34

646 64 0
                                    

"Baiklah kita sudahi rapat hari ini, kita lanjutkan besok pagi" tutup tuan hans lalu beranjak dari duduknya.
"Nee sajangnim" semua orang di ruangan itu ikut berdiri, termasuk jisoo.

Semua orang yang hadir di rapat itu adalah pegawai dari tuan hans, jadi hanya jisoo lah yang bukan bagian dari perusahaan itu. Tapi semua orang sangat segan kepadanya karena mereka tahu bahwa perusahaan jisoo akan bekerjasama dengan mereka kali ini.

Sore hari di Paris, jisoo memilih untuk berkeliling setelah selesai rapat di kantor milik tuan hans.

Ia berkeliling dengan mobil BMW yang disewanya tadi pagi. Sebenarnya jisoo bisa menghubungi tuan lee yang notabenenya adalah salah satu orang kepercayaan ayahnya, tapi ia ingin menikmati waktu sendiri.

"Setelah bekerja keras, waktunya kita bersantai" jisoo berucap sendiri dengan senyuman di wajahnya. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata sambil mengamati sekitar. Ia menghentikan laju mobilnya tepat di depan sebuah supermarket.

"Aku akan membeli beberapa cemilan dan mie instan" jisoo keluar dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam supermarket.

Setelah dirasa puas ia segera membayar dan kembali lagi ke mobilnya. Jisoo memutuskan untuk kembali ke hotel untuk menikmati mie instan yang dibelinya tadi.

"Woah, rasanya masih sama ternyata" jisoo langsung memasak mienya ketika tiba di hotel.

Saat tengah asik menikmati mie instan dengan sekaleng soda, tiba-tiba handphone miliknya berdering.

"Yeouboseyo eonni" sapa rose.
"Chaengi, eonni sedang makan sekarang. Kita bicara nanti eoh?" ucap jisoo gugup, ia merutuki dirinya yang tidak membaca nama penelpon tadi.

"Wae? Kita kan biasa video call saat tengah makan eonni".
"Ahh nee" jisoo akhirnya pasrah, ia sesekali memalingkan layar handphonenya ketika hendak menyuap mie kedalam mulut.

"Kau sedang makan apa eonni?" rose penasaran karena jisoo terlihat sangat menikmati makanan miliknya.
"Biasalah chaeng" jisoo tersenyum.

"Jangan bilang kau sedang makan mie instan?" tanya rose menyelidik.
"Ani ani" nada suara jisoo sedikit gugup.

"Ya ya jisoo eonni, jadi benar kau sedang makan mie instan?" nada suara rose meninggi.
"Kecilkan suaramu chaeng, jangan sampai jennie mendengarnya".

"Ini tidak benar eonni. Cukup, jangan makan lagi mienya!".
"Tapi ini tinggal sedikit chaeng, nanggung lah" jisoo membalik kamera sejenak dan mengarahkannya ke mangkuk mie.

"Jisoo eonni!".
"Arraseo arraseo, eonni berhenti sekarang" dengan terpaksa jisoo membuang sisa mienya ke tong sampah.

"Kenapa sih kalau eonni makan mie instan? lagian ini cuma sekali sebulan".
"Sudah kukatakan berapa kali kalau mie instan itu tidak sehat eonni".

"Tapi kau dan jennie terlalu berlebihan, lagian orang-orang yang mengonsumsinya tiap minggu tidak apa-apa juga".
"Ya karena efeknya belum kelihatan. Kau ingin melihat data orang-orang yang dirawat di rumah sakit karena mie instan?".

"Aniyo".
"Aku tidak ingin kau sakit seperti mereka. Kau sibuk akhir-akhir ini jadi perhatikan pola makanmu eonni".

"Arraseo, mempunyai dua adik dokter benar-benar merepotkan".
"Eonni!".

"Aku hanya bercanda rose ya" jisoo terkekeh melihat raut wajah kesal milik rose.

Rose memajukan bibirnya cemberut.

"Aiss hentikan kim chaeyoung" jisoo tidak tahan melihat ekspresi menggemaskan sang adik.

Rose terkekeh mendengar perkataan sang kakak.

Keduanya terus mengobrol dengan asyik.

Sementara itu, jennie masih menunggu lisa yang tengah berada di kamar mandi.

"Kenapa dia lama sekali sih?" sebal jennie karena sudah menunggu selama dua puluh menit sejak lisa meninggalkan dirinya yang sedang berbicara.

Lima menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka menampilkan lisa dengan bath robe miliknya.

"Ternyata kau masih disini eonni" lisa berjalan kearah walk in closet miliknya.
"Aku masih belum selesai berbicara tadi".

"Aku sedang sibuk sekarang eonni".
"Persetan dengan pekerjaanmu itu. Kau harus mendengarkanku sampai selesai!"

Lisa enggan menanggapi lagi, ia segera memilih pakaian casual miliknya dan memakainya. Setelah selesai, ia melangkah ke meja rias dan merapikan penampilannya.

"Aku duluan eonni, ada beberapa urusan di kantor" pamit lisa.
"Yak kim lisa!" jennie lagi-lagi dibuat geram dengan sikap lisa.

Lisa tetap melangkah keluar kamar dan menuruni tangga ke lantai dasar.

"Kim lisa!" teriak jennie yang setengah berlari.

Rose yang sedang berada di ruang keluarga tersentak kaget karena teriakan kakak keduanya itu.

"Ada apa dengan jennie, chaeng?" tanya jisoo ketika mendengar teriakan adik pertamanya.
"Ntahlah eonni, aku hubungi lagi nanti eoh?".

"Arraseo".

Setelah sambungan telepon keduanya terputus, rose segera mendekat keasal suara.

"Aku sibuk eonni" tolak lisa ketika jennie menarik tangannya.
"Aku tidak peduli, ikut denganku sekarang!"

"Waeyo eonni? Kenapa kau menarik lisa?" tanya rose.
"Aku harus memberitahunya sesuatu agar tidak selalu egois seperti ini".

"Maksudnya? aku tidak mengerti eonni".
"Dia dan jisoo eonni bertengkar kemarin malam, tepat sebelum ke paris".

"Mwo? Jadi karena itu lisa membatalkan rencananya ke paris?"
"Maja, dan dia terus saja mengabaikan jisoo eonni yang sudah meminta maaf berkali-kali".

"Ada apa denganmu lisa?".
"Salah dia sendiri, kenapa terus meminjam barang orang tanpa izin".

"Hanya karena itu?" rose dibuat heran.
"Nah kau sependapat denganku kan chaeng? dia sangat berlebihan".

"Benar eonni" rose menjawab mantap.
"Aiss, aku bisa mengurus urusanku sendiri" lisa berusaha melepaskan cekalan tangan dari jennie.

Rose yang melihat sang kakak kesulitan bergegas membantu untuk menarik lisa ke ruang keluarga.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang