61

495 56 0
                                    

Langit malam tampak indah, dihiasi bulan dan bintang yang bersinar terang.

"Sooyaa" panggil sang ibu.
"Ne eomma" jisoo yang tadinya sedang memejamkan mata memutuskan untuk membukanya.

"Makan dulu ya?" son ye jin menawarkan semangkuk bubur ayam untuk sang putri. Sudah sejak tadi dia menawarkan, tapi putri sulungnya itu selalu menolak.
"Aku tidak lapar eomma".

"Hanya sedikit, ya sayang?".
"Tapi eomma~".

"Ada apa eomma?" tiba-tiba saja sosok jennie muncul, diikuti oleh rose dan lisa di belakangnya.

Tadi ketiganya menemani jisoo, tapi sang ayah juga sang ibu menyuruh mereka untuk makan malam terlebih dahulu. Mereka menolak, tapi jisoo mengatakan bahwa dirinya tidak akan makan jika mereka tidak menurut dan mengabaikan kesehatan. Akhirnya ketiganya memutuskan ke cafetaria untuk mengisi perut.

Son ye jin tidak langsung menjawab, ia menatap ke arah putri sulungnya itu yang tampak salah tingkah.

"Eonnimu tidak lapar katanya" tiba-tiba saja kim hyu bin bersuara dengan niat mengerjai sang putri.
"Appa!" jisoo tentunya kesal dengan sang ayah, sementara son ye jin terkekeh kecil dibuatnya.

"Mwo? Jadi jisoo eonni belum memakannya?" nada suara jennie tampak kesal.
"Akan aku makan nanti" jawab jisoo sebagai bentuk pembelaan.

"Tadi kita kan sudah sepakat eonni. Kau bilang akan makan begitu kami bertiga pergi ke cafetaria" ucap rose.
"Benar, hanya saja aku masih kenyang chaeng ah".

"Tidak ada penolakan, makanlah sekarang!" perintah jennie.
"Kenapa kau mengaturku?" rupanya jisoo enggan menurut, suasananya menjadi cukup tegang.

Lisa tampaknya enggan ikut campur, ia memilih untuk duduk di sofa tepat di sebelah ayahnya.

"Karena aku adikmu, sekaligus dokter yang bertanggung jawab atas kondisimu!" emosi jennie jadi terpancing.
"Makan atau tidak, itu tergantung padaku. Kau tidak berhak memutuskannya!" entah setan apa yang sedang merasuki jisoo, ia bukanlah sosok yang gampang meledak seperti ini, apalagi terkait permasalahan sepele. Ia amat tahu jika jennie melakukan ini untuk kebaikannya juga, tapi moodnya saja yang tidak baik sehingga ia menjadi sensitif.

"Yakk kim jisoo!" pecah sudah kesabaran jennie, ia berteriak sangat keras hingga mengakibatkan semua orang yang ada di ruangan itu kaget karenanya.

Ruangan itu seketika senyap, tidak ada satupun yang membuka suara.

"Ini karena appa" lisa berucap sangat kecil dan menatap ke arah sang ayah.
"Kok appa? Appa tidak melakukan apapun sedari tadi" belanya.

"Terserah deh" lisa tampak berdiri dan mendekat ke brankar jisoo.
"Adehh, salah lagi" kim hyun bin memegang kepalanya sambil menghela nafas berat.

Kim hyu bin di kenal sebagai sosok yang berkharisma, tegas, dan terkesan dingin. Tapi itu semua tidak berlaku jika dihadapan keluarganya, apalagi keempat putrinya.

"Eomma, biar lisa".
"Arraseo" son ye jin menyerahkan mangkuk itu ke tangan lisa, lalu melangkah ke arah sang suami.

"Kata lisa, ini karenaku yeobo" adunya kepada sang istri.
"Lisa hanya bercanda, lagian kau tahu sendiri bagaimana mereka. Suasana ini hanya sebentar, mereka akan baikan dengan sendirinya. Lagian aku juga merindukan saat seperti ini, mereka sudah jarang bertengkar karena terlalu sibuk bekerja beberapa bulan terakhir.

"Kau benar, rasanya aku merindukan saat mereka masih kecil dan saling beradu satu sama lain. Kenapa waktu amat cepat berlalu, sekarang mereka sudah tumbuh dewasa".
"Kau benar yeobo" son ye jin tersenyum melihat keempat putrinya itu.

"Jisooni, biar aku yang suapi eoh?" lisa menatap jisoo dengan tatapan khasnya dan pastinya hal ini sangat ampuh.

Jisoo tampak diam, sebelum akhirnya mengangguk. Ia tidak akan mampu menolak permintaan adik bungsunya itu.

"Begitu dong dari tadi, apa susahnya sih" celetuk jennie.
"Eonni, sudah" ucap rose.

Tidak ada lagi pembicaraan hingga jisoo menyelesaikan makannya"

"Jisoo eonni hanya ingin disuapi olehku" candanya.
"Benarkah eonni?" rose menanggapi candaan sang adik.

"Bukan begitu, hanya saja~".
"Jujur saja eonni, kau lebih menyayangi lisa kan?" jennie tampaknya tidak mengambil hati perdebatan tadi, ia ikut menimpali candaan kedua adiknya".

"Aniyo, aku menyayangi kalian bertiga sama rata".
"Bohong, buktinya kau tidak pernah menolak keinginan lisa".

"Itu tidak benar chaeng, aku sering menolak permintaanmu kan lisa ya?" ia menatap lisa berharap pembelaan.
"Hmm~" lisa pura-pura berpikir.

"Yak yak!".
"Lihatlah, dia saja sulit mengingat kapan kau menolaknya eonni" ucap jennie.

"Kalian mengerjaiku ya?" jisoo seakan sadar jika ketiga adiknya itu tengah menjahilinya.

"Hahahaha" pecah sudah tawa ketiganya.

Ketiganya tentu amat tahu bahwa rasa sayang sang kakak sama rata untuknya. Salah satu buktinya adalah saat dimana jisoo rela mengorbankan dirinya untuk melindungi jennie dari tembakan hingga mengakibatkan ia harus di rawat sekarang.

"Aigoo mereka benar-benar seperti bayi" ucap kim hyu bin.
"Itu sih menurutmu, kau lupa jika mereka sudah memiliki kekasih eoh?".

"Ayolah, jangan membuat suasana hatiku memburuk yeobo".
"Aku hanya mengingatkan jika keempat putrimu yang masih kau anggap bayi itu sudah dewasa bahkan dua termuda sudah mempunyai kekasih. Mungkin dalam beberapa tahun ke depan putrimu akan menikah yeobo" son ye jin amat suka menjahili sang suami terkait dengan keempat putrinya.

"Yeobo!" kim hyu bin tampak kesal mendengar penuturan dari sang istri.

Ia memang tidak melarang putrinya untuk menjalin hubungan, tapi dirinya belum terpikirkan saat di mana keempatnya menikah dengan seorang pria dan menggantikan posisinya kelak.

Son ye jin terkekeh melihat wajah cemberut dari suaminya. Entah apa respon publik jika melihat sosok kim hyun bin yang sangat berkharisma ternyata memiliki sisi lain dan tentunya hanya bisa di lihat oleh anggota keluarganya.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang