"Look."
Juyeon nunjukin jari-jarinya yang warna warni ke arah Hwanwoong.
"Ngeselin kamu ya?"
Juyeon menarik tubuh Hwanwoong yang berdiri di sampingnya sambil nungging ngeliatin laporan di laptop si CEO. Otomatis pantat si mungil langsung mendarat mulus di atas pangkuan Juyeon.
"Bagus ini sih, " kata Hwanwoong sambil meraih jari-jari Juyeon yang besar dan kokoh tapi sekarang maskulinitasnya kacau sama warna warni nude dan pastel yang terpampang di sana.
"Kok iseng banget, kapan ngewarnainnya sih? "
"Tadi pagi. Aku tuh kesel nunggu kamu bangun. Jadi yah iseng aja aku coba kutekin kukunya. Skin test dulu takut alergi."
"Terus aku nggak sadar sampai orang-orang pada ngetawain aku pas masuk ke ruang meeting," timpal Juyeon. Dia cemberut lucu, bikin Hwanwoong pengen nampol gemes.
"Udah makan?" tanya Hwanwoong.
"Belum," Juyeon nunduk, ngeliatin paha Hwanwoong ngejiplak dari celana bahan warna abu yang dia kenakan. Telapak tangan besarnya mengelus-elus bagian sensitif di dekat selangkangan cowok itu.
"Ya udah, mau mesen apa?" tanya Hwanwoong cuek. Dia fokus nyari-nyari menu makan siang dari aplikasi di ponsel padahal lagi digerayangin sama si ceo berkutek warna warni.
"Terserah," gumam Juyeon. Dia menempelkan bibirnya di bahu Hwanwoong.
"Nasi goreng mau nggak?"
"Terlalu berat, aku bisa ngantuk."
"Sup kimchi?"
"Males ah kuah-kuah panas gitu."
"Dih, katanya terserah. Rese banget nih."
"Makan kamu ajalah, udah kenyang kok."
"Ya kamu kenyang, aku masih ada dua meeting di luar sampe sore," ketus Hwanwoong.
"Chinese food?"
Suara Juyeon makin pelan apalagi pas dia ngelus-ngelus permukaan celana Hwanwoong. Bikin birdy si submissifnya perlahan mengeras. Hwanwoong juga refleks ngebuka kaki lebih lebar tapi tangannya masih sibuk mencet menu ini itu.
"Setengah jam nunggu nggak apa-apa? Kayaknya lagi ada macet di beberapa ruas jalan deh, kurir sampe susah lewat."
"Lagi musim kampanye juga kan?"
"Ahh .. iya. Terus sekarang ngapain? Aku bantu apa nih? Ngecek email?"
"Nggak usah, main aja sebentar."
Hwanwoong sampe melotot denger celetukan asal Juyeon barusan. "Kamu tuh ya?"
"Taruhan, yang kalah bayar makan siangnya."
Hwanwoong sengaja keliatan pura-pura mikir. "Siapa takut," kekeh anak itu sambil menyeringai. Dia lalu merosot turun dan berlutut di hadapan Juyeon. Ditariknya dasi Juyeon sampai pemuda itu sedikit condong lalu ia lumat bibirnya.
"Hey, ini di kantor loh," Juyeon mengingatkan.
"Emang kenapa? Tiga puluh menit, kan?"
Juyeon akhirnya pasrah aja waktu sabuk sama risleting celananya dibuka. Hwanwoong ngeluarin si birdy. Emang udah tegang juga sih dari tadi. Jadi pas dimasukin mulut sama Hwanwoong, Juyeon ngerasa keenakan banget. Dia mendesah pelan. Rambut blondenya Hwanwoong diremes-remes lembut. Juyeon nggak bisa berpaling. Matanya fokus tertuju pada tingkah Hwanwoong, lidahnya yang bergerak agresif ngejilatin penis Juyeon.
"Aaghhh Woonghh... " Juyeon menggigit bibir. "Enak sayang. "
"Mmbh? "
"Deeper, sweet. "
KAMU SEDANG MEMBACA
LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️
FanfictionTentang Hwanwoong dan segala sesuatu di luar buminya ...