35

778 71 2
                                    

Jennie, rose dan lisa kini tengah duduk di sofa ruang keluarga. Kedua orangtuanya sedang keluar jadi mereka tidak mendengar keributan dari ketiga putrinya tadi.

"Baiklah aku akan melanjutkan yang tadi di kamarmu lisa ya" jennie bersuara.

Flashback on

Ini adalah acara untuk kampus, lisa tengah berada di tengah keramaian para mahasiswa. Ia mengenakan pakaian elegant warna rose gold yang senada dengan warna jam tangan kesayangan milik jisoo. Orang-orang terus berdatangan, lisa menikmati pestanya dengan beberapa teman sekelasnya. Acara berjalan lancar, hingga kejadian yang tak disangkanya terjadi.

"Wahh jam tanganmu sangat indah lisa ya" ucap salah satu temannya.
"Gomawo" lisa tersenyum manis.

"Kau beli dimana eoh? aku baru melihat jam yang seperti itu" teman yang lain menimpali.
"Sebenarnya ini jam tangan eonniku"

"Benarkah? aku penasaran dengan jam itu, apa boleh kupakai sebentar lisa ya?"
"Ahh tentu saja" lisa mulai membuka jam tangan itu dan menyodorkannya kepada teman seangkatannya itu.

"Woah, ini sangat keren. Tolong tanyakan kepada kakakmu dimana dia membeli jam seperti ini eoh?" tidak lama orang itu segera membuka jam tangannya dan mengembalikannya kepada lisa.
"Arraseo" lisa menerima jam itu di tangannya, tapi persis sebelum jam itu masuk ke pergelangan tangannya, tiba-tiba seseorang menyenggol lengannya dengan keras.

Prangg

"Mianhaeyo" orang itu seakan tidak peduli apa yang terjadi, ia hanya meminta maaf dan berlalu begitu saja.
"Astaga, jamnya pecah" mina yang sedari tadi juga bersama lisa segera mengambil jam tangan itu di lantai.

Lisa tampak menegang dan tidak lama kemudian ia mengambil jam itu dari tangan mina dan berlalu pergi tanpa mengucapkan satu katapun.

Ia memutuskan untuk kembali ke mansion, ia segera menghampiri kakak sulungnya yang tengah menonton film bersama kedua saudarinya yang lain di ruang keluarga.

"Eonni" panggil lisa.
"Eoh? kau sudah pulang?" tanya rose heran.

"Eonni mianhaeyo" lisa enggan menjawab pertanyaan rose dan memilih untuk duduk di hadapan kakak sulungnya.
"Waeyo lisa?" jisoo tampak heran dengan sikap lisa.

"Mianhae, kau bisa menghukumku untuk ini eonni" lisa menyodorkan jam tangan rose gold milik jisoo dengan kaca retak tidak berbentuk.

Jisoo tampak terdiam sambil memerhatikan jam kesayangannya itu.

"Gwenchana lisa ya" jisoo berkata lembut. Ia akhirnya bersuara setelah terdiam cukup lama tadi, sebenarnya ia tengah menahan diri karena tidak ingin perkataannya nanti menyakiti hati adiknya.
"Eonni?" lisa yang sedari tadi menunduk akhirnya mendongak menatap wajah jisoo.

"Gwenchana, kembalilah ke kamarmu" jisoo tampak tersenyum hangat dan tidak ada satupun raut wajah marah di sana.
"Ne gomawo eonni" lisa tersenyum lalu mencium pipi jisoo sebelum melangkah ke arah tangga.

Jennie dan rose tampak menggeleng karena tingkah lisa.

"Aigoo, apa benar tidak masalah eonni?" tanya jennie memastikan.
"Nee, aku tidak mungkin marah karena masalah seperti ini jennie ya".

Jennie yang sangat mengerti sikap jisoo memilih untuk diam dan tersenyum manis.

"Tapi ini kan jam kesayanganmu eonni" ucap rose.
"Maja, tapi aku tidak mungkin memarahi kalian jika melakukan hal yang sama juga".

Rose memilih diam karena ia merasa tersentuh akan ucapan jisoo.

Flashback off

"Memang saat diperhatikan hanya kacanya saja yang pecah. Tapi saat aku menemani jisoo eonni untuk mengganti kacanya, ternyata ada kerusakan juga pada mesinnya. Alhasil jamnya tidak bisa lagi jalan. Kau sempat menanyakan keberadaan jam itu padanya kan? Tapi jisoo eonni hanya bilang "eonni menyembunyikannya di suatu tempat karena tidak ingin kau meminjamnya tanpa izin lagi". Alasan sebenarnya ia tidak memakainya karena jam itu sudah tidak jalan alias tidak berfungsi, tapi ia enggan memberitahumu karena tidak ingin kau merasa bersalah nantinya" jennie terpaksa membeberkan fakta ini, ia tidak tahan dengan sikap lisa yang kekanak-kanakan seperti ini.

"Mwo?" lisa tampak sangat terkejut dengan hal ini.
"Minta maaflah pada jisoo eonni lisa ya, dia pasti mengerti" rose berucap lembut.

"Jangan egois seperti ini lagi, kembalilah ke kamarmu. Dan satu lagi, jam itu adalah kado terakhir haraboji untuk jisoo eonni" ucap jennie.
"Ne eonni" lisa yang tadinya ingin ke kantor memilih mengurungkan niatnya itu. Ia baru mengetahui akan fakta ini.

"Ingat hubungi jisoo eonni, jangan mempertahankan egomu yang tinggi itu" rose memperingati sebelum lisa beranjak dari tempatnya.
"Arraseo" lisa melangkah lemas ke arah tangga.

"Bodoh, kenapa aku sangat kekanakan seperti ini sih?" lisa merutuki dirinya, ia mengingat malam di mana dirinya membentak sang kakak.

Lisa terus memikirkan perkataan jennie tadi dan ia juga segan untuk menghubungi jisoo.

Tidak lama kemudian, handphone miliknya berdering dan ternyata itu adalah panggilan dari sang kakak sulungnya.

"Yeouboseyo lisa ya" suara jisoo terdengar hangat ketika lisa memencet tombol hijau di handphonenya.

Lisa terdiam karena tidak tahu harus mulai dari mana.

"Kau masih marah dengan eonni? Mianhaeyo, eonni tidak akan memakai hoodie kesayanganmu itu. Janji eonni kali ini sungguh-sungguh lisa ya".
"Mianhae jisoo eonni" lisa terisak karena perkataan dari sang kakak tadi.

"Eoh? Wae, Kau sakit? Tunggu sebentar eonni akan menghubungi jennie".
"Aniyo, aku baik-baik saja eonni. Mianhae karena sudah berlebihan malam itu".

"Gwenchana, lagian eonni juga salah" jisoo tersenyum lebar karena sekarang adik bungsunya itu tidak marah lagi kepadanya.
"Sekali lagi mianhae eonni".

"Ne lisa ya, eonni sudah memaafkanmu. Apa kau ingin titip sesuatu? Eonni akan pulang besok lusa".
"Aniyo, aku tidak ingin apapun sekarang".

"Baiklah, kalau begitu eonni matikan dulu ya. Ada telpon dari sehun".
"Ne eonni, hati-hati disana".

"Nde, saranghae".
"Nado saranghae eonni".

Sambungan telepon pun terputus. Jisoo segera mengangkat telpon dari sehun dan keduanya membicarakan topik seputar pekerjaan kantor di korea.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang