pukulan dari orang tua, tidak menangis atau pun merasa baper.'
Zaman dulu tidak ada internet, tidak ada berita mengenai kekerasan rumah tangga yang beredar luas di internet. Dipukul, disiksa orang tua merupakan hal biasa dan tidak pernah diketahui banyak orang.
'Ah, benar. Anak kelahiran tahun sembilan puluh relate dengan masalah ini. Isu mental health di zaman dulu tidak pernah ada. Karena adanya mental health- mental anak-anak muda kelahiran dua ribu bermasalah semua, mentalnya lemah.'
Lalu kenapa sekarang banyak isu perceraian, kebanyakan kepala keluarga meninggalkan anak dan istrinya. Apakah kalian pikir, anak-anak korban perceraian dan kekerasan yang dilakukan orang tua, tidak memiliki akal dan hati? Kebanyakan anak-anak yang bermasalah dalam mental health, diabaikan oleh keluarganya sendiri.
'Apa kabar bapakku yang sering kasih hukuman keras sampai pukulin, emak di rumah juga apa-apa bicara pakai rotan. Biar anaknya tidak nakal.'
Jika hanya menghukum, anak-anak muda pun pasti akan paham jika diberitahu. Masalahnya zaman sekarang, orang tua tidak seperti zaman dulu yang lebih menghargai kehormatan keluarga, mereka hanya menghormati ego diri sendiri, mengabaikan keluarganya sendiri demi kesenangan pribadi. Dan masyarakat pun tidak pernah melihat bagian ini.
'Terlalu memanjakan anak juga tidak baik kan, orang tua juga pasti menghukum anaknya untuk tidak berbuat nakal, hanya saja anak selalu mengingat kesalahan orang tua.'
Memang ada orang tua yang terlalu memanjakan anaknya, namun juga lebih banyak orang tua yang mengabaikan bagaimana mendidik anaknya dengan benar, salah satu contoh adalah kekerasan hewan. Melempar batu pada seekor kucing yang sedang istirahat di dalam kandang, menendang kucing kecil yang sedang bermain, semuanya dimaklumi sebagai kesalahan anak kecil. Seharusnya mereka yang menilai bisa membedakan antara anak korban kekerasan dan anak yang dimanjakan orang tuanya.
'Dilihat dari Bora, aku pikir dia hanya anak manja yang ingin mencari perhatian. Memang dia tidak pernah mengatakan apa pun, tapi dia jelas-jelas mengunggah foto dan caption yang menimbulkan perdebatan orang banyak.'
Apakah mereka sudah tahu permasalahan apa yang dibuat oleh Bora? Masa lalu apa yang sudah dilewati Bora? Mereka hanya melihat hasil yang didapat Bora, bukan proses menyakitkan yang dilalui Bora.
'Aku kalau jadi orang tua Bora, pasti akan meminta maaf secara publik karena sudah memperbesar masalah kecil. Selain itu, apa-apaan- dia menangisi anjing yang sudah meninggal? Bukankah itu berlebihan?"
Bern, adalah dog service. Selalu menemani tuannya jika merasakan takut ataupun sedih. Manusia yang merasa dirinya lebih baik, adakah yang menemani Bora ketika melalui fase ini?
'Benar, kalau ada masalah itu mengingat Tuhan, bersandar kepada Tuhan. Jangan kepada manusia ataupun binatang yang hanya ciptaan Tuhan.'
Tuhan memang ada, semua orang yang memiliki masalah mental health percaya konsep Tuhan. Tapi, mereka juga percaya bahwa manusia diciptakan untuk menyakiti manusia lainnya. Contohnya saja sekarang, tidak merasa telah melakukan perundungan dan bersembunyi di belakang kata kritik.
Ego manusia terlalu tinggi untuk mau mengakui kesalahan, namun selalu menyuruh orang lain untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada mereka.
Orang-orang yang tidak merundung Bora, tidak akan pernah peduli pada masalah orang lain dan tidak akan pernah menulis kata-kata yang menyakitkan.
Bora membalas semua perkataan hatersnya satu-persatu, pertama kalinya dalam hidup memberanikan diri untuk melawan orang lain. Dia melakukan ini setelah mendapat email dari wali hukumnya secara sah. Dokter Ditya yang sekarang sedang ditugaskan ke luar pulau.
Kenapa kamu tidak membalas saja mereka yang sudah menyakiti kamu?
Bora awalnya bingung dan takut membuat masalah dan malah bertanya balik melalui e-mail. Apakah tidak masalah?
Tidak.
Bora mulai memberanikan diri untuk melakukan klarifikasi dan melawan orang-orang yang menyakitinya melalui postingan di media sosial serta melampirkan bukti, dia tahu jika melakukan hal ini akan berdampak pada karier politik ayahnya.
Seperti yang dipikirkan netizen budiman dan baik hati, saya memang memiliki masalah mental dan semua dikaitkan dengan mental health. Saya dianggap tidak percaya pada Tuhan, saya tidak boleh percaya pada manusia dan lingkungan sekitar, hanya boleh percaya dan menguatkan iman kepada Tuhan. Tapi- tahukah kalian masalah apa yang saya lalui selama bertahun-tahun dan berusaha bangkit sendiri dan hanya ditemani seekor anjing?
Kelihatannya memang saya tidak tahu terima kasih kepada lingkungan sekitar yang memberikan banyak fasilitas untuk saya, bukankah sama dengan kondisi kalian semua yang lebih suka menghakimi seseorang, memuaskan hasrat memaki dan lainnya. Berikut adalah foto-foto kekerasan yang dilakukan kepada saya, dengan alasan disiplin dan juga saya dinilai anak nakal.
Foto-foto yang ditampilkan Bora adalah foto lebam dan juga bekas luka yang diberikan oleh Aji.
Bora membuat status selanjutnya setelah memikirkan lama.
Saya tahu orang tua hanya manusia biasa, namun tolong untuk pasangan yang menikah atau memaksakan orang lain menikah padahal mental belum siap. Tolong jangan sampai kasus yang terjadi pada saya, terjadi pada teman-teman lain atau generasi selanjutnya. Orang tua saya menikah karena harus menikah demi kewajiban. Kewajiban dan tanggung jawab terhadap Tuhan, tidak ingin melakukan dosa. Tapi pada kenyataannya mengabaikan ketiga anaknya mengalami kekerasan rumah tangga.
Jika kalian sudah dewasa, tentu bisa membedakan antara kekerasan dan mendidik. Yang dilakukan orang tua saya adalah kekerasan dengan dalih mendidik anak-anaknya, orang dewasa lain hanya melihat dan tidak bisa ikut campur. Jika memang Papa mendidik saya, beliau tidak mungkin mengatakan saya anak nakal di saat mendidik. Sebagai orang tua, pasti paham anaknya membutuhkan didikan, bukan sebutan anak nakal dan memukulnya dengan keras seperti ini.
Saya melakukan kenakalan? Apa yang saya lakukan setelah dinilai anak nakal oleh Papa? Papa pun juga cerita dengan selingkuhannya, istri sekarang. Bahwa saya anak nakal dan susah diatur, selalu mendapat hukuman. Lantas ketika saya sudah berlutut dipegang banyak orang, menyaksikan teman yang menemaninya selama ini dibakar dan disiksa di depan mata, lalu ditendang dan dipermalukan di depan umum. Apakah saya masih dicap anak nakal?
Netizen hanya tahu cerita dari ibu tiri dan kedua saudara tiri saya yang suka mengunci saya di kamar, memakai uang yang diberikan Papa dan juga menyiksa Bern tanpa sepengetahuan saya sebelum ulang tahun ke tujuh belas yang membuat trauma. Benar, penyiksaan itu dilakukan di ulang tahun ke tujuh belas, sweet seventeen. Uangnya pun menggunakan uang keluarga dari pihak Mama.
Lalu ketika saya berusaha memposting bukti bahwa tas dan barang-barang saya dibuang di tempat sampah, semua orang lebih percaya pada orang-orang yang sudah menjadi public figure dari pada anak kecil yang dunianya hanya ada di kamar dan temannya hanya seekor anjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)
RomanceSaat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut...