45

777 71 1
                                    

Mansion kim tampak sepi, rose turun lebih dulu dan melangkah ke lantai dasar.

"Sarapan sudah siap nona" ucap salah satu maid yang hendak menaiki tangga.
"Ne, tolong bangunkan lisa bi".

"Ne non" maid itu melanjutkan langkahnya menaiki tangga ketika rose sudah berada di lantai dasar.
"Oppa" rose mengetuk pintu kamar milik sehun.

"Ne, waeyo?" teriak sehun dari dalam kamar.
"Keluarlah, sarapannya sudah siap" rose membuka pintu dan melihat sosok sehun yang berdiri di depan cermin hendak memasang dasinya.

"Sebentar, aku sedang memasang dasi" sehun sangat menawan dengan celana kantor warna navy beserta kemeja panjang biru muda lengkap dengan jam tangan mahalnya.

Rose melangkah masuk dan memperhatikan sehun.

"Kenapa lama sekali? Memasang dasi hanya memerlukan waktu dua menit oppa".
"Molla, dasinya tidak bisa rapi sedari tadi. Kainnya sangat berbeda dengan punyaku".

"Aigoo, kemarilah" rose mendekat dan memutuskan untuk membantu sehun.
"Kau tahu cara memasang dasi?".

"Tentu saja, aku sering memakaikan appaku saat eomma tidak di mansion".
"Ahh. Tapi sebenarnya aku bisa memakai dasi sendiri tapi dasi appamu ini sangat berbeda, ini sangat sulit di bentuk".

"Arraseo aku mengerti. Kainnya memang begitu dan ada teknik untuk membentuknya" rose mulai menggerakkan tangannya lincah untuk merapikan dasi berwarna biru navy itu di leher sehun.

Sehun sedari tadi menelan salivanya kasar karena memandang rose dari jarak sedekat itu.

"Selesai" rose menepuk pelan kedua bahu milik sehun.
"Ne? Gomawo" sehun tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari rose.

"Kenapa menatapku seperti itu eoh?".
"Kau sangat cantik".

"Aisss dasar gombal".
"Aku serius. Apa kau sudah siap menikah tahun ini rose ya?".

"Mwo? Jangan bercanda kim sehun, aku tidak mungkin melangkahi kedua kakakku.
"Ahh arraseo, aku lupa. Makannya jangan terlalu cantik, aku jadi tidak bisa menahan diri.

"Ya oppa!" rose memukul lengan kekar milik sehun.
"Waeyo? Apa aku salah jika ingin menikah denganmu?".

"Aniyo, tapi pikiran burukmu yang salah".
"Maksudnya? Ada apa dengan pikiranku?".

"Molla, pikir saja sendiri" rose melangkah keluar kamar.
"Tunggu aku jagiya" sehun berteriak lalu seketika ekspresi wajahnya berubah, ia terkekeh pelan karena penuturan dari rose.

Ia segera meraih jas biru yang tergeletak di kasur dan buru-buru melangkah keluar menyusul sang kekasih.

"Pagi eonni, oppa" sapa lisa ketika bergabung di meja makan.
"Pagi lisa ya" ucap keduanya kompak.

"Woah kau tambah keren dengan memakai setelan kantor milik appaku oppa".
"Jinja?".

"Ne, ngomong-ngomong kau tidak kesusahan saat memakai dasinya kan?" lisa ingat betul jika sebagian besar dasi milik kim hyu bin sangat susah dibentuk, termasuk oleh pemiliknya sendiri. Karena itu kim hyu bin selalu di bantu istri ataupun ketiga putrinya saat memakai dasi tersebut. Lisa tidak pernah membantu karena memang tidak bisa membentuknya.

"Hmm, aku tidak bisa membentuknya tadi".
"Benarkah? Tapi kelihatannya dasimu sangat rapi oppa".

"Eonnimu yang membantuku".
"Mwo? Jadi kau memakaikan dasi untuk sehun oppa chaeng?".

"Hmm, kenapa dengan ekspresi wajahmu?".
"Aisss, kalian tidak berbuat macam-macam kan tadi?" lisa tiba-tiba teringat drama yang ditontonnya dua hari lalu, terdapat adegan dimana tokoh wanita memasangkan dasi kepada pacarnya dan terjadilah suatu peristiwa.

"Ya kim lisa! Apa maksudmu eoh?" rose tampak tidak terima degan pertanyaan adiknya itu.
"Kenapa marah? Aku hanya bertanya, jangan-jangan kau dan sehun oppa memang berciuman eoh?".

"Mwo?" sehun terbelalak mendengar penuturan lisa.
"Kim lisa!" rose berdiri dari duduknya hendak melayangkan satu pukulan kepada adiknya yang duduk tepat di depannya.

"Tenanglah chaeng, lisa hanya bertanya tadi" sehun menahan rose dan menuntunnya duduk kembali di kursi miliknya.

Rose tidak bersuara lagi tapi ia terus menatap tajam kearah lisa.

"Tidak ada sesuatu pun yang terjadi tadi, chaeyoung hanya memakaikan dasi kepadaku, tidak lebih. Kami tidak mungkin melakukan hal seperti itu lisa ya" sehun menjelaskan dengan lembut.
"Ne, mianhaeyo oppa".

Sehun tampak tersenyum sambil mengangguk.

"Eonni" panggil lisa takut-takut.
"Wae?!" rose menjawab ketus dengan nada tinggi.

"Mianhae, aku hanya menggodamu tadi".
"Tidak lucu" rose membuang muka dan memilih untuk segera menyantap sarapan paginya.

Lisa yang hendak bersuara mengurungkan niatnya ketika melihat tanda diam dari sehun.

Ketiganya pun menyantap makanan tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Lisa tampak menyesal karena membuat rose marah, ia butuh teman cerita dan tidak ingin di abaikan nanti malam, kedua kakaknya juga tidak ada di mansion.

°°°

"Gomawo oppa" ucap rose sebelum turun dari mobil milik sehun.
"Ne, fighting dokter kim" sehun menyemangati.

"Arraseo" rose terkekeh kecil.
"Jagiya, kau tidak marah betulan dengan lisa kan? Dia tampak murung tadi".

"Tenang saja, aku hanya memberikan pelajaran sedikit kepadanya".
"Hmm arraseo. Aku duluan eoh?".

"Ne, hati-hati" rose melangkahkan kakinya memasuki gedung rumah sakit ketika mobil sehun berlalu meninggalkan area rumah sakit.

Sementara itu, lisa tampak sibuk dengan ipad miliknya. Ia mendesain sebuah gedung yang amat besar dan mewah.

Di tengah-tengah kesibukannya, ia teringat suatu hal. Tanpa menunggu lama, lisa meraih handphonenya di atas meja dan mendial nomor seseorang.

"Yeouboseyo" sapa lisa ketika panggilannya terjawab.
"Ne, nona lisa" seorang wanita menjawab ramah.

"Aku ingin pesan lava cake khusus seperti sebelumnya".
"Berapa nona?".

"Satu saja, akan kuambil jam tujuh malam".
"Arraseo nona".

Sambungannya pun terputus, lisa menyimpan kembali handphonenya dan meraih ipad miliknya. Hari ini ia akan pulang malam karena desainnya harus selesai untuk di kirim kepada kliennya.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang