27

676 57 2
                                    

Lisa akhirnya memutuskan untuk makan sendiri. Ia tidak bisa mengajak jisoo saat ini karena kakak sulungnya itu sangat sibuk akhir-akhir ini.

"Lisa?" mina yang baru saja datang melihat sosok lisa yang tengah duduk sendirian di salah satu restoran.
"Mina? Kau sedang apa di sini?" lisa tidak menyangka akan bertemu sang sahabat yang juga sangat sibuk beberapa bulan terakhir ini.

"Pastinya makan, mau apa lagi?" mina menarik kursi di depan lisa.
"Nee, tapi kurasa kau datang di waktu yang tepat".

"Wae? ngomong-ngomong tumben kau makan siang sendiri?".
"Karena aku memang tidak terbiasa makan sendiri, jadi syukurlah kau datang. Dan alasan aku datang sendiri karena ketiga eonniku sedang tidak bisa datang" jelas lisa.

"Ahh, arraseo".

Berhubung keduanya sama-sama lapar, mereka segera memesan makanan dan mengobrol dengan berbagai topik, termasuk mengenai jungkook.

°°°

Jisoo baru saja selesai rapat dengan kliennya. Ia sangat sibuk akhir-akhir ini, salah satunya karena kerjasama dengan perusahaan luar negeri.

"Jisoo ya, sekretaris pak hans menghubungiku tadi dan ia meminta kau datang ke paris weekend nanti" sehun memberitahu jisoo sebelum meninggalkan ruang rapat.
"Weekend nanti? apa tidak bisa Minggu depan saja?" lagi-lagi jisoo dibuat bimbang. Ia harus memberitahu ketiga adiknya dan weekend tinggal dua hari lagi.

"Aniyo, aku juga sudah meminta sebelumnya. Tapi kau tahu jadwal pak hans sangat padat dan minggu depan ia harus ke Australia.
"Astagaa, arraseo" jisoo meninggalkan ruangan dengan lesuh.

"Ehh tunggu! apa kau dapat kabar dari chaeyoung? nomornya tidak aktif sedari tadi" tanya sehun.
"Aniyo, kurasa pasiennya banyak".

"Benar juga. Jadwalmu sudah kosong setelah ini, kau bisa langsung pulang kalau lelah" sehun tahu kalau jisoo sedang banyak pikiran saat ini.
"Nee, kalau begitu aku duluan. Kabari aku jika ada sesuatu eoh?".

"Arraseo".

Jisoo meninggalkan kantor dengan mobil Mercedes Benz S 500 miliknya. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata sambil mendengarkan musik.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, ia tiba di halaman mansion.

"Eoh? tumben pulang cepat" jisoo buru-buru melangkah memasuki mansion ketika melihat mobil jennie yang terparkir di depannya.

"Jennie ya" panggil jisoo.

Jennie spontan berbalik ketika mendengar suara milik kakaknya.

"Apa terjadi sesuatu? tidak biasanya kau pulang cepat."
"Gwenchana, chaeng hanya tidak enak badan tadi".

"Mwo?" jisoo buru-buru menaiki tangga dan melangkah ke kamar milik rose.
"Hati-hati eonni" jennie berteriak karena khawatir melihat jisoo yang berlari menaiki anak tangga.

"Chaengi" panggil jisoo lembut.
"Eoh? eonni sudah pulang kantor jam segini?" rose yang sudah bangun beberapa menit lalu segera berbalik menghadap ke asal suara.

"Nee. Apa yang terjadi? kau sakit?".
"Gwenchana, aku hanya kelelahan eonni".

"Aiss, kau sangat keras kepala. Kau selalu menasihatiku tapi nyatanya dirimu sendiri yang tidak memedulikan kesehatan".
"Mianhae" rose tidak bisa membantah karena ucapan jisoo benar adanya.

"Arraseo, tapi jangan di ulangi lagi".
"Nee eonni".

"Kuharap kau memegang janjimu chaeng" sosok jennie tiba-tiba datang dan duduk di pinggir kasur milik rose, persis di sebelah jisoo.
"Tenang saja eonni".

"Ingat jangan luluh lagi dengan tatapan memohon para keluarga pasien" jennie memperingati.
"Arraseo arraseo".

"Woah, kurasa aku terlambat" lisa juga pulang lebih cepat kali ini.
"Lisa? kau pulang cepat juga hari ini?" tanya rose.

"Tentu saja, aku membawakanmu sesuatu" lisa mendekat dan menyodorkan sebuah kotak berisi kue kesukaan rose.
"Lava cake?".

"Ne, makanlah dengan lahap".
"Gomawo" tanpa menunggu lagi, rose segera melahap kuenya dengan nikmat.

"Aigoo, kukira saat sakit selera makannya berkurang. Ternyata hal itu sama sekali tidak berpengaruh padanya" ucap jisoo.
"Maja, kurasa dia akan segera pulih" tambah jennie.

"Aku juga membeli untuk kita" lisa meletakkan box yang berisi tiga lava cake persis seperti milik rose.
"Kau lagi banyak duit lisa?" goda jisoo.

"Aniyo, setiap hari pun uangku banyak eonni. Kau tahu sendiri, aku seorang arsitek nomor satu di negara ini" ucap lisa mantap.
"Aiss dasar sombong" jennie memutuskan untuk segera memakan kuenya.

"Arraseo. Aku akui itu" jisoo juga ikut melahap kue miliknya. Begitupun dengan lisa.

Setelah menghabiskan kue serta mengobrol santai, ketiga putri kim memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri.

°°°

Langit malam tampak indah dengan bintang yang menghiasinya. Para maid sibuk mempersiapkan hidangan untuk makan malam keluarga kim.

Kondisi rose sudah membaik, ia memutuskan untuk bergabung di meja makan bersama anggota keluarga yang lain.

"Bukankah sudah kukatakan tadi, aku akan mengantar makanan ke kamarmu" ucap jennie ketika melihat sosok rose di hadapannya.
"Gwenchana eonni, aku sudah tidak apa-apa".

"Chaeyoung, appa sudah mendengar dari eonnimu tadi. Sebaiknya kau lebih memperhatikan kesehatanmu kedepannya, appa tidak ingin kau sakit".
"Arraseo appa".

"Yeobo, sebaiknya kau bicara dengan dokter song agar rose mengoperasi sesuai jadwal saja" ucap son ye jin.
"Tidak perlu eomma. Aku tidak akan mengoperasi jika tidak sanggup".

"Aniyo, appa akan tetap menghubungi dokter song nanti".

Rose menghela nafas kasar, sudah dipastikan ia tidak akan lagi mengoperasi seorang pun pasien diluar jadwal, meskipun keluarga pasien memohon kedepannya.

Mereka pun mulai menyantap makanan masing-masing, tapi rose tidak seperti biasanya. Ia tampak tidak berselera kali ini.

"Tidak usah terlalu dipikirkan" lisa berbisik di telinga rose.
"Eoh?" rose terkejut dan tidak lama kemudian mengangguk sambil tersenyum tanda mengiyakan ucapan lisa.

"Habiskan makananmu chaeng" ucap jisoo yang sedari tadi memperhatikan tingkah rose.
"Nee eonni" suasana hati rose seketika membaik karena ucapan hangat dari sang adik.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang