4

1.4K 100 0
                                    

Keempat putri kim melangkah menuruni tangga dengan piyama tidur yang masih melekat di badannya. Hari ini adalah hari minggu jadi tidak heran dengan penampilan mereka.

Keempatnya berjalan ke arah meja makan yang penuh dengan makanan tapi mereka mencari keberadaan seseorang disana.

"Bi, kemana appa dan eomma?" tanya jisoo kepada salah satu maid yang baru saja membawakan mereka susu hangat.
"Ah katanya tuan ada urusan di luar kota dan nyonya ada pertemuan penggemar hari ini" jawab sang maid kepada nona mudanya.

Mereka mengangguk mengerti dan mulai menyantap makanan yang tersedia.

"Setelah kupikir-pikir, appa dan eomma terlalu sibuk. Seharusnya mereka mengurangi pekerjaan dan mengurus kita di rumah" lisa menatap ketiga kakaknya.

"Hm mau bagaimana lagi, tapi setidaknya mereka selalu menyempatkan waktunya untuk sarapan, makan malam bahkan liburan saat akhir tahun" jisoo memberikan senyuman ke arah lisa.

"Suruh saja keduanya pensiun, aku yakin harta appa cukup banyak walaupun ia tidak bekerja" ucap rose polos.
"Astaga kim chaeyoung, kau kemanakan otak pintarmu itu. Kalau appa dan eomma pensiun, kita tidak bisa lagi menggunakan black card saat belanja" jennie memukul pelan lengan adiknya itu.

Ke empatnya terus mengobrol sambil menghabiskan makanan.
Setelah selesai mereka kembali ke kamar dan segera bersiap untuk mengunjungi taman kota.

°°°

Keempat gadis itu tengah duduk di salah satu bangku taman, menikmati sejuknya angin yang menerpa wajahnya.

"Eonni aku ingin makan es krim" lisa menunjuk ke arah penjual es krim.
"Arraseo" jisoo melangkah ke arah tukang es krim itu dan membeli empat es krim rasa coklat.

"Kenapa coklat semua eonni, aku pengennya stroberi" protes rose.
"Jangan protes makan saja. Masih untung kubelikan, hanya lisa yang memesan tadi jadi ku sesuaikan dengan rasa kesukaannya" jisoo mulai melahap es kirim di tangannya itu.

Mendengar jawaban jisoo, lisa tertawa keras dan membuat beberapa pasang mata menatap ke arah mereka.

"Hentikan kim lisa! semua orang menatap ke arah kita" jennie menutup mulut adiknya dengan telapak tangannya.

"Arraseo, lepaskan" lisa mulai menghentikan tawanya dan jennie menurunkan tangannya dari mulut sang adik.
Saat sedang menikmati es krim sambil mengobrol seru, tiba-tiba suara handphone berbunyi dan mereka menatap ke arah kakak sulungnya itu.

"Eonni, berapa kali kukatakan kalau sedang weekend lupakan pekerjaan" protes jennie kepada jisoo.
"Iyya aku tahu, ini bukan dari kantor" jawab jisoo yang membuat ketiga adiknya penasaran.

"Lalu dari siapa eonni?" tanya lisa.
"Nomor tidak dikenal, aku matikan saja" jisoo hendak mematikan teleponnya.
"Angkat saja, siapatau penting" ucap rose singkat.

Jisoo pun mengikuti saran dari adik blondenya itu, ia mengangkat telepon dan terdengar suara seorang lelaki di seberang sana.
"Yeoboseyo, dengan siapa?" tanya jisoo.
"Rupanya kau tidak menyimpan kontakku. Apa kau juga melupakan janjimu?".

Jisoo bingung dengan penuturan sang pria, tidak lama kemudian ia mengingat sosok yang di temuinya saat di bandara.

"Ahh mianhe haein ssi, aku lupa menyimpannya" jisoo merasa bersalah.
"Arraseo, aku bisa menagih janjimu siang nanti?".
"Bisa, tentukan saja tempatnya" tutup jisoo.

Jung haein terus menatap layar handphonenya kala sambungannya terputus dan digantikan dengan foto cantik seorang wanita disana.

"Kau akan menjadi milikku kim jisoo" gumamnya dalam hati sambil tersenyum.

°°°

Setelah hampir 2 jam lamanya di taman kota, kini mereka telah berada di mansion tepat pukul 11 siang.

"Eonni kau belum menjawab pertanyaanku tadi, siapa yang meneleponmu eoh?" jennie menahan bahu jisoo yang hendak melangkah ke kamarnya.

"Teman eonni, dia mengajakku makan siang".
"Sehun oppa?" tanya lisa.
"Aniyo, temanku yang lain".

"Bukankah sahabatmu hanya sehun oppa eonni?" tanya rose.
"Iyya benar".

Ketiga adiknya heran dengan jawaban kakak sulungnya itu.
"Terus siapa temanmu itu eonni?" jennie kembali bersuara.
"Dia orang yang kutemui saat di bandara".

"Mwo?" ketiga adiknya berseru secara bersamaan.

Jisoo pun menjelaskan tentang kejadian yang terjadi saat di bandara itu. Alhasil semua adiknya mengerti tapi mereka juga bingung mengapa kakaknya tiba-tiba melakukan hal itu.

"Tapi bagaimana bisa kau mengajaknya makan bersama? bukankah kalian baru bertemu" jennie mengerutkan keningnya.

"Ntahlah, kurasa aku sudah hilang akal saat itu" jisoo merutuki dirinya yang sangat ceroboh kala itu.

Lisa dan rose tertawa melihat ekspresi dan perkataan kakaknya itu.

"Mungkin orangnya tampan, jadi jisoo eonnie langsung mengajaknya makan tanpa pikir panjang" ledek rose.
"Ahh kau benar chaeng, apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama eonni?" lisa ikut menggoda kakaknya.

"Apa benar yang dikatakan mereka eonni?" ekspresi jennie sudah berubah, mungkin sebentar lagi emosinya akan meledak.
"Aniyo, aku hanya ingin menebus rasa bersalahku tidak lebih" protes jisoo.

"Arraseo, ingat eonni kau tidak boleh memiliki kekasih tanpa persetujuan dariku eoh?" jennie menatap lekat kedua mata jisoo.
"Siap jendeuk eonnie" jisoo merangkul bahu adiknya dan mereka melangkah ke lantai atas secara bersamaan, dan kedua adiknya mengekor di belakang.

°°°

Jam menunjukkan pukul 1 siang jisoo tengah duduk di salah satu restoran yang dikirimkan haein satu jam yang lalu melalui chat.

Tidak lama kemudian sosok yang ditunggunya muncul didepan pintu dan tengah berjalan ke arahnya.

"Maaf aku terlambat, ada urusan tadi" haein mulai duduk dan posisi mereka saling berhadapan.
"Gwenchana, cuman telat 5 menit.

Mereka pun mulai memesan makanan lalu saling berkenalan secara baik.

Mereka menikmati makanannya, keduanya terus mengobrol banyak hal, salah satunya seputar pekerjaan.
Jam menunjukkan pukul 2 lewat 5 menit, artinya sudah 1 jam mereka bersama.

Keduanya memutuskan kembali dan saling berpamitan satu sama lain.
Jisoo mulai naik ke mobil sport hitam miliknya.
"Pria yang menarik" ia berucap sendiri lalu menginjak gas mobilnya meninggalkan restoran itu.

"Aku tidak salah menduga, dia memang wanita yang menarik dan tentunya sangat cantik" haein menatap kepergian jisoo didalam mobilnya lalu ia juga berlalu meninggalkan restoran.

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang