KATASTROFA (CHAPTER 40)

32 6 11
                                    

"Kamu nggak kerja? Atau ambil cuti lagi?"tanya Yeji sambil menatapku heran.

Aku tidak langsung menjawab. Kupotong roti yang sudah diolesi selai kacang dan memasukannya ke dalam mulut. Mataku beranjak pada Kak Minhyun dan Yeji yang duduk di hadapanku.

"Aku udah resign."

"Apa?" mereka menyahut bersamaan.

"Tapi kenapa Woong? Apa ada masalah?"Kak Minhyun menatapku cemas.

"Enggak,"kepalaku menggeleng pelan. Kukunyah lagi potongan roti kedua yang baru kumasukkan ke dalam mulut. "Semua baik-baik aja kok."

"Iya tapi_"

"Aku pengen nikah."

"Hah?" lagi, mereka mengeluarkan suara seperti korban tsunami yang baru saja mendengar berita bahwa akan ada gelombang laut susulan. Wajah mereka menampakkan keterkejutan di atas rata-rata.

"Apa ada yang salah, Kak? Aku udah cukup umur, kan?" kutatap Kak Minhyun sambil memiringkan kepalaku.

"Iy-iya sih. Tapi bukannya ini terlalu mendadak? Kamu udah punya calon?"

Aku mengangguk.

"Siapa?"

"Juyeon Lee"

"Bukan Jeno?"Yeji menimpali. Dia kelihatan tidak bisa menerima berita ini.

Aku mendengus kasar. "Si brengsek itu? Kan sudah kubilang kalau dia sudah punya tunangan. Hailey Bieber, inget?"

Sekarang Yeji merubah ekspresi wajahnya. Dia seolah menyayangkan keadaan.

"Terus siapa Juyeon ini?"Kak Minhyun tidak bisa menahan diri dari rasa penasarannya.

"Dia anak tunggal Tuan Na."

"Tuan Na mana?"

"Han Yang grup, Kak."

Mata kakakku langsung terbelalak. Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Woong, kamu lagi nggak bercanda kan?"

"Apa aku keliatan seperti orang yang bercanda soal pernikahan?"

"Kakak nggak akan kasih ijin."

Aku menatapnya malas. "Kenapa? Karena dia anak Tuan Na?"

Sementara Yeji hanya kebingungan menatapi kami satu per satu. Tapi dia memilih diam ketika melihat suaminya menolak keras keputusanku.

"Apa kamu tahu itu artinya apa? Kamu akan menempatkan diri kamu dalam bahaya," sahut Kak Minhyun sambil menunjuk permukaan meja makan dengan jari.

Aku menarik napas. Reaksi seperti ini sudah kuperhitungkan sebelumnya. Aku tahu bukan hal yang mudah untuk mengatakan hal ini pada kakakku. Dia jelas memiliki urusan dengan Tuan Na tapi aku juga tidak mungkin tinggal diam membiarkan diriku disingkirkan begitu saja hanya dengan menggunakan jumlah uang pesangon yang kuakui sangat fantastis dan tidak wajar diberikan pada karyawan biasa sepertiku.

"Aku tahu apa yang aku lakukan, Kak."

"Lalu kenapa? Kakak nggak pernah melihat kamu dengan pria itu. Kamu juga nggak pernah membicarakan soal pernikahan sebelumnya. Apa terjadi sesuatu? Apa kamu menyembunyikan sesuatu dari Kakak?"

"Aku nggak menyembunyikan apapun. Hubunganku dengan Juyeon udah cukup lama dan sekarang sudah saatnya kami memutuskan untuk lebih serius. Kami sudah membangun sebuah komitmen, Kak. Jangan hancurkan semua itu hanya karena ego dan masalah pribadi kakak dengan mereka."

"Masalah pribadi apa maksud kamu?" nada suara Kak Minhyun mulai meninggi.

Saat itu kulihat Yeji mulai berjingkat dan pergi meninggalkan kami. Dia memang selalu menghindar setiap kali aku dan Kak Minhyun bertengkar.

LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang