32

634 64 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, mereka tiba di bandara.

"Aku pamit" ucap jisoo lalu mencium satu persatu anggota keluarganya, mulai dari ibu, ayah, rose dan jennie.
"Hati-hati eonni. Ingat telpon jika sudah sampai" ucap jennie sambil memeluk sang kakak.

"Arraseo, aku harus masuk sekarang jennie ya" ucap jisoo dengan lembut.

Jennie tampak tidak mendengar perkataan jisoo, ia masih betah dengan posisinya itu. Melihat hal itu, rose mendekat dan memberitahu jennie.

"Eonni, lepaslah. Pesawat jisoo eonni sebentar lagi akan terbang" bisik rose.

Jennie lagi-lagi enggan mendengarkan. Ia masih betah memeluk jisoo dengan erat.

"Jennie ya, kakakmu harus berangkat sekarang nak" kim hyu bin memutuskan bersuara.
"Ahh mianhae" jennie pun melepaskan pelukannya.

"Aigoo, aku hanya tiga hari disana. Jangan berlebihan jendeuk" jisoo tersenyum sambil mengelus rambut milik adik mandunya itu.

Jennie menggangguk dan sekali lagi memeluk jisoo, setelah itu disusul oleh rose.

"Aku berangkat eomma, appa" pamit jisoo untuk kedua kalinya.
"Ne, hati-hati sayang" kedua orangtuanya menjawab kompak.

Setelah itu, jisoo melangkah menjauh dengan satu koper di tangannya.

Sebelum naik ke pesawat, jisoo menyalakan handphonenya dan mengirimkan pesan kepada adik bungsunya.

*
My Lili🐣
Eonni pamit lisa ya, mianhae untuk semalam. Jangan terlalu lama marahnya, eonni akan meminta maaf lagi setelah kembali.
Saranghae adik kecilku😘
*

Setelah memencet tanda kirim, ia menyimpan handphonenya didalam tas dan mulai melangkahkan kaki ke dalam pesawat.

°°°

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat belas jam, akhirnya jisoo tiba di kota paris.

"Selamat datang nona" seorang pria menghampiri jisoo.
"Ahh ne, apa kau tuan lee?" tanya jisoo ketika keluar dari bandara.

"Maja nona, tuan kim sudah mengabariku mengenai kedatanganmu".

Jisoo tampak menggangguk dan mulai masuk ke dalam mobil sambil menunggu pria tadi yang sedang memasukkan koper milik jisoo ke bagasi mobil.

"Apa nona ingin langsung ke apartemen?" tanya pria yang bernama lengkap lee min ki itu.

Sebagai seorang pengusaha ternama tidak mengherankan jika kim hyu bin mempunyai apartemen sendiri di kota paris itu. Dirinya memiliki apartemen hampir di setiap negara, hal itu karena ia sering sekali ke luar negeri untuk urusan bisnis.

"Aniyo, aku akan menginap di hotel yang letaknya dekat dengan kantor tuan hans".
"Ahh arraseo nona" tanpa menunggu lagi, lee min ki segera menginjak pedal gas meninggalkan area bandara.

Lee min ki adalah salah satu orang kepercayaan kim hyu bin di kota itu. Ialah yang mengurus dan membantu urusan bisnis kim hyu bin di paris. Jadi tidak mengherankan lagi kalau dia bisa kenal dengan tuan hans yang kebetulan adalah salah satu teman bisnis bosnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, mobil itu berhenti di lobby hotel yang sangat mewah.

"Sudah sampai nona" ucap lee min ki.
"Eoh?" jisoo yang sedari tadi fokus dengan handphonenya segera tersadar dan memutuskan keluar dari mobil.

"Biar aku yang bawakan nona" pria itu berbicara saat jisoo hendak mengambil koper miliknya.
"Tidak usah tuan lee, biar aku saja".

"Tapi nona".
"Gwenchana".

Pria itu pun menyerahkan koper milik jisoo dan berpamitan pulang karena perintah dari jisoo sendiri.

"Gomawo tuan lee. Akan ku hubungi jika perlu sesuatu".
"Nde nona".

Setelah mobil hitam milik tuan lee pergi, jisoo segera masuk dan melakukan check in di hotel mewah itu.

°°°

Jennie tengah bersantai di dalam kamarnya. Ini sudah larut dan ia masih enggan untuk tidur karena menunggu kabar dari seseorang.

Tiba-tiba handphone miliknya berdering dan ia segera mengangkat panggilan itu tanpa membaca nama kontak sang penelepon.

"Yeouboseyo eonni" jennie sangat yakin jika yang menelpon adalah sang kakak.
"Iya halo jendeuk, aku sudah sampai di hotel".

"Kenapa tidak di apartemen?".
"Aku ingin yang dekat dengan kantor pak Hans".

"Ohh, jadi kau sedang apa sekarang eonni?".
"Tidak ada, aku langsung menelponmu setelah tiba di kamar".

"Benarkah? woah aku merasa tersentuh eonni. Tapi kau memang harus melakukannya" jennie terkekeh akan ucapannya sendiri.
"Ne jendeuk" jisoo tampak tersenyum.

"Kalau begitu istirahatlah eonni, kau pasti lelah kan?".
"Maja, kau pengertian sekali".

"Tentu saja. Aku tutup ya".
"Ehh tunggu" jisoo tiba-tiba teringat seseorang.

"Ada apa eonni?".
"Apa lisa ada di mansion?"

"Tentu saja, kemana lagi dia di jam segini eonni".
"Benar juga, dia sudah tidur ya?".

"Molla, apa kau ingin berbicara dengannya?".
"Ehh tidak perlu, kurasa dia sudah tidur".

"Kenapa begitu?"
"Aku menghubunginya sebelum menghubungimu tadi, tapi teleponnya tidak diangkat dan juga pesan eonni belum dibalas dari tadi".

"Akan ku cek di kamarnya eonni".
"Besok saja jendeuk, dia pasti sudah istirahat. Aku tutup ya, sampaikan salamku pada chaeyoung. Saranghae jendeuk".

"Nee, nado saranghae eonni".

Setelah itu sambungan telepon keduanya terputus.

Jennie yang penasaran dengan lisa akhirnya memutuskan untuk mengecek sang bungsu di kamarnya.

Setelah tiba di depan kamar lisa, jennie melihat dari celah pintu yang sedikit terbuka bahwa sang adik tengah duduk di kursi kerjanya dengan ipad di tangannya.

"Jadi dia belum tidur, tapi kenapa panggilan dari jisoo eonni tidak diangkat" gumam jennie dari luar kamar sambil terus menatap kearah lisa.

"Aku akan membicarakannya besok. Hal ini tidak bisa dibiarkan, bisa-bisa dia terus menghindar dari jisoo eonni".

Jennie memutuskan untuk kembali ke kamarnya karena ia tidak ingin menasehati lisa larut malam begini.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang