28

652 52 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana jisoo harus memberitahu tentang keberangkatannya ke paris.

"Appa" panggil jisoo ketika mereka tengah menikmati sarapan pagi.
"Ne, ada apa nak?".

"Jadi begini, pak hans memintaku untuk ke paris besok" jelas jisoo.
"Ahh arraseo, kau berangkat sendirian?".

"Kurasa begitu".
"Tunggu, jadi kau akan ke paris besok eonni?" tanya jennie.

"Maja".
"Aiss kenapa mendadak sekali?".

"Pak hans itu orang yang super sibuk, jadi dia hanya punya waktu Minggu ini" jelas jisoo.
"Tapi tetap saja, dia tidak bisa dong memintamu secara mendadak kesana" jennie terus protes.

"Itu sudah kewajibanku jennie ya, lagian aku hanya tiga hari disana".

Jennie enggan bersuara lagi, ia kesal dengan sosok pria yang menyuruh jisoo seenaknya ke paris.

"Apa aku boleh ikut eonni ?" tanya rose.
"Aniyo, kau kan harus bekerja chaeng" protes jisoo.

"Aiss tapi aku juga rindu paris, sudah satu tahun kita tidak ke sana".
"Lain kali saja eoh?" ucap jisoo dengan tatapan lembut.

"Arraseo" rose menghela nafas kasar.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi, seluruh anggota keluarga memilih untuk berangkat bekerja.

"Aku ikut eonni" lisa tiba-tiba masuk ke dalam mobil jisoo dan duduk di samping kemudi.
"Eoh? tumben tidak bawa mobil".

"Hanya ingin" lisa tersenyum manis.

Jisoo pun menginjak pedal gas dan mulai meninggalkan halaman mansion.

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit lamanya, jisoo menghentikan mobilnya persis di depan kantor lisa.

"Kita sudah sampai" jisoo memberitahu karena sedari tadi lisa memejamkan matanya.
"Eoh? aku tidak masuk hari ini eonni. Kita langsung ke kantormu saja" lisa kembali memejamkan mata dengan santai.

"Mwo?" jisoo meminta penjelasan.
"Aku tidak punya agenda hari ini eonni, jadi aku ingin ikut ke kantormu".

"Dasar" jisoo dibuat heran dengan sikap adik bungsunya ini.

Sebenarnya lisa memang tidak mempunyai proyek besar Minggu ini, ia memutuskan untuk bersantai dulu setelah menyelesaikan proyek besarnya. Meskipun begitu, tadinya ia hendak datang ke kantor untuk sekedar melihat perkembangan proyek-proyek kecil yang di kerjakan oleh bawahannya. Tapi setelah pembicaraan di meja makan tadi, ia memutuskan untuk absen ke kantor karena menginginkan sesuatu.

°°°

Jisoo berjalan memasuki gedung perusahaan dan di ikuti lisa di sampingnya.

"Selamat pagi sajangnim" sapa karyawannya setiap kali berpapasan dengan sosok jisoo.
"Pagi" balas jisoo dengan senyuman.

"Daebak, kau terlihat keren tadi eonni" lisa mengutarakan isi hatinya saat tiba di ruangan jisoo.
"Tentu saja" pamer jisoo.

Lisa tersenyum dan tidak bisa mengelak karena hal itu memang benar adanya. Sepanjang memasuki gedung hingga tiba di ruangan ini, sosok jisoo sangat berkharisma tadi. Baik dari cara jalan, maupun responnya kepada setiap karyawan yang menyapa.

"Selamat pagi" sehun yang baru tiba memutuskan untuk ke ruangan jisoo terlebih dahulu.
"Pagi, waeyo?".

"Aku sudah mengecek beberapa jadwal penerbangan besok. Tapi ternyata tiketnya habis" sehun menyerahkan ipad miliknya.

Lisa yang mendengarnya segera beranjak dari sofa dan melangkah ke dekat sang kakak.

"Lisa?" sehun tidak menyadari keberadaan lisa tadi.
"Nee oppa, aku tidak punya jadwal hari ini".

Sehun mengangguk mengerti.

"Baiklah kalau begitu aku permisi dulu" pamit sehun.
"Ne oppa" jawab lisa karena jisoo sudah sibuk dengan ipad di tangannya.

Sehun pun keluar dari ruangan jisoo dan melangkah ke ruangan miliknya.

"Eonni, aku juga ingin ke paris besok" lisa menarik kursi dan duduk di depan sang kakak.
"Untuk? kau juga ada urusan pekerjaan disana?".

"Aniyo, aku ingin ikut bersamamu".
"Kalau begitu tidak perlu. Ingat kau kan punya pekerjaan di sini".

"Tapi itu hanya beberapa proyek kecil eonni dan aku tidak perlu lagi terlibat langsung. Aku sedang istirahat setelah mengerjakan proyek besar".
"Terserah kau sajalah" jisoo tidak ingin berdebat lagi.

"Yeii, kalau begitu pesankan juga tiket untukku eoh?".
"Arraseo".

Sepuluh menit lamanya jisoo mencari jadwal penerbangan yang kosong, ternyata tidak ada juga. Alhasil ia meletakkan ipad di tangannya ke atas meja.

"Sudah dapat tiketnya?" lisa meletakkan handphonenya.
"Aniyo, kurasa aku harus menghubungi appa".

Jisoo segera mengambil handphone dan mendial nomor sang ayah.

"Yeouboseyo appa" sapa jisoo ketika panggilannya terjawab.
"Ne, waeyo nak?".

"Jadi begini appa~" jisoo menjelaskan niat awalnya yang ingin membeli tiket dan ternyata tidak tersedia.

"Baiklah tunggu sebentar, appa akan bicara dengan teman appa".

"Lisa juga ingin ikut" ucap jisoo ketika menyadari kehadiran lisa sedari tadi.
"Ne sayang".

"Kabari kalau sudah dapat appa".
"Arraseo".

Setelah itu, sambungan telepon keduanya terputus.

Lima belas menit berlalu, sebuah notifikasi chat muncul di layar hp jisoo. Ternyata pesan itu dari sang ayah yang mengirimkannya dua tiket penerbangan yang sudah di booking.

°°°

Rose memutuskan untuk menghampiri jennie. Ia tidak punya jadwal operasi hari ini, alhasil ia hanya memeriksa beberapa pasien di ruang inap saja.

"Eonni, apa kau sibuk hari ini?" rose duduk di salah satu sofa ruangan milik jennie.

"Aniyo, aku baru saja mengoperasi tadi".

"Bagus, kalau begitu kita makan siang di luar saja ya?".
"Tentu saja".

Keduanya pun melepas jas putih miliknya dan berjalan keluar ruangan menuju parkiran.

"Aku saja yang menyetir eonni" rose memang membawa mobil hari ini, ia tidak menumpang di mobil jennie.
"Ne".

Setelah menempuh perjalanan sekitar empat puluh menit, keduanya tiba di salah satu restoran milik sang ayah.
"Bukankah itu mobil jisoo eonni?" ucap rose kala turun dari mobil BMW 7 series miliknya.

"Maja, ayok kita masuk".
"Selamat datang nona" sapa salah satu karyawan restoran.

Jennie dan rose tersenyum kepadanya.

Para karyawan yang bekerja di perusahaan kim hyu bin sangat mengenal wajah keempat putri kim itu, begitupun yang bekerja di rumah sakit, restoran, bahkan hotel miliknya. Tapi terkadang ada beberapa yang tidak mengenalinya karena baru saja bergabung tapi seiring berjalannya waktu mereka akan mengenalnya juga.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang