1

4.1K 182 0
                                    

Matahari terbit, semua anggota keluarga kim sibuk di kamar mereka masing-masing.

Jisoo dan lisa dengan jas kantornya, sementara jennie dan rose dengan jas dokternya. Mereka melangkah menuruni anak tangga dan bergabung dengan kedua orangtuanya yang tengah duduk di meja makan.

Kim hyu bin selalu terharu kala menyaksikan keempat anaknya turun dengan penampilan yang begitu menakjubkan.

"Waeyo, appa menangis ? tanya lisa yang melihat setetes air mata turun dari pelupuk mata ayahnya.

Ibu dan ketiga kakaknya segera beralih menatap kim hyu bin kala mendengar ucapan lisa.

"Apa eomma dan appa bertengkar?" rose bertanya polos kearah ibunya.
"Ya kim chaeyoung!" jisoo dan jennie berseru secara bersamaan.

Jisoo dan jennie sangat heran dengan jalan pikiran adik blondenya itu. Bagaimana bisa ia menanyakan hal itu. Selama kurang lebih 25 tahun tinggal bersama, mereka tidak pernah menyaksikan bahkan mendengar kedua orangtuanya bertengkar. Sampai-sampai mereka merasa heran,  menurut mereka dalam suatu hubungan pasti ada kalanya kita berselisih paham tapi keduanya tidak pernah melakukan hal itu.

"Aniyo, kami tidak bertengkar" son ye jin juga kaget dengan pertanyaan anak ketiganya itu.

Mendengar suara kedua kakak dan ibunya membuat rose sadar akan ucapannya, ia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sementara itu lisa dan ayahnya terkekeh menyaksikan tingkahnya.
"Setiap pagi appa kagum melihat kalian dengan pakaian seperti itu. Rasanya waktu berjalan sangat cepat dan keempat putri appa tumbuh menjadi sosok yang sangat hebat" ucap kim hyu bin.

Ke empat putri kim itu tersenyum dan melangkah ke arah kim hyu bin lalu memeluk tubuh kekar sang ayah.
Ibunya memperhatikan mereka dan tersenyum bangga dengan kedekatan ayah dan keempat putrinya itu.

°°°

Jisoo sedang berada di ruangannya dengan beberapa berkas di mejanya. Ia menutup laptop kala mendengar ponselnya berbunyi.

"Eonni, aku merindukanmu bisakah kita makan siang bersama?" suara lisa terdengar menggemaskan.
"Baiklah, kirimkan saja lokasinya eonni akan kesana" secarik senyuman terbit di wajahnya.

"Siap eonni, akan kukirimkan" tutup lisa.
"Kenapa anak ini sangat menggemaskan" gumam jisoo.

°°°

Jennie sedang berada di cafetaria rumah sakit memakan makanan yang baru saja tiba di hadapannya.

"Eonni, kau liat postingan terbaru lisa?" rose tiba-tiba datang dan menyodorkan handphone biru miliknya kepada jennie.

Jennie pun menghentikan kegiatan makannya dan meraih ponsel adiknya itu.
"Mwo? Bagaimana bisa mereka pergi tanpa kita?" jennie berucap kesal.

"Benar eonni, cepat hubungi lisa. Aku kan tidak bisa marah kepadanya jadi kau saja" rose tersenyum malu di depan kakaknya itu.
"Dasar, kau kan kakaknya jadi jangan biarkan dia bertindak seolah-olah kau adiknya" jennie mengeluarkan handphone hitam dari sakunya dan mendial nomor lisa.

"Annyeong eonni, kenapa tiba-tiba menelpon?" tanya lisa.
"Dimana jisoo eonni, bagaimana bisa kalian pergi bersama tanpa aku dan chaeyoung?" suara jennie terdengar kesal.

"Astaga eonni, kami hanya makan siang bersama lagian kalian kan sibuk di rumah sakit" jawab lisa.
"Setidaknya kau bisa bertanya, kan tidak setiap waktu kami sibuk di sini" rose tiba-tiba mengeluarkan suara.

Jennie mengaktifkan loud speaker handphone jadi rose juga bisa mendengar perkataan lisa tadi.

"Diam kau chaeng!" lisa sedikit berteriak membuat rose menutup rapat mulutnya.
"Ya kim lisa! Chaeyoung adalah kakakmu jadi kau tidak bisa berteriak begitu kepadanya" ucap jennie.

Lisa tampak cengengesan di tempat duduknya dan memberikan handphone miliknya kepada jisoo.
Ia tidak sanggup lagi menghadapi kakak keduanya itu.

"Kim lisa, kau masih mendengarku kan?" jennie berteriak memanggil nama adiknya itu karena tidak mendapatkan respon apapun.

"Berhenti bersikap kekanakan jennie ya, kami hanya makan bersama bukan berlibur" ledek jisoo.

Mendengar suara kakak sulungnya itu, rose kembali berbicara dan membuat mereka tertawa.

"Eonni kalau begitu belikan aku makanan saat kau pulang kantor eoh?" rose tiba-tiba melupakan rasa kesalnya tadi.
"Arraseo" tutup jisoo

Jennie dan rose memutuskan menghabiskan makanan yang ia pesan tadi, begitupun dengan jisoo dan lisa.
Mereka terlihat sedang asik mengobrol dan seakan melupakan kejadian yang beberapa menit lalu terjadi.

Begitulah ke empat putri kim itu, mereka bertengkar beberapa menit.
Dan setelahnya mereka berbaikan seakan hal itu tidak pernah terjadi.

°°°

Jisoo dan jennie tengah berada di dapur, mereka sedang membuat empat gelas susu coklat.
Sementara itu, lisa dan rose tengah bersantai di pinggir kolam renang.

"Lihatlah eonni, mereka hanya duduk santai disana" tunjuk jennie dengan satu kantong cemilan di tangannya.
Jisoo hanya tersenyum sambil terus melangkah ke arah kedua adiknya itu dengan nampan yang berisi empat gelas susu di tangannya.

"Gomawo eonni" lisa beranjak dari tempatnya kala mendapati gelas berisi susu coklat tersedia didepannya.
"Woah ternyata kalian juga menyediakan cemilan" mata rose berbinar kala mendapati beberapa jenis kerupuk tergeletak di atas meja itu.

"Kalian memang adik yang durhaka, seharusnya kalian yang melayaniku dan jisoo eonni bukan malah sebaliknya" protes jennie.

Sementara itu, lisa dan rose tampak sibuk dengan makanan dan minumannya. Mereka tidak menghiraukan kakak keduanya yang sedang mengomel itu.

"Sudahlah jennie ya, makanannya bisa habis kalau kita tetap berdiri di sini" jisoo menarik lengan jennie untuk bergabung dengan kedua adiknya itu.

ke empat gadis kim itu terlihat sangat menikmati obrolan dan makanannya. Setelah menghabiskan sekantong camilan dan segelas susu coklat, mereka memutuskan masuk dan kembali ke kamar masing-masing.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang