"Kucing kecil, kenapa kamu sendirian di sini? Apakah kamu kelaparan?"
"Hei, kucing kecil. Apakah kamu sudah kenyang sekarang? Jangan mengikuti aku."
"Lihat, kucing kecil. Dulunya itu adalah rumahku, sekarang aku sudah tidak bisa tinggal di sana karena istri menceraikan aku dan hidup bahagia bersama anak-anak. Bukankah kita senasib?"
Meong.
Kucing kecil itu melihat Fendi yang duduk termenung sedih, melihat sebuah foto.
"Dia adalah istriku."
Meong?
"Kami menikah, tidak lama aku keluar dari penjara. Ayahnya minta tolong kepadaku untuk menikah dan menjaganya. Aku tidak bisa menolak, padahal masa depan aku sendiri juga buruk."
Meong.
"Aku tidak bisa menjaga masa depanku sendiri, bagaimana caranya aku bisa menjaga masa depan anak orang lain?"
Kucing itu hanya duduk mendengarkan keluh kesah Fendi.
Fendi yang bertubuh kurus dan berpenampilan acak, tidak terlihat seperti berasal dari keluarga kaya. Saat ini dia hanya pekerja fisik serabutan, dia sudah kehilangan segalanya dan harga diri tidak mengizinkan dirinya mengemis ke keluarga.
Memiliki prinsip idealis, tidak selamanya baik.
Kucing kecil itu tidak tahu harus bagaimana menghibur tuannya. Tapi satu hal yang dia tahu, dia harus mendengarkan keluh kesah sang tuan.
"Sekarang, dia sedang mendapat masalah dengan Ayahnya. Aku harus bisa mendukung anak itu dengan baik, aku akan selalu datang ke tempat ini. Jadi, tunggu aku ya- kucing kecil."
Meong.
Namun, pada akhirnya Fendi tidak kunjung datang dan memberikan makanan lagi. Kucing kecil itu masih setia menunggu di pinggiran, meskipun harus berhadapan kucing besar lainnya atau manusia yang hendak menyakitinya.
Kucing kecil bertahan hidup dengan mengorek sampah, supaya bisa bertemu dengan penyelamatnya lagi.Kucing kecil itu bingung, kenapa Fendi tidak datang juga.
Lalu beberapa hari kemudian, Fendi datang dengan perasaan sedih.
"Ah, ternyata kamu masih hidup?"
Kucing kecil itu senang melihat penyelamatnya muncul kembali dan mulai memanjat ke celananya sambil mengeong keras seolah merindukannya.
Fendi tidak bergerak dan menundukkan kepala, wajahnya tertutup dengan topi.
Kucing kecil itu duduk di bahunya dan mengusap wajah mungilnya ke leher Fendi.
Tubuh Fendi bergetar. "Kenapa semua orang mengambil semua milikku? Sebenarnya apa salahku?"
Meong?
"Orang tua membenci kehadiranku karena kelahiran yang tidak diharapkan, kedua kakak lebih peduli pada urusan masing-masing dan sekarang meskipun aku- terlihat enggan, sudah kehilangan Bora. Aku sudah memikirkan banyak hal untuk menjaga anak itu- tapi kenapa Tuhan menjadi kejam kepadaku?"
Kucing kecil itu mengedipkan mata dan menatap lurus Fendi. Kondisi penyelamat sama dengan dirinya. Dibuang sejak kecil dan tidak ada yang peduli.
Jika kucing kecil itu bisa mengubah masa depan dan membantu merubah kehidupan penyelamatnya- dia akan melakukan hal itu.
Kesedihan yang dirasakan penyelamat kucing kecil, mulai merayap di benaknya. Lalu saat Fendi hadir di pemakaman sang istri, kucing kecil itu bisa melihat jiwa Bern di atas peti mati Bora.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)
RomanceSaat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut...