3

1.9K 119 0
                                    

Hari demi hari berlalu, mereka telah mengunjungi banyak tempat indah di pulau jeju setiap harinya.
Dan tidak terasa hari ini adalah hari ketujuh, artinya mereka harus kembali ke seoul. Mereka akan kembali disibukkan dengan pekerjaan yang menanti.

"Aku akan kembali kesini nanti" jisoo berucap dengan nada rendah tapi ketiga adiknya mendengarkan.
"Ajak aku eoh? ucap rose.
"Aku juga ingin ikut eonni" rengek lisa

Jisoo hanya mengangguk dan tersenyum tanda ia mengiyakan ucapan kedua adiknya.

"Dari awal kau tidak berniat ke sini tanpa kami kan eonni?" tanya jennie menyelidik.
"Aniyo, siapa lagi yang bisa aku ajak ke sini kalau bukan kalian" jawab jisoo.

°°°

Semua anggota keluarga kim tengah berada di bandara menunggu jadwal keberangkatan mereka.
Jisoo kebelet, ia pun melangkah ke arah toilet bandara.

Ia sangat buru-buru dan tidak menyadari seorang pria tengah berjalan didepannya dengan segelas kopi ditangannya, ia menabrak tubuh kekar pria itu. Dan segelas kopi di tangan pria itu tumpah mengotori jaketnya.
"Mianhe" ia menatap wajah pria yang tengah menatapnya balik.

Pria itu tidak merespon, ia berbalik arah dan melangkah ke toilet pria untuk membersihkan jaket putihnya yang terkena noda kopi.
Jisoo pun melangkah di belakang pria itu, ia segera masuk ke toilet wanita setelah itu ia menunggu di depan toilet pria.

Lima menit kemudian sosok pria tadi terlihat keluar dari toilet dan berlalu tanpa menatap jisoo.
Jisoo yang masih merasa bersalah segera menahan lengan pria tadi.

"Mianhe, aku akan ganti rugi berapa harganya?" jisoo mengeluarkan dompet dari tas miliknya.
"Tidak masalah, lupakan saja" jawabnya dengan dingin.

"Kalau begitu akan ku traktir sebagai permintaan maaf" entah setan mana yang memasuki dirinya, bagaimana bisa ia mengajak seseorang yang tidak dikenal untuk makan bersama. Apalagi itu adalah seorang pria, ia berdoa dalam hati semoga pria itu menolak ajakannya.

"Ah baiklah, masukkan nomormu" pria tadi menyodorkan ponsel miliknya ke arah jisoo.
"Eoh?" ia terkejut karena respon pria tadi berbanding terbalik dengan harapannya.

"Kenapa? kau menarik ucapanmu?" pria itu tersenyum dan hendak mengambil kembali handphone miliknya.
"Aniyo, jisoo mulai memasukkan nomor serta namanya di ponsel itu" ia menyerahkan kembali handphone itu.

Setelah mendapatkan handphonenya, si pria mendial nomor dan handphone milik jisoo berbunyi.
Pria tadi melangkah menjauh dan berbalik
"Jung haein, simpan di kontakmu" ia kembali melangkah menjauh.

Jisoo terdiam beberapa saat merutuki kecerobohannya, setelah itu ia melangkah kembali ke tempat dimana anggota keluarganya menunggu.

°°°

Keluarga kim sudah kembali ke rutinitas mereka setiap hari.
Ayah dan ibunya sibuk dengan pekerjaannya, begitupun dengan ke empat anaknya.

Jennie dan rose sedang istirahat dan memilih untuk bersantai di taman rumah sakit.
"Eonni, kau tidak perlu menungguku nanti. Ada pasien yang harus ku operasi saat sore" rose menatap jennie.

"Gwenchana, eonni akan menunggu sampai selesai" ucap jennie dengan senyuman.
"Jinja? gomawo eonni" rose memeluk tubuh kakaknya itu.

"Dasar anak ini, aku tau kau hanya berpura-pura menyuruhku pulang" gumam jennie dalam hati.

°°°

Lisa sedang berada di kantor milik mina, mereka akan mulai mendiskusikan mengenai proyek yang akan dilakukan.
Saat tengah asik mengobrol, pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok pria dengan pakaian rapi.

"Annyeong" sapanya dengan senyuman.
"Ah Jung-kook kemarilah" mina mempersilahkan sepupunya itu ikut bergabung bersamanya.

Mina meminta bantuan kepada jungkook untuk proyek miliknya. Alhasil jungkook memutuskan ke korea dan meninggalkan paris untuk sementara.

Mereka mulai mengobrol seputar proyek itu. Dan tidak diduga lisa dan Jungkook bisa akrab di pertemuan pertama itu. Mungkin karena mereka sama-sama seorang arsitek jadi obrolan mereka nyambung.

"Lisa ssi!" teriak jungkook ke arah lisa yang hendak membuka pintu mobilnya.
"Wae jungkook ssi? lisa menghentikan pergerakannya.

Jungkook mulai berjalan ke arah lisa.
"Apa kita bisa makan siang bersama besok?" tanyanya dengan ragu.
"Sepertinya bisa, kirimkan saja lokasinya" lisa kembali menaiki mobil kuning miliknya dan berlalu meninggalkan jungkook yang terlihat tersenyum menatap kepergiannya.

"Aku tertarik kepadamu pada pertemuan pertama kim lisa" lirihnya pelan

°°°

Jisoo sedang berkutat dengan beberapa dokumen di atas mejanya. Ia mengamati satu persatu tapi tangan kanannya terus memijit pelipisnya yang berdenyut sedari tadi.

"Maaf sajangnim, katanya kau memanggilku" ucap pria yang bernama kim sehun.
"Ah iyya, tolong bantu aku merevisi beberapa dokumen ini" ia menatap ke arah sekretaris sekaligus sahabatnya itu.

"Ndee sajangnim" ia melangkah dan duduk di hadapan jisoo.
"Mwo? Kau memanggilku sajangnim?" protesnya kepada sang sahabat.

"Aku hanya ingin" sehun tersenyum mendengar perkataan jisoo.
"Hentikan!" ucap jisoo.
"Arraseo" sehun terkekeh melihat raut wajah kesal jisoo.

Setelah hampir tiga jam lamanya berkutat dengan dokumen itu, keduanya memutuskan beristirahat dan memilih melanjutkan kegiatan itu besok. Jisoo dan sehun memilih kembali ke rumahnya masing-masing karena jam menunjukkan pukul 5 sore yang artinya sudah waktunya pulang kantor.

°°°

Jisoo, jennie, rose dan lisa tengah berada di ruang keluarga. Mereka memutuskan mengobrol saat selesai makan malam. Ayah dan ibunya menghadiri pesta ulang tahun rekannya.

"Aku mau bertanya satu hal padamu chaeng, boleh?" tanya lisa ragu.
"Hm tanya saja" rose masih fokus dengan cemilan di tangannya.

"Apa kau tidak punya sahabat sama sekali? Kuperhatikan kau selalu menempel pada jennie eonni" lisa bertanya serius.
"Benar, aku tidak pernah mau bersahabat dengan seorang pun, cukup mengenal nama saja tidak lebih, itu lebih baik" jelas rose.

"Eoh bagaimana bisa, satupun kau tak punya?" tanya jisoo memastikan.
"Iyya eonni" jawab rose singkat.

Jisoo menatap ke arah jennie meminta penjelasan.
"Kau tau dia sangat introver jadi tidak perlu terkejut begitu" ucap jennie.

"Jadi saat kau di rumah sakit, bagaimana caramu berkomunikasi dengan pasien, perawat bahkan sesama rekan kerjamu?" lisa terus menanyakan hal yang terlintas di pikirannya.

Rose tidak menanggapi pertanyaan lisa, ia terus fokus menonton drama korea dan menghabiskan cemilannya.

Merasa dirinya tidak diperhatikan, lisa melirik ke arah jennie. Karena hanya kakak keduanya itu yang tahu jawaban dari pertanyaan.

"Tenang saja walaupun dia seorang introver, rose sangat profesional. Ia akan terlihat sangat berbeda saat di rumah sakit. Kadang aku mendengar seorang pasien membicarakan dan memuji keterampilannya" jelas jennie.
"Daebak, kau terdengar memiliki kepribadian ganda chaeng" ledek jisoo.

Mereka pun terus membicarakan banyak hal hingga larut malam dan memutuskan untuk beranjak ke kamar masing-masing.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang