23

699 60 1
                                    

Ini adalah hari ketiga setelah jennie sadar dari mimpi indahnya.

Keadaannya semakin membaik, ia sudah meminta untuk dipulangkan ke mansion. Tapi rose masih enggan memenuhi keinginannya itu.

"Aku sudah baik-baik saja rose ya".
"Hmm tapi kau harus menunggu sampai besok, aku harus memastikan jika rasa sakit dikepala eonni tidak akan muncul lagi" jelas rose.

Jennie menghela nafas kasar dengan wajah yang cemberut.

"Woah bagaimana bisa seorang dokter bertingkah seperti ini. Kalau pasienmu tahu, mereka mungkin ragu untuk datang kepadamu eonni" goda lisa.

"Eonni" jennie merengek meminta pembelaan seperti anak kecil.

"Hentikan lisa ya, jennie hanya merindukan suasana mansion" bela jisoo.

Jennie tersenyum bangga mendengar penuturan dari sang kakak.

"Arraseo" ucap lisa pasrah.

Didalam ruangan itu hanya ada mereka berempat, kedua orangtuanya harus ke kantor karena ada sesuatu yang mendesak.

Keempat putrinya juga sudah memberikan izin karena kondisi jennie sudah membaik, ditambah ketiga saudaranya tetap berada disisinya.

Asik mengobrol, tiba-tiba pintu ruangan bergeser dan mulai terbuka.

"Selamat siang" sapa irene dengan jas dokter yang melekat di badannya.

"Siang" sapa putri kim kompak, kecuali jennie.

Jennie masih mengamati penampilan dari sahabatnya itu.

"Kenapa menatapku seperti itu eoh?" irene menggoda jennie.

"Kau bekerja di sini?" tanya jennie penuh semangat.
"Ne" jawab irene.

Ketiga saudara lisa memutuskan untuk ke cafetaria. Karena jennie sudah asik mengobrol dengan sahabatnya itu, sudah dipastikan mereka akan diabaikan.

Benar dugaan mereka, Jennie dan irene sangat asik mengobrol.

Sejak bergabung di rumah sakit ini, irene sudah tidak bisa lagi mengunjungi jennie sepuasnya. Ia harus mengontrol beberapa pasien dan melakukan operasi.

Saat jadwalnya kosong, ia bergegas menuju ke ruang inap sang sahabat. Tapi jennie selalu tidur karena irene memang berkunjung saat waktu istirahat.

Alhasil irene tidak tega mengganggu waktu jennie. Dan akhirnya hari ini semesta berpihak kepadanya, tidak ada jadwal operasi apapun pagi ini.

°°°

Jisoo, rose dan lisa tengah menikmati sarapan mereka di cafetaria.

Ketiganya makan sambil mengobrol.
Tiba-tiba lisa menangkap sosok yang dikenalnya.

"Bukankah itu taehyung oppa?" tanya lisa.
"Maja" ucap jisoo dan rose bersamaan.

Jisoo akhirnya memanggil taehyung dan sosok itu mulai melangkah mendekat.

Taehyung dan irene selalu mengunjungi jennie di ruangannya, bahkan di hari pertama ia menemaninya.

Taehyung memang sudah akrab dengan keluarga jennie. Sejak mengetahui fakta bahwa pria itulah yang membawa jennie ke rumah sakit.

Rose awalnya tidak suka dengan taehyung, ia juga mengingatkan kepada jennie agar tidak dekat dengannya.

Tapi setelah mengenalnya, ternyata taehyung adalah sosok yang ceria dan asik. Itulah salah satu alasan mengapa rose dan kedua kakaknya bahkan kedua orangtuanya terlihat sangat akrab dengan kim taehyung, mereka terlihat sudah saling mengenal dari lama. Padahal mereka baru mengenal sejak kecelakaan jennie.

"Annyeonghaseyo" sapa taehyung.
"Annyeong" sapa ketiga gadis didepannya.

"Kenapa kau disini oppa?" tanya lisa.
"Aku ingin izin bensin" sikap jail taehyung mulai muncul.

"Sikap menyebalkannya muncul lagi" lisa memelas wajahnya malas.

"Aku ingin makan lisa ya, mau apa lagi" taehyung tersenyum.

Jisoo dan rose terkekeh mendengar penuturan taehyung dan ekspresi wajah lisa yang cemberut.

Setelah mengobrol cukup lama dan perut mereka juga sudah kenyang, keempatnya hendak melangkah kembali.

"Kau ingin ikut dengan kami taehyung ssi? Kau selalu muncul tanpa diundang, dan saat jennie sudah sadar kau menghilang tanpa kabar" jisoo menggoda taehyung.

Mereka tahu betul bahwa taehyung menyukai jennie, irene sudah menceritakannya.

"Palli" belum sempat taehyung menjawab, lisa sudah menariknya.

Jisoo dan rose menggelengkan kepala lalu segera menyusul lisa.

°°°

Saat memasuki ruangan, wajah cemberut jennie menyapa pandangan ketiganya.

"Kenapa lama sekali?" tanya jennie kesal.
"Mianhe jennie ya" jisoo mendekat dan mengelus puncuk kepala sang adik guna menghilangkan rasa kesalnya.

Ternyata hal itu manjur, ekspresi wajah jennie sudah kembali normal dan tersenyum hangat kearah jisoo.

"Irene kemana jennie ya?" tanya jisoo.
"Dia baru saja pergi. Ada pasien mendadak" jawab jennie.

"Bukankah dia tidak punya jadwal operasi saat ini?" tanya rose.
"Ne, tapi tiba-tiba seorang dokter yang bertugas untuk operasi tidak bisa hadir. Alhasil ia meminta tolong kepada irene".

"Apa bisa seperti itu?" tanya lisa heran.
"Sebenarnya hal itu tidak dibenarkan. Sebagai dokter kita harus bertanggung jawab penuh atas pasien kita" jawab jennie.

"Terus mengapa irene eonni menyetujuinya?".
"Dia sebenarnya kesal, ekspresi wajahnya sangat lucu tadi. Dia terus mengomel dihadapanku setelah menjawab teleponnya. Tapi ia tetap melangkah keluar karena tidak tega kepada pasien itu" jennie terkekeh mengingat ekspresi wajah irene.

"Lihatlah chaeng, irene eonni sangat mengagumkan. Kau seharusnya membantu, jangan tetap bermalas-malasan disini" ucap lisa.

"Ya! Aku kan juga sedang bertugas. Jennie eonni adalah pasienku, aku hanya ingin fokus untuk merawatnya. Aku akan kembali ke ruang operasi setelah dia sembuh" bela rose.

Jisoo dan jennie terkekeh melihat kedua adiknya berdebat.

"Sudahlah lisa ya, chaeng sekarang adalah dokterku. Jadi aku tidak ingin perhatiannya terbagi untuk pasien lain" jennie berucap dengan senyuman.

"Arraseo" lisa mengalah.

Asik mengobrol, jisoo tersadar bahwa sedari tadi taehyung menunggu didepan. Ia buru-buru melangkah keluar dan ketiga adiknya beralih menatapnya.

"Mianhe taehyung ah, aku asik mengobrol tadi" jisoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hmm, kukira aku akan lumutan menunggu disini" canda taehyung.

Jisoo lagi-lagi dibuat tertawa dengan perkataan random milik taehyung, keduanya kemudian melangkah masuk kedalam.

"Annyeonghaseyo jennie ya" sapa taehyung.
"Eoh?" Jennie heran melihat sosok taehyung.

"Taehyung oppa menyapamu eonni, jawablah" goda lisa.
"Oppa?" jennie lagi-lagi dibuat heran dengan kalimat lisa.

"Sepertinya eonniku tidak menginginkan kehadiranmu disini oppa" rose ikut berbicara dengan nada menggoda.

"Chaeng?" jennie menatap kearah rose dengan tatapan heran. Bagaimana bisa mereka terlihat akrab dengan taehyung.

"Sepertinya kau harus bercerita kepadanya nuna. Kurasa dia heran dengan situasi ini" taehyung menatap kearah jisoo dengan secarik senyuman di wajahnya".

°°°

Keluarga KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang