37

785 66 1
                                    

Setelah kepergian jisoo, wanita paruh baya itu kembali ke meja kasir.

"Halmonie, kau belum membuatkan hot pot untukku" pria muda tadi menghampiri sang nenek.
"Aisss, aku kan sudah bilang tadi. Pulanglah, appamu pasti mencari dirimu".

"Ayolah halmonie, kau kan tau sendiri kalau appa selalu sibuk. Ia tidak punya waktu untuk itu".
"Ya! Cha eunwoo!" nada suaranya meninggi.

"Ahh arraseo arraseo, aku pamit eoh? Jangan terlalu memaksakan diri, aku bisa membiayai semua kebutuhan halmonie kapanpun".
"Ne, gomawo. Ingat langsung pulang, jangan mampir ke tempat yang tidak jelas".

"Tentu saja, lagian kemana lagi aku akan pergi".
"Apa kau pikir halmonie tidak tau kalau kau sering ikut balapan liar".

"Mwo? Siapa yang mengatakan omong kosong seperti itu kepada halmonie?".
"Jungkook".

"Aiss dasar teman sialan".

Joo cheon-sook terkekeh melihat raut wajah masam milik cucunya itu.

Eunwoo pun segera berpamitan dan meninggalkan kedai sang nenek.

*Joo cheon-sook adalah nenek eunwoo dari pihak ayah (cha seung-won). Meskipun Cha Seung-won yang notabenenya adalah anak tunggal darinya memiliki harta yang melimpah, ia memilih untuk mengelola kedai hot pot untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus sebagai hobi karena ia sangat suka memasak. Dulunya ia adalah warga korea selatan dan karena itu dirinya pandai berbahasa korea. Tapi sejak menikahi almarhum suaminya yang notabenya orang paris mereka pindah ke kota itu. Disana mereka di karuniai seorang putra dan mengajarkannya dua bahasa, yaitu inggris dan korea. Begitupun dengan cucunya (eunwoo), ia menguasai tiga bahasa yaitu inggris, perancis, dan korea.*

°°°

Eunwoo yang baru saja menaiki mobil sport bugatti la voiture noire miliknya segera menancapkan gas dan mobil itu langsung melaju kencang meninggalkan parkiran kedai hot pot milik sang nenek.

Ia memutuskan untuk berkeliling kota paris malam ini untuk menghilangkan rasa bosan karena kebetulan jadwal balapnya kosong.

Sementara itu, jisoo tengah duduk di kursi taman menikmati segelas kopi hangat yang dibelinya di salah satu supermarket yang tidak jauh dari lokasi kedai tadi. Setelah keluar dari kedai hot pot itu, jisoo belum berniat kembali ke hotel dan memutuskan untuk tetap melangkah menjauhinya hingga tibalah ia di sebuah taman yang cukup sepi karena sudah lumayan larut.

Sedang asik bersantai seorang diri, tiba-tiba satu sosok berdiri tepat di sampingnya.

"Jisoo ya" panggil seorang pria yang sangat ia kenali.
"Mwo?" jisoo seketika berdiri dari duduknya setelah melihat pria di sampingnya itu.

"Kenapa kau terus menghindar dariku? Apa aku melakukan kesalahan kepadamu?" tanya jung haein lembut.
"Kenapa masih bertanya kalau sudah tau" jisoo terkekeh kecil dan tidak lama ekspresinya berubah dingin.

"Mianhaeyo, aku tidak bermaksud menyakitimu".
"Kau ingat apa kesalahanmu?".

"Hmm, malam itu aku pasti melakukan sesuatu saat mabuk. Pelayan disana memberitahu kalau kau datang menemuiku saat itu".
"Aisss, jadi kau masih belum mengakuinya?".

"Maksudnya?".
"Aku tahu kalau kau seorang mafia dan aku juga tau kaulah penyebab kecelakaan adikku sekiya!" teriak jisoo.

"Hahaha jadi kau sudah mengetahui semuanya? pantas saja kau terus mengabaikan diriku" haein tertawa.
"Mwo? Kau memang pria brengsek, jangan pernah muncul lagi di hadapanku" jisoo segera melangkah menjauh.

"Aku tidak akan melepaskanmu kim jisoo" haein mencekal tangan jisoo dan menariknya ke arah mobil.

"Lepaskan sekiya!" jisoo memberontak.

Haein tidak menghiraukan, ia menarik kasar tangan jisoo kearah mobilnya. Sepersekian detik sebelum tubuh jisoo dibawa masuk ke dalam mobil, tiba-tiba muncul seorang pria yang menendang telak tubuh haein hingga jatuh.

"Brengsek" haein bangkit dan murka melihat sosok jisoo berdiri di belakang seorang pria.
"Kau lebih brengsek, bisa-bisanya memaksa seorang wanita" eunwoo berkata santai.

Bukk

Tidak menunggu lama, haein mendekat dan melayangkan satu pukulan telak ke wajah eunwoo.

Bukk

Eunwoo membalas dan terjadilah aksi saling pukul antara keduanya.

Haein memang seorang mafia yang dikenal jago berkelahi, tapi kemampuan eunwoo lebih unggul darinya.

"Ayo" eunwoo menarik pelan tangan jisoo menjauh dari haein yang sudah terkapar tak berdaya.

*Eunwoo tadinya sedang bersantai di dekat taman dengan camilan dan minuman dingin miliknya. Ia tengah menikmati jajanan itu di dalam mobil, hingga ia menangkap sosok wanita yang dilihatnya tadi di kedai sang nenek. Ia melihat jisoo tengah kesulitan dan tidak menunggu lama ia segera menghampirinya.
*

"Gomawo atas bantuannya" ucap jisoo lembut.
"Ne, biar kuantar pulang".

"Gwenchana, aku bisa pulang sendiri tuan".
"Tuan?" eunwoo terkekeh.

"Namaku cha eunwoo, biasa dipanggil eunwoo" lanjutnya sambil mengulurkan tangan.
"Kim jisoo, biasa dipanggil jisoo" balas jisoo sambil menjabat tangan milik eunwoo dengan singkat.

"Kalau begitu aku pamit, sekali lagi terimakasih untuk tadi".
"Ne, tapi apa kau yakin ingin pulang sendiri? Bagaimana kalau pria tadi mengikutimu eoh?".

"Ne?" Ekspresi wajah jisoo berubah takut.
"Ikutlah denganku" eunwoo lagi-lagi menarik lembut tangan jisoo.

Jisoo enggan berkomentar lagi, ia hanya pasrah karena tidak ingin kejadian tadi terulang.

Di dalam mobil sport itu, eunwoo tampak fokus menyetir dan jisoo menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

"Gwenchana, kau sudah aman sekarang" eunwoo bersuara karena menyadari bahwa wanita di samping itu tengah khawatir.
"Ne, gomawo" balas jisoo singkat.

"Dimana alamatmu?" eunwoo menyadari bahwa dia belum memasukkan lokasi di maps mobilnya.
"Hotel Del luna".

"Kau bukan warga negara ini?".
"Ne, aku warga korea selatan. Aku kesini untuk urusan bisnis" jelas jisoo.

"Ahh arraseo. Ngomong-ngomong aku juga punya teman di korea, dia bilang dirinya cukup populer disana".
"Siapa namanya?" rasa khawatir yang sedari tadi menghantuinya hilang dan berganti dengan rasa penasaran karena cerita eunwoo.

"Kim taehyung, kami satu sekolah saat SD".
"Kim taehyung yang aktor?.

"Maja, woah ternyata dia memang populer. Kukira filmnya tidak banyak diminati".
"Mana mungkin, dia adalah salah satu aktor termahal sekarang".

"Jinja?".
"Iyya aku tidak bohong".

Keduanya terus mengobrol, entah mengapa eunwoo yang memiliki sifat dingin seketika cerewet saat dengan jisoo. Niatnya tadi hanya untuk menghilangkan rasa khawatir jisoo tetapi justru berlanjut menjadi percakapan yang seru.

"Kita sudah sampai" eunwoo menghentikan percakapannya dengan jisoo.
"Ahh ne, gomawo eunwoo ya" jisoo keluar dari mobil dan melambaikan tangannya sambil tersenyum.

"Aku duluan" ucap eunwoo membalas lambaian tangan jisoo.

Jisoo memutuskan untuk segera masuk ke dalam hotel setelah mobil eunwoo pergi.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang