KATASTROFA (CHAPTER 3)

44 10 31
                                    

Guru mata pelajaran fisika tidak masuk hari ini. Jadi sebelum jam istirahat kedua, kami sekelas sudah membubarkan diri masing-masing. Ada yang duduk-duduk di pinggir lapangan menyaksikan anak kelas sepuluh berolahraga, sebagian diam di selasar sambil mengompori anak kelas lain agar tidak mengerjakan tugas dan ikut merumpi bersama mereka, ada juga yang sudah mulai berseliweran di kantin. Ini dikhususkan bagi murid yang masih mempunyai cadangan uang jajan sedangkan yang uangnya pas-pasan buat ongkos pulang akan lebih memilih diam di kelas. Membuat video  tiktok , atau challenge uji nyali seperti yang dilakukan anak laki-laki di kelasku -berkaraoke hanya menggunakan boxer-.

Kepalaku selalu pusing melihat tingkah mereka yang semakin absurd. Kelasku memang terkenal paling barbar kelakuannya. Berandalan, preman dan tukang labrak berkumpul di situ. Aku tidak tahu mengapa aku bisa dimasukkan dalam kelompok para amoeba ini. Tapi kudengar kalau Jaemin menyogok bagian tata usaha yang mengurusi absensi siswa dengan sejumlah uang agar aku dan Chanhee bisa sekelas terus dengannya tiga tahun berturut-turut. Dia bahkan mengklaim bahwa sampai lulus nanti posisi duduk kami tidak boleh berubah. Aku harus ada di samping Chanhee dan kami harus ditempatkan di depan bangkunya, jajaran ketiga dari belakang.

"Lo mau makan apa, Woong?" Tanya Chanhee sambil melihat sekeliling kantin.

"Males gue, lo aja deh."

"Lah kalau nggak jajan mending kita ke kelas lagi yuk."

"Eh, cantik-cantik kunyuk. Kalian mau pada kemana?"tanya Jaemin yang sedang asyik melihat-lihat kertas menu.

"Gue sama Hwanwoon mau cabut aja."

"Yah jangan gitu dong kunyuk-kunyukku. Temenin tuan muda disini ya.. " bujuknya sambil nyengir.

"Lo kan udah jajan dua piring nasi goreng pas istirahat pertama, sekarang lo mau ngemilin apa lagi? Katel gorengan?" sungut Chanhee.

"Lo kayak nggak apal dia aja, "aku mengisyaratkan keberadaan Jihyo dengan squadnya di pojokan kantin.

Chanhee menepuk jidat. "Bucin berat tolong deh. "

"Ya lo minum-minum kek, apa kek. Gue traktir jus, mau? Atau kopi item gimana?"

Chanhee melempar bulatan tisu pada Jaemin.

"Lo kira gue pemadat, pake lo suguhin kopi item? "

"Ya udah milih deh buruan. Bi!"

Jaemin memanggil bibi kantin yang menjaga salah satu dari lima stand makanan.

"Saya pesen es yogurt  ya. Tapi jangan dipakein topping. Polosan aja kayak otak anak ini," cengir Jaemin sambil mengelus rambutku.

"Sinting abis emang lo curut," aku mencebik sebal.
"Jajan jangan cuma satu dong, datangnya keroyokan begitu,"protes bibi kantin.

Jaemin mencibir. Sesekali dia melirik Jihyo yang tertawa-tawa manja sambil memain-mainkan rambut.

"Ya udah kasih mereka jus jeruk deh. Tapi tambah sedikit aer keran biar mendetox tubuh.. " dia ngikik kuda dengan wajah polos.

Bibi kantin hanya geleng-geleng kepala.

"Ada yang lain nggak? Sekalian. "

"Tau nih dua kunyuk ini mau apaan sih sebenernya? Ditanya dari tadi nggak ada yang bener jawabannya. Dikasih semur sendal jepit baru tahu rasa deh lo pada."

Chanhee memutar bola mata malas. Sebelah tangannya sudah siap menghunus garpu ke perut Jaemin.

"Udah bu, kita jus jeruk aja.Oh ya, kalau bisa minuman dia tolong dikasih racun tikus dikit ya."

Jaemin mendelik sebal.

"Ya udah pada tunggu ya."

Setelah si ibu kantin melengos,aku dan Chanhee kembali disuguhi pemandangan menjijikkan di hadapan kami. Kebucinan Jaemin yang meradang. Sambil menopang dagu dengan tangan, dia menatap Jihyo penuh damba dan kekaguman.

LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang