67

501 86 1
                                    

Tepat sebulan sejak kembalinya jisoo ke perusahaan. Ia semakin sibuk dan larut dalam dunia kerjanya.

"Jisoo ya" sehun memasuki ruangan jisoo dan mendapati sahabat sekaligus atasannya itu sedang fokus membaca sebuah dokumen.
"Ne" jisoo menjawab sambil tetap fokus membaca.

"Ini makan siangmu, makanlah dulu".
"Dari siapa?".

"Rose, dia yang menyuruhku".
"Ahh gomawo, nanti aku makan".

"Dia menghubungimu tadi. Kenapa tidak mengangkatnya?".
"Aku tidak mendengarnya" begitulah jisoo ketika sudah larut dengan pekerjaannya.

"Makan siang dulu, kau bisa melanjutkan bacaanmu nanti".
"Nanggung".

"Kalau begitu aku akan beritahu rose jika kau menolak makan siang".
"Yak!" jisoo yang tadinya masih fokus membaca, kini menatap tajam ke arah sehun.

"Makanlah, eoh?".
"Arraseo" jisoo akhirnya menutup dokumen itu dan melangkah ke arah sofa untuk memakan makanan yang diberikan oleh sehun atas perintah dari rose.

°°°

Sementara itu, di rumah sakit tampak dua orang yeoja sedang duduk di sofa dengan beberapa makanan di depannya.

"Jennie eonni masih lama chaeng?" tanyanya.
"Ani, sekitar lima menit lagi" jawabnya.

"Pekerjaan kalian berdua sangat melelahkan ya?" celetuknya.
"Ucapanmu ada benarnya, pekerjaan ini memang melelahkan. Tapi kau tahu, ada perasaan bahagia setelah berhasil menyembuhkan mereka lisa ya".

"Ya aku tahu, kau pasti merasa seperti seorang penyelamat kan?".
"Maja, profesi ku dan jennie eonni ini sangat mulia. Tidak seperti kau yang hanya mendesain saja" rose mulai menjahili lisa.

"Yak! apa katamu eoh? asal kau tahu hampir semua bangunan mewah di negara ini adalah hasil dari rancanganku. Tidak ada yang bisa menandingiku".
"Iyya dehh si paling arsitek nomor 1".

"Memang benar kok".
"Kalian sudah dari tadi?" asik berdebat, tiba-tiba sosok jennie muncul.

"Baru saja eonni" rose menjawab.
"Kajja eonni, aku sudah lapar" ucap lisa.

"Aiisss" desis rose.
"Arraseo" jennie tersenyum dan segera bergabung dengan mereka.

Ketiganya segera melakukan makan siang bersama di ruangan milik jennie.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau jadi sering ke rumah sakit untuk makan siang lisa ya?" tanya jennie.
"Eonni tahu aku tidak suka makan sendiri".

"Kenapa tidak ke kantor jisoo eonni saja? lagian jaraknya lebih dekat daripada rumah sakit".
"Dia itu super sibuk. Dia selalu saja beralasan ketika aku mengajaknya makan siang" jawab lisa.

"Tidak usah memberitahunya, kau tinggal datang saja ke kantornya" ucap rose.
"Ya aku pernah melakukannya. Saat tiba di ruangannya, aku baru menghubunginya dan ternyata dia sedang melakukan rapat dengan rekannya di luar".

"Astaga, sebegitu sibuknya dia?" tanya jennie. Jadwalnya akhir-akhir ini sangat padat, sehingga tidak sempat mencari tahu kegiatan sang kakak".
"Maja eonni. Aku tadi menghubunginya dan dia tidak mengangkatnya" jelas rose.

"Eonni harus memberitahunya agar dia tidak terlalu memaksakan diri" ucap lisa.
"Arraseo".

Ketiganya pun kembali mengobrol santai sambil menghabiskan makanan mereka.

°°°

Malam hari, semua anggota keluarga kim sudah duduk rapi di meja makan, kecuali satu orang yang belum juga terlihat sejak berangkat pagi buta tadi.

"Kemana jisoo eonni? dia melewatkan sarapan dan sekarang makan malam juga?" tanya lisa.
"Dia menghubungi appa tadi. Eonnimu harus berangkat ke paris karena ada urusan mendesak" jelas sang ayah.

"Mwo? dia berangkat tanpa membawa pakaian?" rose bertanya. Pasalnya sang kakak berangkat sangat pagi dan tidak sempat ikut sarapan, sekarang tiba-tiba ke paris tanpa persiapan apapun.
"Ne, dia akan membeli pakaian di sana".

"Aisss jisoo eonni benar-benar" kesal lisa.
"Kakakmu memang banyak kerjaan akhir-akhir ini, jadi kalian harap mengerti ya?".

"Ani, kami tidak bisa dan tidak akan pernah mengerti appa" ucap jennie.

Kim hyu bin hanya menghela nafas berat dan tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Makanlah dulu, nanti kita bicarakan hal ini" ucap son ye jin.
"Ne eomma".

Mereka pun memulai kegiatan makan malam dengan pikiran masing-masing.

Lima belas menit berlalu dan makan malam sudah selesai dilakukan. Kini ketiga putri kim tengah duduk di dekat kolam renang untuk bersantai sambil memandangi langit malam yang indah, dihiasi bulan dan bintang.

"Eonni" panggil rose.
"Ne".

"Tidakkah jisoo eonni bekerja terlalu keras sebulan ini?".
"Benar, aku harus memberitahunya. Tapi kita harus menunggu hingga besok karena dia masih diperjalanan".

"Pokoknya eonni harus memarahinya ya" ucap lisa.
"Akan kulakukan tanpa kau minta lisa ya".

"Bagus eonni. Ngomong-ngomong, bagaimana hubungan eonni dengan taehyung oppa eoh?".
"Ne?" jennie terbatuk-batuk mendengarnya.

"Ahh aku baru mengingatnya. Taehyung oppa menyukai eonni dari lama dan kurasa dia pria yang pas untukmu eonni" timpal rose.
"Kenapa jadi membicarakan diriku?".

"Ya supaya eonni tidak jomblo lagi" lisa menjawab.
"Aku tidak terlalu memikirkan itu. Lebih baik kalian menanyakan hubungan jisoo eonni daripada diriku".

"Kami akan menanyakannya juga pada jisoo eonni. Tapi eonni juga mesti punya pasangan" ucap rose.
"Kenapa jadi mengaturku?".

"Ya eonni harus menikah duluan sebelum kami. Masa kami sudah punya calon, sementara kalian berdua belum sih".
"Memangnya kau ingin menikah?".

"Ya tentu mau eonni".
"Menikahlah, aku tidak mempermasalahkannya".

"Astaga eonni, apa kata orang jika kami mendahului kakak kami sendiri eoh?" rose menatap kesal.
"Jangan pedulikan pendapat orang. Lagian aku tidak mempermasalahkannya dan pastinya jisoo eonni juga tidak".

"Ya tapi kami yang mempermasalahkannya. Jisoo eonni harus menikah lebih dulu setelah itu kau dan baru kami berdua" jelas lisa.
"Terserah kalian. Lagian kenapa tiba-tiba membicarakan pernikahan seingatku kalian tidak ingin menikah muda".

"Benar, kami hanya ingin kalian punya pasangan".
"Terserah kalian lah".

Ketiganya pun terus mengobrol hingga larut malam dan memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang