22

746 68 2
                                    

Ini adalah hari kelima sejak jennie dipindahkan ke ruang inap. Kedua orang tua dan ketiga saudaranya tetap setia menunggu jennie di ruangan itu.

Kim hyu bin dan istrinya tengah duduk di sofa panjang, sementara jisoo duduk di kursi sudut ruangan.

Rose dan lisa duduk di dekat ranjang jennie.

Mereka terus menatap kearah jennie, berharap kedua mata itu segera terbuka dan menampilkan pancaran yang indah.

Tiba-tiba jari tangan jennie bergerak, seluruh anggota keluarganya menyaksikan hal itu.

Mereka segera mendekat ke sisi jennie.

"Jennie ya, bangunlah nak. Eomma merindukanmu" bisik son ye jin tepat di telinga putrinya.

Tidak lama kemudian, kelopak mata itu bergerak perlahan sampai terbuka sempurna.

Semua orang amat bahagia sampai menitihkan air mata karena terharu.

"Akkhh~" jennie merasakan sakit dibagian kepalanya.

"Eonni? Apa kepalamu terasa sakit?" rose menatap serius kearah jennie.

"Hm" jennie hanya mampu berdehem karena rasa sakitnya semakin menjadi.

"Lakukan sesuatu rose ya" ucap jisoo.

Rose segera berlari keluar untuk mengambil beberapa alat serta obat.

Son ye jin lagi-lagi menangis melihat putrinya kesakitan, ia tidak tau harus berbuat apa. Kim hyu bin berusaha menenangkannya.

Sementara itu, lisa sibuk mengusap kepala jennie yang terasa sakit dan jisoo terus memandanginya.

Tidak lama kemudian, rose kembali dengan beberapa obat. Ia mulai menyuntik obat itu ke infus jennie.
Alhasil, sakit itu mulai mereda seiring berjalannya waktu.

Semua orang bisa bernapas lega.

"Apa kepalamu masih terasa sakit nak?" tanya kim hyu bin.
"sudah mendingan appa" jawab jennie dengan suara rendah.

Son ye jin terus membelai rambut hitam milik jennie, lisa dan rose sesekali mengajak berbicara kakak keduanya itu.

Kim hyu bin keluar sebentar untuk membelikan makanan untuk jennie. Karena tiba-tiba gadis berpipi mandu itu merasa lapar, alhasil sang ayah memutuskan membelikannya makanan.

Obat yang diberikan rose begitu ampuh, baru hari pertama jennie sadar, ia sudah bisa kembali mengobrol santai dengan ibu dan kedua saudaranya itu.

Ditengah perbincangan yang hangat, jennie tiba-tiba melirik kearah jisoo yang ternyata tengah menatapnya sedari tadi.

Jisoo memutuskan duduk di sofa, ia masih merasa bersalah akan kejadian yang menimpa jennie.

Lisa dan rose menyadari bahwa jennie tengah menatap kakak pertamanya itu.

"Kau ingin bicara dengan jisoo eonni?" tanya rose.
"Aniyo" jennie segera mengalihkan pandangannya dari sang kakak.

"Tapi sedari tadi kau terus menatapnya eonni" sambung lisa.
"Lupakan saja" jennie mengira bahwa jisoo masih marah kepadanya.

Son ye jin mendengar perbincangan ketika anaknya sedari tadi. Ia tahu bahwa jennie sebenarnya ingin mendapatkan perhatian dari jisoo, tapi hubungan keduanya sedang tidak baik.

"Jisoo ya, kemarilah nak" son ye jin memanggil dengan lembut.

Jennie tekejut akan penuturan sang ibu. Sementara itu, rose dan lisa tersenyum mendengarnya.

Jisoo perlahan mendekat ke samping sang ibu. Yang berada di sebelah kiri ranjang, sementara lisa dan rose di sebelah kanan ranjang milik jennie.

"Sapalah adikmu, kelihatannya dia merindukanmu".

Jisoo menurutinya, ia perlahan melangkah semakin dekat ke sisi ranjang milik jennie.

"Bagaimana keadaanmu jennie ya?" tanya jisoo kikuk.
"Ehh baik" jennie bahkan tidak bisa berkata-kata, suasana ini begitu canggung untuknya. Ia tidak pernah membayangkan suasana seperti ini. Biasanya ia akan berbicara apapun kepada jisoo secara bebas, tapi kejadian kemarin membuat semuanya berubah.

Jisoo merasa bersalah akan perubahan sikap jennie kepadanya. Ia bahkan tidak mengatakan eonni di akhir kalimatnya. Itu semua karena dirinya sendiri.

"Mianhe jennie ya" jisoo berucap lirih dengan mata memerah menahan tangis.
"Eoh? jennie mengerutkan kening. Ia heran mengapa jisoo tiba-tiba meminta maaf kepadanya.

"Mianhe karena eonni tidak mempercayai perkataanmu saat itu" lanjut jisoo.

Jennie lagi-lagi heran dibuatnya.
Lisa akhirnya memutuskan membuka suara, ia ingin kedua kakaknya itu segera berbaikan.

Lisa mulai menjelaskan mulai dari kecurigaan jennie yang ternyata benar, hal itu dibuktikan oleh semua cerita yang ceritakan jungkook kepadanya. Hingga penyebab dari kecelakaan yang dialaminya.

Jisoo mendengar kembali fakta yang begitu menyakiti perasaan, air matanya perlahan mulai menetes.

"Eonni, gwenchana" rose berusaha menenangkan.

Rose memutuskan untuk memeluk tubuh jisoo, disusul oleh lisa.

Jennie mencerna perkataan lisa. Ia kemudian menatap kearah jisoo.
Jennie tahu bahwa hati kakaknya terluka akan fakta itu.

Perasaan jisoo tidak karuan, ia masih menyimpan perasaan kepada haein. Sementara itu, ia begitu merasa bersalah akan kejadian yang menimpa jennie. Ia juga merutuki dirinya yang dengan bodohnya membuat jarak antara dia dan adiknya. Semuanya bercampur menjadi satu.

Tapi satu hal yang pasti, ia akan merelakan perasaannya. Baginya, keselamatan ketiga adiknya adalah yang paling utama. Jisoo tidak bisa melanjutkan hubungan dengan haein yang jelas-jelas dengan tega ingin menyakiti jennie.

"Aku juga ingin bergabung dengan kalian" jennie mengerucutkan bibir seperti anak kecil.

Ketiga saudara dan ibunya terkekeh melihat tingkahnya itu.

Ketiga saudaranya memutuskan mendekat kearah jennie dan mereka saling berpelukan menyalurkan rasa sayang satu sama lain.

"Mianhe jennie ya" bisik jisoo tepat di telinga jennie.

Jennie mengangguk dengan secarik senyuman di wajahnya.

Son ye jin tersenyum melihat keempat putrinya begitupun dengan kim hyu bin yang baru saja tiba dengan berbagai makanan di tangannya.

"Aigoo, ternyata kau lebih merindukan ketiga saudaramu ketimbang appa eoh?" goda kim hyu bin.

"Aniyo, aku merindukan semua anggota keluarga kim" bela jennie dengan raut wajah cemberut.

Semua orang lagi-lagi terkekeh melihat tingkahnya.

"Kalian makanlah dulu, appamu juga membelikan makanan untuk kita" son ye jin menunjuk deretan makanan yang sudah berjejer di meja.

Jisoo, rose dan lisa segera melangkah ke arah sang ayah. Mereka memutuskan melahap makanan didepannya, sementara son ye jin sibuk menyuapi jennie.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang