15

879 64 1
                                    

Jisoo dan haein berada di sungai han. Keduanya menikmati waktu berdua sebagai sepasang kekasih.

"Sooyaa" panggil haein.
"Hm?"
"Hubungan kita sudah berjalan sekitar 6 bulan. Kau belum memberitahu keluargamu?".

"Hmm. Aku berniat memberitahu mereka malam itu, tapi keadaannya tidak tepat. Alhasil aku tidak mengatakannya sampai sekarang".

"Kau tidak perlu mengatakannya buru-buru. Katakanlah saat sudah siap. Aku tidak akan memaksamu".
"Gomawo haein ah".
"Arraseo".

Keduanya terus mengobrol dengan segelas kopi ditangannya. Sampai suara dering telepon terdengar.

Haein mengangkat sebentar panggilan itu dan selang beberapa menit ia mematikannya.

"Siapa?" tanya jisoo.
"Dari kantor" jawab haein.
"Apa nama perusahaan milikmu eoh? Aku penasaran".

"Rahasia. Pokoknya perusahaanku ini sangat besar namun tidak banyak diketahui".
"Aku tahu karena itu beritahukan kepadaku".

"Aniyo" haein menggelengkan kepalanya.
"Hm arraseo" jisoo menghela nafas berat.

Setelah menghabiskan waktu bersama, keduanya memutuskan kembali ke kediaman masing-masing.

°°°

Setelah menghabiskan makan malam, keempat putri kim tengah berkumpul di ruang keluarga.

"Eonni" panggil rose.
"Hm?" jawab jisoo.

"Aku menemui sehun oppa di kantor tadi".
"Terus?" tanya jisoo.

"Pantas saja aku tidak menemukanmu di rumah sakit tadi" jennie memakan kerupuk kentang didepannya.
"Mianhe eonni" rose menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kulihat kau semakin dekat dengan sehun oppa chaeng" lisa ikut memakan kerupuk.
"Hubungan kami hanya sebatas teman".

"Arraseo, lebih dari itu juga boleh chaeng" ledek jennie.
"Eonni!" ucap rose.
"Woah dia berani membentakmu eonni" lisa menatap wajah jennie.

"Tidak masalah, moodku sedang bagus hari ini".
"Tumben" lisa mengangkat kedua alisnya.

Rose teringat akan tujuan awalnya tadi, ia kembali menatap kearah jisoo.

"Aku ingin mengajakmu pulang bersama tadi, tapi kata sehun oppa kau sudah pulang duluan".
"Hmm, mampirlah lain waktu chaeng".

"Kalau kau pulang duluan, kenapa aku sampai lebih awal eonni. Kau kemana tadi?".
"Eoh? Aku menemui temanku tadi" jisoo berusaha mengontrol raut wajahnya.

"Tapi kata sehun oppa, kau sering pulang duluan akhir-akhir ini. Apa kau juga menemui temanmu itu eonni?" rose menatap dengan tatapan mengintimidasi.

Jisoo tidak bisa lagi berkata, ia bingung harus menjawab apa.
Menyadari hal itu, lisa segera membantunya.

"Kau aneh chaeng, memangnya kenapa kalau eonni menemui temannya?" ucap lisa.
"Tidak masalah, tapi setahuku jisoo eonni hanya punya satu sahabat pria yaitu sehun oppa. Rasanya aneh melihat fotomu berdua dengan seorang pria asing eonni".

"Mworago?" jennie menuntut penjelasan dari rose.

Rose kemudian membuka handphone miliknya dan muncullah foto seorang wanita dan pria yang tengah duduk di pinggir sungai han.

"Apa ini eonni?" jennie menatap tajam kearah jisoo.

Jisoo menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia kemudian menceritakan hubungannya dengan haein selama ini.

"Mwo? Kau sudah pacaran selama 6 bukan dan kami baru mengetahuinya?" jennie tetap mempertahankan tatapannya.

"Mianhe, aku belum siap memberitahu kalian".
"Sebelum menjalin hubungan dengan seseorang, kita harus mengetahui latar belakangnya eonni".

"Hmm, dia memang privat masalah keluarga jennie ya. Lagipula dia orang yang baik kok" jisoo berusaha meyakinkan jennie.
"Walaupun dia baik, kau harus mengetahui bibit bobotnya eonni" ucap rose.

"Sudahlah eonni, jisoo eonni pasti bisa menilai sendiri" ucap lisa.
"Kenapa kau terlihat tenang? Apa kau sudah tahu lisa ya?" tanya rose menyelidik.

"Maja, aku mengetahuinya dua bulan lalu" jawab lisa.
"Mwo?" Jennie dan rose berseru secara bersamaan.

Keempatnya terus mengobrol hingga suasana perlahan mulai tenang.

"Aku belum memberikan restuku eonni eoh?" ucap jennie.
"Aku juga. Ingat eonni, kita harus bertemu dengannya untuk menilai".
"Arraseo" tutup jisoo.

°°°

Akhir pekan, jisoo membuat janji dengan pacar dan ketiga saudaranya.
Mereka sudah berada di ruang VIP dari salah satu restoran mewah di Korea.

"Annyeonghaseyo" haein menyapa ketiga adik jisoo.
"Annyeong" jawab lisa.

Jennie dan rose memilih tetap diam sambil memperhatikan dengan seksama pacar dari kakaknya itu.

Mereka mulai memesan makanan, sampai akhirnya pesanannya tiba dan mereka segera menyantapnya.

"Apa kau bisa menceritakan tentang keluargamu oppa?" tanya rose dengan tatapan tajam.
"Aniyo" haein membalas tatapan tajam milik rose.

"Kalau begitu, akhiri hubunganmu dengan eonniku. Kami tidak bisa memberikan restu kepada orang yang tidak ingin terbuka, terlebih asal usulnya" ucap jennie.
"Tidak bisa, kami saling menyayangi" balas haein.

Suasana semakin menegang, jisoo membisikkan sesuatu kepada haein.

"Jebal, hentikan haein ah" jisoo berbisik tepat ditelinga kanan haein.

Haein menghembuskan nafas kasar dan berusaha menahan amarahnya.

Suasana begitu canggung, tidak ada satupun orang yang berbicara.
Hingga mereka memutuskan kembali ke kediaman masing-masing.

"Sepertinya kedua adik jisoo tidak menyukaiku. Kalian harus mendukung hubungan kami, jangan sekali-kali menyuruh kakakmu untuk memutuskanku. Dan jangan pernah sekalipun berusaha mencari tahu mengenai latar belakangku" haein berucap sendiri didalam mobilnya dengan raut wajah mencekam sambil meremas kemudi mobil.

Rose memutuskan tidur dikamar jennie. Keduanya ingin mengobrol dengan serius.

"Menurutku pacar jisoo eonni mempunyai rahasia" ucap rose.
"Benar, kalau tidak untuk apa dia menyembunyikan identitas keluarganya" tambah jennie.

"Dia sangat berbeda dengan jungkook, walaupun kita menekannya dia tidak akan melawan. Tapi berbeda dengan pacar jisoo eonni".
"Kau benar rose ya, tatapannya seakan-akan akan menerkam kita tadi".

"Kalau begitu kita harus mencari tahu mengenai dirinya eonni".
"Maja! Mintalah bantuan kepada sehun oppa".
"Ndee eonni".

Keduanya pun memutuskan tidur untuk mengistirahatkan pikiran mereka yang terus memikirkan seseorang yang merupakan pacar dari sulung kim itu.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang