40

742 74 3
                                    

Cahaya di kamar lisa tampak redup dengan penerangan seadanya dari lampu tidur miliknya. Kamarnya tampak sepi sejak selesai makan malam, ia tidur lebih awal karena kelelahan bekerja. Tiba-tiba dirinya merasa terganggu di tengah tidurnya. Ia merasa haus dan memutuskan untuk beranjak dari kasurnya untuk mengambil segelas air di dapur.

"Ahh ternyata sudah jam 4" lisa menatap ke arah handphone yang dibawanya tadi keluar kamar. Ia kembali melangkah ke lantai atas setelah mengambil segelas air.

"Aku jadi tidak mengantuk sekarang" lisa terus melangkah melewati kamarnya menuju salah satu kamar milik saudarinya.
"Chaengi" sosok rose terlihat tengah duduk di depan meja kerjanya.

"Eoh lisa? Kenapa belum tidur?" rose menoleh dan menatap kearah sang adik.
"Aku sudah tidur tadi dan tiba-tiba merasa haus jadi aku ke dapur" jelas lisa sambil melangkah ke kasur milik rose.

"Ohh, terus kenapa tidak kembali tidur?".
"Mataku jadi segar sekarang. Kau sendiri kenapa belum tidur?".

"Ahh aku sedang belajar untuk operasi besok" rose kembali ke kegiatannya tadi.
"Astaga chaeng, kau tidak belajar pun pasti bisa mengoperasi dengan lancar".

"Tetap saja, aku harus tetap mempelajarinya agar tidak terjadi kesalahan lisa ya".
"Kau tidak ingat beberapa hari lalu saat dirimu sakit eoh?".

"Jangan berlebihan, aku baru begadang malam ini saja".
"Ohh jadi kau begadang karena tidak ada jisoo eonni ataupun jennie eonni di mansion?".

"Aniyo, ehh tapi perkataanmu tidak salah. Aku tidak mungkin begadang jika mereka ada di sini, terlebih jennie eonni".
"Ahh arraseo" ide jail terlintas di pikiran lisa.

Rose kembali fokus ke layar ipad miliknya karena lisa tidak bersuara lagi.

Lisa tengah mendial nomor seseorang tanpa sepengetahuan dari rose.

"Yeouboseyo lisa ya" sapa jennie.
"Ne eonni, apa aku mengganggumu sekarang?".

"Eonni?" rose yang mendengar suara milik lisa segera berbalik menatap kearah sang bungsu.

Lisa tampak tersenyum jail melihat ekspresi wajah marah milik rose.

"Aniyo, aku dan jisoo eonni sedang di perjalanan menuju kedai hot pot".
"Hot pot? waah aku jadi ingin eonni".

Rose tampak menyimak hati-hati setiap kalimat yang keluar dari mulut lisa.

"Aku akan mengajakmu lain kali lisa ya, makanya jangan terlalu sibuk" jisoo bersuara ketika jennie memberikan tanda kepadanya.
"Ne jisoo eonni, aku pegang janjinya eoh?".

"Arraseo".
"Waeyo lisa ya? Kenapa menelpon di jam segini di Seoul kan masih jam 4 pagi".

"Ahh aku tidur lebih awal tadi eonni dan tiba-tiba tenggorokan ku kering".
"Ohhh kukira kau begadang" jennie tampak mengerti penjelasan dari lisa.

"Tentu saja tidak, aku sangat memperhatikan jam tidurku eonni".
"Baguslah, kalau chaeng bagaimana? Dia tidak begadang kan?".

"Ahh~" lisa tampak menggantung ucapannya dan melirik ke arah rose yang tengah menggelengkan kepala kuat-kuat.
"Aku sedang di kamarnya sekarang eonni dan dia sedang fokus dengan layar ipad miliknya" pecah sudah kesabaran rose, ia menghampiri lisa yang tersenyum jail ke arahnya.

"Mwo? Berikan padanya lisa, aku ingin bicara" pekikan jennie terdengar menghentikan pergerakan rose yang tengah menarik kerah piyama milik lisa.
"Dia mendengarmu sedari tadi eonni dan sekarang dia tengah menarik kerah bajuku kurasa sebentar lagi pukulannya melayang" lisa terus menjahili gadis blonde itu.

"Kim lisa!" rose menindih tubuh milik lisa karena rada kesalnya.

"Ya! Kim chaeyoung! Apa kau mendengarku?" suara jennie meninggi.
"Lisa?" jennie kembali bersuara dan tidak ada respon apapun dari kedua adiknya.

Handphone milik lisa lepas dari tangannya dan ia tengah berusaha melepaskan diri tapi sia-sia karena rose menindihnya sekuat tenaga karena amarah.

"Kim lisa! Apa kau mendengarku?" jisoo jadi khawatir melihat jennie tidak mendapatkan respon dari kedua adiknya.

"Chaeng, aku kehabisan napas" lisa menepuk lemah tangan rose.
"Eoh?" rose yang tersadar spontan menghentikan tindihannya dan memberikan jarak pada tubuh lisa.

"Kim Chaeyoung!" sekali lagi jennie berteriak di seberang telpon.
"Ne eonni, mianhae aku akan menelponmu nanti" rose memutuskan sambungan teleponnya dan beralih menatap kearah lisa.

"Wae?" tanya jisoo.
"Molla, kurasa mereka sedang bertengkar" jennie menyimpan kembali handphone tepat saat mobil mereka tiba di depan kedai hot pot.

"Lisa ya?" rose menatap khawatir ke arah sang adik yang menarik napas kasar layaknya kehabisan stok oksigen.
"Ya! Kim lisa, jangan buat aku khawatir" rose yang tidak mendapatkan respon segera turun dari kasur dan melangkah ke arah lemari khusus obat serta peralatan dokternya.

"Bernafaslah secara perlahan eoh?" rose sangat takut sekarang dan tanpa sadar setetes air mata mengalir dari sudut matanya. Dia mengeluarkan beberapa peralatan dari sebuah tas khusus, tapi tidak lama pergerakannya terhenti.

"Hahahaha, kau pasti panik ya chaeng?" lisa bangkit dari tidurnya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Mwo? Jadi kau mengerjaiku sekarang?" raut wajah rose yang tadinya sendu berubah marah.

"Ne, kenapa memangnya?".
"Kim lisa" rose beranjak dari duduknya hendak menjambak rambut milik lisa.

"Tidak kena" lisa menghindar dengan cepat dan segera berlari keluar kamar rose.
"Kau adik yang sangat menyebalkan kim lisa" teriak rose frustasi. Ia membanting pintunya keras tanpa berniat menghampiri lisa karena sudah dipastikan sang adik mengunci pintu kamarnya sekarang.

Rose kembali melangkah ke arah kasurnya tanpa berniat melanjutkan kegiatannya tadi yang sedang belajar seputar operasi besok. Moodnya sudah hancur dan untuk memulihkannya, ia butuh istirahat.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang