55

670 83 1
                                    

Malam hari, anggota keluarga kim tengah berkumpul di ruang rawat lisa.

"Lisa ya, jebal jangan terus mengabaikan jisoo eonni. Kau tidak kasian melihatnya eoh?" bujuk rose yang memang tengah duduk di samping lisa, sementara keluarganya yang lain duduk di sofa sambil mengobrol.

"Tidak sama sekali".
"Jangan begitu, dia kakakmu!".

"Terus?".
"Yak!" rose benar-benar kehilangan kesabaran.

Sedari tadi jisoo terus mengajak lisa mengobrol, tapi bungsu kim itu sama sekali tidak menanggapi, seakan-akan ucapan jisoo hanya angin lalu. Jennie, rose, bahkan kedua orangtuanya sudah membujuk lisa tapi bungsu kim itu lagi-lagi tidak mendengarkan.

"Kenapa dengan kalian?" tanya jennie.
"Salahkan chaeng yang amat menyebalkan eonni".

"Mwo?" rose menatap tidak percaya.
"Sudah jangan terus berdebat" ucap jisoo.

"Kau sungguh menyebalkan kim chaeyoung" ucap lisa menyinggung.
"Lalisa!" bukan rose maupun jisoo, tapi jennie. Ia berdiri dari duduknya dan menatap lisa dengan tatapan tajam.

"Wae? kau ingin membelanya lagi eonni?" lisa berucap sambil tersenyum tipis.
"Hentikan omong kosongmu itu!".

"Omong kosong?".
"Kau menganggap chaeyoung menyebalkan?".

"Ne".
"Kau tidak sadar jika dirimu jauh lebih menyebalkan darinya?".

"Apa~".
"Kau terus mengedepankan egomu, kau bersikap kekanakan. Sedari tadi kau terus mengabaikan jisoo eonni karena apa? Karena dia tidak menemuimu selama dua hari, begitu?".

"Sudah jennie ya" potong jisoo.
"Hahh sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini, tapi tidak ada cara lain. Jisoo eonni tidak menemuimu dua hari belakangan bukan karena sibuk di kantor, ia berbohong. Sebenarnya ia tengah~".

"Hentikan kim jennie!" jisoo menatap tajam kearah jennie.
"Wae? kau ingin dia terus berpikiran buruk dan mengabaikan dirimu eonni?".

"Jangan membuatku bingung eonni, teruskan ucapanmu" ekspresi wajah lisa menyiratkan kebingungan.
"Jisoo eonni tidak sibuk di kantornya, ia tengah dirawat di rumah sakit ini juga".

"Mwo?".
"Malam di mana dirimu sadar, seseorang menikam jisoo eonni di bagian perutnya alhasil ia harus mendapatkan perawatan. Keesokan harinya ia juga harus mendapatkan jahitan untuk kedua kalinya karena lukanya kembali berdarah akibat kau memeluknya terlalu erat".

"Sudah cukup!" jisoo menarik jennie keluar dari ruangan lisa.

Air mata lisa mulai turun membasahi pipinya.

Hikss
Jennie eonni benar, aku memang egois
Aku sangat kekanakan

Lisa terus meracau tidak jelas.

"Hajima nak, eonnimu tidak serius mengatakannya. Ia hanya emosi sesaat lisa ya" son ye jin menghampiri anak bungsunya itu lalu memeluknya erat sambil mengusap lembut kepalanya.

"Aniyo, jennie eonni benar tadi" lisa terus menangis dipelukan ibunya.
"Sudah jangan menangis, tidak baik untuk kesembuhanmu" rose tidak tega melihat adiknya menangis.

Sementara itu, jisoo dan jennie kini berada di lorong rumah sakit yang tidak jauh dari ruangan lisa.

"Apa yang kau lakukan? kau ingin memperburuk kondisinya?".
"Aniyo, tapi aku kesal melihatnya terus mengabaikan dirimu eonni".

"Tapi bukan dengan cara seperti ini jennie ya".
"Mianhae, aku terbawa emosi".

"Hmm arraseo, kita kembali keruangan lisa".
"Ne" keduanya kembali melangkah menuju ruang rawat lisa.

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang