59

694 81 4
                                    

Pagi-pagi sekali, jennie, rose dan lisa sudah berada di depan ruang ICU.

Jennie memasuki ruang ICU terlebih dahulu untuk mengecek kondisi sang kakak. Ia tidak membiarkan dokter lain mengambil alih, meskipun kondisinya tidak bisa dikatakan baik karena asupan makanannya tidak tercukupi.

Sementara rose dan lisa menunggu di bangku dengan pikiran masing-masing.

"Apa kita bisa masuk bersama eonni?" tanya lisa memecah keheningan.
"Aniyo, kita hanya bisa bergantian".

"Kenapa begitu? Aku ingin masuk bersamamu".
"Ini sudah menjadi peraturan lisa ya. Ini juga untuk kebaikan jisoo eonni".

"Please eonni".
"Meskipun aku mengizinkan, jennie eonni akan melarangnya".

Lisa terdiam mendengar penuturan rose. Tidak ada lagi pembicaraan antara keduanya hingga sosok jennie keluar kembali.

"Masuklah" ia hanya mengucapkan satu kata sebelum duduk di bangku.
"Aku bisa masuk bersama lisa eonni?" rose tetap bertanya meski sudah tahu jawabannya.

"Menurutmu chaeng?" suasana hati jennie benar-benar buruk.
"Mianhae eonni" rose menatap ke arah lisa.

Lisa pun mengangguk dan tersenyum tipis, setidaknya ini untuk kebaikan jisoo.

Rose pun melangkah masuk ke dalam ruang ICU.

Lagi-lagi tidak ada pembiaran antara jennie dan lisa. Keduanya sama-sama kalut akan pikiran masing-masing.

"Lisa ya" tiba-tiba suara seseorang memecah keheningan.
"Jungkook?" lisa menatap heran ke arah sang kekasih yang berjalan ke arahnya bersama eunwoo.

"Mianhae karena aku datang tiba-tiba tanpa mengabarimu" ucapnya saat sudah duduk di samping lisa.
"Hmm, ada apa?".

"Eunwoo yang memintaku untuk menemaninya ke sini".
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia bisa terluka?" eunwoo memang belum tahu akan kejadian sebenarnya, ia hanya mendengar bahwa jisoo terluka dari taehyung dan detik itu juga ia meminta jungkook menemaninya terbang ke korea.

"Ceritanya panjang" jennie tidak dalam mood yang bagus untuk bercerita.
"Hmm arraseo, aku akan menunggu". untungnya eunwoo mengerti akan posisinya dan tidak memaksa.

Tidak ada lagi yang membuka suara hingga sepuluh menit kemudian, sosok rose keluar dari ruang ICU.

"Lisa ya, masuklah" sosok rose keluar dan meminta sang adik masuk.
"Ahh, aku ke dalam dulu ya" pamitnya kepada sang kekasih dan eunwoo.

"Ne".

Selang beberapa saat, sosok sehun tampak berjalan mendekat.

"Rose ya, apa yang terjadi dengan jisoo?" sehun berjongkok tepat di depan sang kekasih.

Bangku itu terdiri dari 5 tempat duduk yang sebaris. Jennie duduk di paling kanan, di susul rose kemudian satu kursi kosong, di sebelahnya jungkook lalu eunwoo.

"Duduk di bangku oppa" ucap jennie ketika melihat sosok sehun berjongkok di lantai.
"Ahh ne" sehun pun berdiri dan segera duduk di kursi kosong tepat di samping rose dan jungkook.

"Jung haein" ucap rose.
"Brengsek" sehun tentunya paham akan ucapan sang kekasih.

"Dimana dia? Aku akan memberikannya pelajaran".
"Gwenchana, appa sudah menanganinya".

"Hmm, tapi aku perlu menghajarnya rose ya".
"Arraseo, akan ku tanyakan kepada appa".

Sehun menggangguk mengerti.

"Apa aku bisa melihat kondisi jisoo?" tanyanya kepada rose.
"Eonni?" rose tidak berani mengiyakan pasalnya jennie lah yang memutuskan.

"Mianhae oppa, tapi untuk sementara tidak" jawab jennie.
"Arraseo, aku mengerti" sehun paham betul jika kondisi jisoo sangat rentan dan tidak bisa di kunjungi secara bebas.

°°°

Sudah tiga hari berlalu, tapi sosok jisoo belum juga sadar. Eunwoo memutuskan untuk membeli apartemen di Korea, pasalnya ia sudah bertekad untuk tidak kembali ke Paris sebelum sosok pujaan hatinya itu bangun.

Jungkook juga ikut menetap di Korea untuk sementara waktu. Ia memutuskan untuk mendampingi lisa yang tidak dalam kondisi baik akibat terlalu memikirkan kondisi kakaknya.

"Hyung" panggil jungkook.
"Hmm" eunwoo masih fokus membaca beberapa laporan dari sekretarisnya di Paris.

Jungkook dan eunwoo memutuskan untuk tidak ke rumah sakit hari ini dikarenakan saran dari jennie. Mereka tentunya tidak ingin dua pria itu mengabaikan pekerjaannya karena terus berada di rumah sakit.

"Kau tidak berniat pulang eoh?".
"Tidak".

"Tapi untuk apa kau tinggal di sini, sementara karyawanmu tengah uring-uringan di sana".
"Itu urusan mereka" eunwoo menjawab santai.

"Yakk kau tidak punya hati sekali".
"Terserah".

"Lagian kau tidak ada hubungan apapun dengan jisoo nuna" celetuk jungkook.

Seketika eunwoo menghentikan aktivitas dan beralih menatap tajam ke arah jungkook.

"Wae? Aku mengucapkan fakta".
"Aku akan mengatakan perasaanku saat kondisinya sudah membaik".

"Jinja? Tapi bagaimana jika ia menolakmu?".
"Yak, sialan kau jungkook!" eunwoo memiting kepala jungkook.

"Sakit bodoh".
"Biarin".

Kedua sahabat itu terus saja berdebat satu sama lain di apartemen milik eunwoo yang berada tepat di samping apartemen jungkook.

"Ngomong-ngomong, siapa pria yang tempo hari berkunjung ke rumah sakit?".
"Kapan?".

"Saat kita mengunjungi jisoo di hari pertama kita tiba di korea".
"Oo itu sehun hyung".

"Siapa?".
"Aku kan sudah menjawabnya, namanya kim sehun".

"Maksudku, ada hubungan apa dia dengan jisoo? Kulihat dia sangat khawatir kemarin".
"Dia sahabat jisoo nuna sedari kecil" tentunya jungkook sudah tahu akan keluarga kim karena cerita dari lisa.

"Hanya sahabat?".
"Ne".

"Dia tidak menyukai jisoo kan?".
"Tentu saja t~" tiba-tiba saja ide jail kembali terlintas dipikirannya.

"Tentu apa?"
"Tentu saja dia menyukainya. Siapa sih yang tidak jatuh hati kepada jisoo nuna".

"Jangan bercanda".
"Aku serius, dia menyukainya".

"Dan jisoo juga menyukainya?".
"Tentu saja".

"Shittt".

"Hahahahh" pecah sudah tawa jungkook melihat ekspresi wajah masam eunwoo.

"Kenapa tertawa? Ini tidak lucu"
"Aku hanya bercanda".

"Katakan dengan benar jeon jungkook".
"Arraseo arraseo".

"Sehun hyung itu sahabat dari jisoo nuna. Aku mengatakan mereka saling menyukai karena keduanya bersahabat sedari kecil hingga sekarang jadi tidak mungkin jika mereka saling membenci".
"Tapi bisa saja dia memang menyukai jisoo. Tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan tanpa rasa suka".

"No, kau salah besar. Nyatanya sehun hyung adalah pacar dari rose nuna".
"Jinja? Kau tidak membohongiku kan?

"Ne, aku bersumpah".
"Syukurlah".

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang