KATASTROFA (CHAPTER 9)

41 10 26
                                    

Pagi ini aku mencium wangi masakan yang berbeda. Tidak lagi aroma nasi goreng, roti bakar mentega atau mie goreng yang sering dimasak oleh kak Minhyun. Aku mencium rempah-rempah kuah iga sapi dan ini lebih ampuh membuatku bangun sepenuhnya dengan cepat. Semenjak kak Minhyun menikah dan membawa Yeji tinggal bersama kami, aku seperti merasakan kembali utuhnya sebuah keluarga. Yeji tidak segan-segan menjalankan perannya sebagai ibuku juga. Dia sama bawel dan perhatiannya dengan mama. Karena keberadaannya juga lah aku tidak pernah merasakan lagi kesepian setiap kali kak Minhyun pergi bertugas.

"Masak apa?" tanyaku sambil menghampirinya yang tetap cantik meski masih menggunakan piyama.

"Ini sup iga dan buntut sapi." Dia meletakkan sebuah mangkuk besar di atas meja berisi makanan daerah berkuah kaldu kental itu.

"Looks delicious," aku hampir meneteskan air liur.

Yeji tersenyum. "Hari ini mau kemana?" tanyanya ketika melihatku yang sudah berdandan rapih padahal ini hari Minggu.

"Mau nengok Karina sama Jaemin."

"Dia udah lahiran?"

"Belum sih,tapi seminggu lalu dia pindah dan kami belum sempat bantu-bantu. Kebetulan Chanhee juga pulang dari Amerika."

"Ohh."

Yeji terlihat tidak antusias mendengar nama Karina. Mungkin karena dulu Karina sempat dekat dengan kakakku. Tapi sekarang dia sudah menikah di Amerika dan akan melahirkan akhir tahun ini. Aku hanya tersenyum melihat ekpresi Yeji. Sengaja tidak kuberitahu sebelumnya soal kedatangan Karina ini, Yeji juga sedang hamil muda, tidak heran kalau hal-hal kecil bisa sampai menyinggungnya.

"Kenapa? Kok kesel gitu denger nama Karina?" tanyaku iseng.

"Enggak ah, siapa juga? Aku heran aja kenapa dia baru pulang sekarang."

"Kalau dia pulang dari dulu-dulu, mungkin kamu enggak akan ada di sini pagi ini."

Dia mendelik. "Loh emang kenapa? Karena kak Minhyun bakal nikahnya sama dia?"

Aku tergelak melihatnya mendadak sewot.

"Yaelah Yeji, kamu tuh ya. Kurang apa lagi kakakku nunjukin kalau dia cinta matinya sama kamu? Eh tapi dia kemana sih kok belum nongol?"

"Masih mandi kali."

Aku melihat jam tanganku.

"Jam segini masih mandi?" aku geleng-geleng kepala. "Sejak kapan kehidupan dia jadi santai gitu? Biasanya ayam tetangga aja sama dia dibangunin."

Yeji menggedikkan bahu. "Aku juga mau mandi. Kamu sarapan duluan aja ya,"

Dia menepuk pundakku lalu pergi dari dapur meninggalkanku menikmati sarapan sendirian.

***

"Nyuk, cepetan dong elaahh lo lama banget."

Jaemin terus mendumel ketika aku masih sibuk mengeluarkan barang belanjaan dari mobilnya.

"Lo bantuin gue ya bego," sahutku kesal.

Aku menyerahkan dua kantung plastik besar padanya.

Kami lalu berjalan masuk ke teras dan memasuki pintu rumah Karina yang terbuka. Kulihat Chanhee dan Karina sedang mengobrol di dapur. Aku langsung menghambur memeluk Karina setelah hampir sepuluh tahun kami tidak bertemu.

"Karina, gue kangen banget. Kenapa sih lo enggak pernah ngusahain pulang rutin selama ini?" tanyaku sambil tetap memeluknya erat.

"Maafin gue, ceritanya panjang Woonggiee. Ini lo kok malah tambah mungil aja sih badannya? Kena stunting apa gimana?" canda Karina sambil terpingkal memeluki tubuhku gemas.

LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang