25

823 73 1
                                    

Akhirnya hari yang sangat ditunggu jennie tiba. Hari ini ia akan kembali ke mansion Kim.

"Pastikan kalian tidak melupakan barang masing-masing" kim hyun bin mengingatkan sebelum mereka beranjak dari rumah sakit.
"Ne appa" keempat putrinya menjawab kompak.

Setelah memasukkan semua barang ke dalam mobil, keluarga kim pun bergegas menuju mansion.

"Eomma aku izin ke kantor sebentar" jisoo menghampiri ibunya yang sedang sibuk di dapur.
"Eoh? Kukira kau baru akan masuk besok nak".

"Ne eomma, tapi tiba-tiba sehun menelponku dan mengatakan aku harus menandatangani kontrak".
"Arraseo, tapi ingat jangan lama. Eomma tidak bertanggung jawab jika adikmu marah yaa".

"Nee eomma, aku pamit" jisoo mencium pipi ibunya dan segera melangkah keluar mansion.

°°°

Jennie, rose dan lisa sedang berbincang hangat di ruang keluarga.

"Ngomong-ngomong dimana jisoo eonni?" lisa menyadari kakak sulungnya itu tidak kelihatan sejak keluar dari kamar jennie pagi tadi dan sekarang sudah siang.

"Mungkin dia sedang istirahat dikamarnya" celetuk rose.
"Aniyo, sejak kapan jisoo eonni suka istirahat chaeng ah?" jawab jennie.

"Eh benar juga" rose kembali memikirkan keberadaan jisoo.
"Anak-anak, waktunya makan siang" panggil sang ibu yang sudah siap dengan berbagai masakan spesialnya.

"Ne eomma" ketiganya langsung beranjak dari sofa dan melangkah menuju meja makan.

"Eoh? ternyata appa kalah cepat kali ini yaa" kim hyu bin baru keluar dari ruang kerjanya dan langsung menggoda ketiga putrinya.
"Tentu saja appa, kami tidak sabar mencicipi masakan eomma" ucap rose dengan penuh semangat.

"Ais Ais lihatlah tingkahnya appa, dia seperti bocah usia belasan tahun. Aku jadi ragu kalau dia memang seorang dokter" lisa mulai mencari gara-gara.
"Aiss dasar adik durhaka!" rose berucap kesal.

"Maja, appa jadi memikirkan hal itu lisa ya" kim hyun bin menimpali candaan putri bungsunya itu.
"Appa!" rose menatap tak percaya kearah ayahnya.

"Lihatlah chaeng, appa saja setuju denganku" lisa tertawa terbahak-bahak.
"Hentikan kim lisa! appa juga tidak usah menimpali candaan lisa" jennie berucap kesal.

Raut wajah rose yang semula menekuk kini berubah cerah seketika karena mendapat pembelaan dari sang kakak.

"Sudahlah, sekarang kita makan" seo ye jin memutuskan untuk melerai mereka.

Setelah ucapan nyonya kim, seluruh anggota keluarga lainnya segera menyantap makanan di depan mereka.

"Ehh? jisoo dimana?" kim hyu bin baru menyadari putri sulungnya tidak ada di kursinya.
"Ntahlah appa, kami juga tidak melihatnya dari tadi" jawab jennie.

"Yeobo?" kim hyu bin beralih menatap kearah sang istri meminta jawaban.
"Dia ke kantor sebentar" jawab seo ye jin seadanya.

"Mwo? bagaimana bisa jisoo eonni ke kantor sementara kita sudah sepakat untuk menemani jennie eonni seharian ini" ucap rose kesal.
"Eonnimu hanya izin sebentar chaengi, dia sebenarnya juga tidak ingin pergi" seo ye jin berusaha untuk memberikan penjelasan.

"Tapi eomma~" ucapan rose terhenti saat ayahnya bersuara.
"Aigoo aku baru ingat, dia penandatanganan kontrak hari ini" ucap kim hyu bin.

"Kontrak?" tanya jennie penasaran.
"Ne, perusahannya akan bekerjasama dengan salah satu perusahaan di paris".

"Jinja appa??" lisa tampak bersemangat.
"Nee, aku pastikan eonnimu akan sibuk akhir-akhir ini" goda kim hyu bin.

"Appa!" ketiga putrinya tampak kesal, termasuk lisa yang awalnya kelihatan senang.
"Ani ani, appa hanya bercanda sayang" kim hyu bin segera membenarkan ucapannya setelah mendapat pukulan dari sang istri.

"Wae?? suara kalian terdengar sampai keluar mansion" jisoo tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka.

Semua orang menatap kearahnya dan ia segera duduk di salah satu kursi.
Tidak ada satupun adiknya yang menjawab, alhasil ia memutuskan untuk bertanya kepada sang ibu.

"Eomma, wae?" tatap jisoo dengan serius.
"Bukan hal serius, kau tahu appamu sangat jail. Mereka marah karena itu tadi.

"Aigoo, kukira mereka marah kepadaku" jisoo menghembuskan nafas lega, ia kira ketiga adiknya marah karena melanggar kesepakatan kecil mereka.

"Kami memang marah kepadamu eonni!" lagi-lagi ketiganya berucap secara bersamaan.
"Mwo?" jisoo menatap mata mereka satu persatu dan mereka tampak bersungguh - sungguh dengan ucapannya.

"Sudahlah nak, appa bilang cuma bercanda tadi".
"Aniyo appa, bisa jadi ucapanmu itu menjadi kenyataan nantinya" ucap jennie ketus.

"Ada apa sebenarnya eoh? aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan?" jisoo meminta penjelasan.
"Apa benar kau bekerjasama dengan perusahaan luar negeri eonni?" rose bertanya serius.

"Ne, baru saja kami menandatangani kontrak kerjasama".
"Kalau begitu, apa kau tidak akan meluangkan waktu lagi untuk kami eonni?" tanya lisa.

"Aniyo, siapa bilang eoh? itu sama sekali tidak ada hubungannya lisa ya. Eonni kan sudah bilang kalian tetap prioritas utama" jisoo berucap mantap.

"Syukurlah, aku kira eonni akan melupakan kami karena sibuk dengan pekerjaan" lisa bernapas lega dan kembali membayangkan satu hal dipikirannya.

"Jadi karena ini kalian mengabaikanku tadi?" tanya jisoo.
"Ne, siapa suruh appa berucap yang tidak-tidak" jennie menjawab santai.

Jisoo otomatis berbalik meminta penjelasan dari ayahnya.

"Appa hanya bercanda tadi" kim hyu bin tampak tertekan dengan tatapan tajam milik putri sulungnya itu.
"Makanlah jisoo, kau tidak lihat wajah ayahmu sangat tertekan karena dirimu eoh?" goda seo ye jin.

Seketika meja makan dipenuhi dengan suara tawa.

"Mianhae appa" jisoo tersenyum manis.
"Arraseo, tapi appa mohon jangan sering-sering menatap seperti itu nak, appa yakin siapapun akan tertekan karenanya".

Lagi-lagi anggota keluarga lainnya tertawa.

Suasana meja makan terasa lebih hangat karena kehadiran sosok jisoo. Keluarga kim memanglah panutan, kebersamaan mereka akan terasa kurang jika salah satunya saja tidak hadir.

Setelah makan siang bersama, mereka melanjutkan untuk mengobrol santai di ruang keluarga sambil menonton film bersama.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang