Seorang gadis bersurai hitam tampaknya tengah termenung di dalam mobilnya setelah membeli segelas kopi hangat dari salah satu coffee shop.
"Sialll" ia memukul setir mobilnya karena pikirannya yang kacau.
Ia merasa kesal karena suasana hatinya tidak kunjung membaik sedari tadi, padahal ini sudah mulai larut dan pastinya kedua orangtuanya tengah mencari keberadaannya.
Jisoo pun memutuskan untuk menyeruput kopinya sambil memandang lurus ke depan. Tiba-tiba saja matanya menangkap seorang gadis yang tengah berlari ketakutan dan tidak jauh di belakangnya seorang pria bertopi hitam tampak mengejarnya.
Sisi kemanusiaan dalam dirinya terpanggil, tanpa menunggu lama ia segera melangkah keluar mobil dan menuntun gadis itu untuk memasuki mobilnya.
"Palli" jisoo membuka pintu di samping kemudi lalu menutupnya kembali. Ia pun segera melangkah ke arah kemudi dan membuka pintunya tapi belum sempat ia memasuki mobil, pria tadi mendorong tubuhnya hingga tersungkur di aspal jalanan.
"Aww" jisoo meringis ketika sikunya tergores.
"Kau siapa eoh? Berani-beraninya ikut campur urusan orang lain"."Tidak penting".
"Mwo?" pria itu terkekeh hambar. Ia pun melangkah mendekat ke arah jisoo."Dengar, aku tidak punya urusan apapun denganmu. Jadi kau bisa pergi sekarang atau kau akan menyesal nantinya".
"Benarkah? Tapi sayangnya aku tidak berniat mengikuti perkataanmu" tantang jisoo.Pria itu tampak geram, tapi ia berusaha untuk tidak menanggapi ucapan jisoo. Ia segera memutar badan dan melangkah ke samping kemudi lalu menarik paksa gadis tadi keluar dari dalam mobil.
"Lepaskan brengsek" jisoo tidak tinggal diam, ia berusaha melepaskan cekalan tangan pria itu dari gadis didepannya. Pertengkaran pun tidak bisa di elak, dan untungnya jisoo juga memiliki kemampuan bela diri yang cukup baik.
Menit demi menit berlalu, jisoo tampaknya lebih unggul dan pria itu mulai kewalahan.
"Rasakan" jisoo menendang telak perut bagian samping pria tersebut hingga membuatnya jatuh tersungkur. Ia pun segera menarik tangan gadis tadi ke arah mobil.
Kejadiannya sangat cepat, tiba-tiba pria itu bangkit dan mengeluarkan sebuah pisau lalu mengarahkannya ke arah perut milik jisoo.
Jisoo tampak tercengang melihat bajunya yang berwarna putih bersih mulai berwarna merah.
Pria tadi buru-buru kabur setelah melukai jisoo.
"Chogi, kau tidak apa-apa?" gadis itu bertanya dengan takut.
"Eoh? Gwenchana. Kau bisa pulang sekarang" jisoo mengurungkan niatnya untuk mengantar gadis tadi karena merasa tidak sanggup."Tapi~".
"Gwenchana, adikku seorang dokter jadi dia akan segera mengobatiku" ucap jisoo sambil tersenyum."Ne. Kalau begitu aku permisi, terima kasih telah menolongku nona".
"Sama-sama".Gadis itu pun segera melangkah menjauh dan tepat setelah itu, seorang pria yang jisoo kenali menghampiri dirinya.
"Nona jisoo, apa yang terjadi?" tanya kang ji sub khawatir.
"Ahh, ini hanya luka kecil. Tolong jangan beritahu keluargaku eoh?"."Tapi nona~" tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi.
"Yeouboseyo".
"Ne tuan"."Kau sudah menemukan jisoo?".
"Ne, aku sudah menemukannya tuan"."Dia baik-baik saja kan?".
Kang ji sub tidak langsung menjawab ia melirik kearah jisoo yang tengah menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon.
"Tentu saja tuan".
"Arraseo. Tolong berikan padanya sebentar"."Ne appa" jisoo berusaha mengontrol suaranya.
"Ada masalah apa?"."Ne?" jisoo tampak kebingungan.
"Appa tahu jisoo ya"."Gwenchana appa, ini hanya masalah kecil".
"Kau serius nak?"."Ne appa, jangan khawatir".
"Arraseo. Kalau begitu appa tunggu di rumah sakit eoh?"."Ahh mianhae appa, sepertinya aku tidak bisa datang. Kepalaku sedikit pusing karena memikirkan pekerjaan kantor jadi aku akan beristirahat di mansion malam ini".
"Arraseo, jangan lupa makan malam dan kabari appa jika terjadi sesuatu"."Ne appa, saranghae".
"Nado saranghae".Sambungan telepon keduanya terputus. Jisoo mengembalikan handphone milik kang ji sub.
"Kita mampir ke rumah sakit dulu untuk mengobati lukamu nona".
"Aniyo, aku akan mengobatinya sendiri di mansion. Lagian ini hanya goresan kecil" bohongnya."Apa anda bercanda nona? itu adalah luka yang serius".
"Tidak perlu"."Hmm, baiklah" kang ji sub membukakan pintu mobil untuk jisoo lalu menghubungi seseorang untuk membawa mobil milik putri sulung dari kim hyu bin itu. Sebenarnya ia tahu jika jisoo tengah berbohong, siapapun pasti tahu bahwa luka itu cukup dalam diliat dari rembesan darah yang tercetak di baju putihnya.
°°°
"Bagaimana appa?" rose yang tengah duduk di samping sang ayah bertanya penasaran. Keduanya tengah berada di cafetaria rumah sakit.
"Ahh eonnimu sudah ketemu, tapi dia tidak bisa datang ke rumah sakit malam ini"."Wae?".
"Dia bilang tengah sakit kepala dan berniat untuk istirahat"."Jinja? Kalau begitu aku akan menginap di mansion untuk menemani jisoo eonni, boleh kan?".
"Tentu saja" kim hyu bin tersenyum hangat.Rose tampak melangkah memasuki ruang perawatan lisa dan mendekat kearah sang adik.
"Lisa ya".
"Ne?"."Mianhaeyo, sepertinya aku tidak bisa menemanimu malam ini. Tapi eonni janji akan kembali besok pagi eoh?".
"Waeyo?" tanya lisa penasaran."Jisoo eonni sedang sakit jadi aku akan kembali ke mansion untuk melihat kondisinya".
"Mwo? Kau tidak bercanda kan?" jennie yang tadinya diam tiba-tiba bersuara."Aniyo, appa yang memberitahuku tadi".
Jennie kembali diam setelah mendengar penuturan dari rose.
"Jangan khawatir eonni, aku akan menanganinya. Tapi ingat kau harus tetap meminta maaf kepadanya besok".
"Arraseo"."Eomma mana?" tanya gadis blonde itu karena tidak mendapati sosok ibunya.
"Di kamar mandi" jawab lisa karena nyatanya jennie terlihat sedang memikirkan sesuatu."Kalau begitu aku pamit eoh? Tolong beritahu kepada eomma nanti".
"Ne, hati-hati chaengi. Sampaikan salamku kepada jisoo eonni dan bilang padanya untuk datang menemuiku besok pagi atau aku akan marah kepadanya karena telah mengabaikan diriku".
"Arraseo, dia pasti akan segera menemuimu".
Rose pun melangkah keluar ruangan menuju ke arah lift untuk pulang ke mansion.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Kim
FanfictionKim hyu bin dan son ye jin adalah sepasang suami istri yang terkenal karena kekayaannya yang melimpah. Mereka merupakan orang nomor satu yang berpengaruh dalam dunia bisnis di Korea Selatan. Keduanya di karuniai empat orang putri yang tumbuh dewasa...