"Woongie, bangun. Kamu harus ke kantor."
Kepalaku terangkat saat kurasakan tepukan lembut di pundak beberapa kali. Aku melihat wajah Yeji tersenyum. Matanya masih sembab karena menangisi keadaan kak Minhyun. Suaminya benar-benar bangun, mengenaliku dan Yeji meski terkadang bicara melantur.
"Kamu adikku, tambah cakep,"itu yang pertama kali dia katakan setelah dokter datang dan memeriksa.
Aku sebenarnya masih enggan beranjak dari sini. Aku ingin tetap berada di sampingnya sampai nanti dia kembali membuka mata dan memulai lagi kehidupannya, tapi aku tahu, banyak yang harus aku lakukan di kantor terlebih setelah Jeno meninggalkan banyak pekerjaan selama satu hari.
"Kasih tahu kalau ada perkembangan,"kataku sebelum melangkahkan kaki keluar.
Yeji mengangguk. "Jangan khawatir. Papa sama mama mau ke sini juga nanti."
Kugenggam tangannya yang dingin.
"Makasih Yeji, kamu udah banyak membantuku berjuang."
Matanya berkaca-kaca tapi dia tidak mengatakan apapun selain memberiku pelukan erat.
"Aku yakin kita pasti bisa, Woong. Sejak awal aku menolak menyerah karena kita pasti berhasil melewati semua ini. Jaga kesehatan kamu," katanya sambil mengelus-elus punggungku.
Aku cepat-cepat menyeka mataku yang ikut basah. Merenggangkan pelukan dan menatapnya lembut.
"Kamu juga, makan yang banyak. Istirahat dan jangan pergi kemana-mana sendiri, oke?"
"Iya, udah sana. Kamu kan harus pulang dulu untuk ganti baju, nanti telat."
Langkahku langsung melesat menuju parkiran motor dan pulang ke rumah. Aku mematikan lampu depan lalu bersiap mandi dan berpakaian. Mobilitasku dengan motor ini ternyata cukup menghemat waktu. Aku bisa sampai di kantor dua puluh menit sebelum waktu kedatangan Jeno. Setelah membuka semua tirai dan menyalakan AC, aku duduk di mejaku dan memeriksa laporan yang harus kusortir.
Ponselku bergetar. Aku tersenyum sekilas melihat sebuah nama yang pagi-pagi begini sudah menghubungiku.
"Halo."
"Lo dimana?"
"Gue udah di kantor, Juy."
"Gue bosen pengen pulang."
"Jangan aneh-aneh. Jangan karena hanya ada nama gue di ponsel lo lantas lo seenaknya ngeganggu gue sepagi ini ya?"
Dia tergelak. "Ketus banget sih. Gue kan kangen."
"Tadi katanya pengen pulang, terus sekarang bilang kangen. Lo random banget."
"Ah, lo nyebelin."
"Mending lo istirahat, Juy. Asisten lo ada disitu?"
"Dia udah gue suruh pergi ke kantor. Banyak urusan."
"Hmm...oke."
"Jeno udah datang?"
"Belum. Gue lagi nyortir berkas dulu."
"Apa mungkin gue bisa minta tukeran?"
"Tukeran apa?"
"Kalau gue jadi bos di sana jelas nggak mungkin, gimana kalau lo yang jadi sekertaris gue?"
Aku mendecak sinis. "Gue sendiri yang bakal nolak."
"Kenapa? Gue bisa memperlakukan lo jauh lebih manusiawi."
"Kayaknya otak lo masih dipengaruhi obat bius deh, Juy."
"Kan kata gue, gue kangen."
"Kangen bikin lo ngelantur, jangan terlalu serius menanggapi setiap rasa kangen."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️
FanfictionTentang Hwanwoong dan segala sesuatu di luar buminya ...