52

862 97 3
                                    

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, akhirnya mobil milik rose tiba di halaman mansion. Ia pun keluar lalu segera melangkah menuju pintu mansion.

"Eoh, nona rose?" salah satu maid tampaknya kaget dengan kedatangan rose yang tiba-tiba.
"Kenapa dengan ekspresi bibi?".

"Ahh, mianhae. Saya kira nona masih menemani nona lisa di rumah sakit".
"Tadinya begitu, tapi aku harus mengecek kondisi jisoo eonni. Dia ada di kamar kan?".

"Ne? Bukannya nona jisoo ada di rumah sakit?" tidak ada seorangpun yang mengetahui jika jisoo sudah berada di kamarnya, kecuali kang ji sub.
"Dia pulang, kalau begitu aku ke atas dulu bi" pamit rose

"Ne nona".

Sementara itu, jisoo tampak duduk di di depan meja riasnya. Ia mencoba untuk menghentikan pendarahan pada bagian perutnya, namun entah mengapa darahnya tidak bisa berhenti.

"Siall kenapa tidak bisa berhenti, kepalaku mulai pusing" jisoo mulai merasa lemah karena sudah hampir dua puluh menit darahnya terkuras.

Seharusnya ia menyetujui perkataan dari kang ji sub. Luka itu seharusnya segera diatasi oleh seorang dokter.

Tiba-tiba saja, pintu kamarnya terbuka dan muncul sosok rose di baliknya.

Jisoo tampaknya belum menyadari kehadiran adik keduanya itu, ia terus berusaha menghentikan darahnya dengan peralatan seadanya tanpa pengalaman apapun.

"Eonni!" rose melihat kondisi jisoo, ia pun berlari ke arah sang kakak.
"Eoh?" pergerakan jisoo terhenti.

"Ige mwoyeyo? Kenapa tidak ke rumah sakit?" tanya rose dengan gusar.
"Lukanya tidak terlalu dalam, tapi darahnya tidak bisa berhenti" jisoo lagi-lagi merasakan sakit yang berusaha ia tahan.

"Apa kau kehilangan akal eonni? Kau bisa kehabisan darah jika begini" rose buru-buru mengambil sebuah kain yang ada di wardrobe jisoo. Ia segera melilitkannya di perut sang kakak.
"Chaeng~" rasa sakit disertai lemas semakin menjadi dan tidak lama ia mulai kehilangan kesadaran.

"Eonni!" rose reflek menahan badan jisoo. Ia dengan panik menggendong sang kakak turun ke bawah.

"Nona rose, apa yang terjadi?" salah satu bodyguard menghampiri rose yang sudah berada di luar mansion.
"Jisoo eonni terluka, tolong bukakan pintu mobil".

Bodyguard itu buru-buru melangkah ke mobil rose dan membukakan pintu bagian belakang.

"Biar saya yang mengantar anda nona".
"Aniyo, aku bisa sendiri" ia segera memasuki mobilnya dan menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi.

"Eonni, aku mohon bertahanlah" rose sesekali melirik kearah sang kakak. Ia seakan kehilangan akal sehatnya sekarang. Pikirannya begitu penuh akan banyak kemungkinan ketika melihat luka jisoo terus berdarah.

Hanya membutuhkan waktu 10 menit, mobil rose sudah sampai di rumah sakit sang ayah.

"Tolong bantu saya!" teriak rose saat memasuki gedung putih itu.
"Dokter rose, apa yang terjadi?" beberapa perawat menghampiri tentunya dengan brankar pasien.

"Cepat bawa eonniku ke IGD!" rose tidak menghiraukan pertanyaan itu, ia menurunkan jisoo dari punggungnya dan membaringkannya di brankar tadi.

Sementara itu, jennie baru saja memeriksa kondisi lisa dan ternyata sang adik sedang tidur. Ia pun memutuskan ke ruangannya sebentar, namun tiba-tiba ia melihat rose yang tampaknya sedang melangkah terburu-buru ke arah IGD.

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang