KATASTROFA (CHAPTER 52)

41 8 28
                                    

Juyeon sudah baikan hari ini. Dia tidak ada di sampingku saat aku bangun dari tidur. Ketika sedang membuatkan sarapan, dia masuk ke ruang makan dengan setelan olahraga lengkap dan badan penuh cucuran keringat.

"Masak apa?"tanyanya setelah mengambil botol air dari dalam kulkas dan menghampiriku.

"Sayur lobak, ikan asap, kimchi kuah."

Dia menatapku sambil tersenyum. "Kebetulan, gue lapar banget."

"Kenapa udah olahraga aja sih? Lo kan baru sembuh,"kataku sambil meneteskan sedikit kuah sup ke telapak tangan lalu mencoba rasanya.

"Gue nggak biasa lama-lama diem di tempat tidur. Kalau gini kan lebih seger."

"Terus mau berangkat ke kantor?"

"Yah, paling agak siang. Kayaknya nggak terlalu banyak kerjaan di sana."

"Kalau gitu mandi dulu gih sana."

"Laper ah, gue mau makan sekarang."

Tanpa kusuruh dia duduk di kursi makan dan menungguku menghidangkan semuanya. Aku memindahkan sayur ke dalam mangkuk dan menyiapkan nasi. Dia sudah siap memegangi sendok, sumpit dan memandangiku seperti anak kecil. Matanya berbinar ceria, seolah mendapat energi baru untuk menjalani hari ini lebih baik dari kemarin. Tentu saja aku senang melihatnya, dia tidak akan bisa berbuat macam-macam di luaran kalau aku berhasil membuat dia betah diam di apartemen. Aku tidak akan membiarkan hal-hal buruk terjadi menjadi desas-desus di mata mereka yang sama sekali tidak tahu apa-apa.

"Nanti malam ada acara di Everest 1,"dia memberitahuku.

"Acara apa?"

"Ulang tahun perusahaan. Kita harus datang."

Aku tertegun. Menghentikan kegiatan makanku sambil menatapnya.

"Gue juga?"

Juyeon mendelik. "Menurut lo gue harus ninggalin lo di apart dan membiarkan orang-orang di sana bergosip yang enggak-enggak? Bukannya lo sendiri yang bilang kalau lo harus lebih sering memperkenalkan diri."

"Gue Cuma nggak terlalu suka sama acara kayak gitu."

"Lo pikir gue suka? Gue lebih baik ajak lo dinner buat rayain satu bulan pernikahan kita."

Sontak aku tergelak. "Ih, itu nggak perluuu."

"Malah dibilang nggak perlu. Gue kan Cuma pengen berusaha bersikap romantis."

"Kita nggak ada waktu untuk itu Juy, kak Minhyun udah memulai pergerakan."

Juyeon mencondongkan badan. Keringat di kening dan lehernya mulai berkurang.

"Sudah sampai mana?"

"Ada anggota polisi yang dikirim untuk menjadi mata-mata. Mungkin sejenis penyamaran supaya bisa masuk ke Everest 1."

"Caranya?"

Aku menggedikkan bahu. "Lewat jalur member khusus mungkin. Kalian punya hal seperti itu kan? Setiap talent pasti akan tertarik kalau melihat mangsa berpotensi membawa uang banyak hanya untuk sebuah peristirahatan satu malam."

Dia seperti berpikir akan sesuatu.

"Gue pernah denger obrolan ada pengusaha dari LA yang menginap selama satu minggu di president suite untuk menyelesaikan bisnis properti. Dia juga menyewa lounge vip selama tiga hari bersama teman-temannya. Apa mungkin dia orangnya?"

"Bisa jadi, Kak Minhyun belum kasih kabar seperti apa ciri-ciri orang itu. Dia hanya bilang kalau FBI_"

"FBI?" Juyeon terbelalak. Reaksinya sama persis sepertiku. "Maksud lo FBI kayak yang di tv-tv itu?"

LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang