TOXIC

29 5 0
                                    

Wendy membawa ember berisi air lalu menatap sosok JiU dalam keadaan tertunduk dengan kedua kaki dan tangannya masing-masing dirantai ke atas dan mulut terbungkam.Ia menatap JiU dengan tersenyum jahat lalu mengambil ember yg berisi air tadi kemudian...

Byurrr!!

JiU terbangun begitu Wendy menyiramnya dengan seember air.Hidungnya terasa sakit.

"Ehmmmmm"JiU tersadar bahwa dirinya dirantai berusaha melepaskan diri.

"Mari kita lihat seberapa sanggup lo bertahan"JiU mendongak mendengar suara Wendy.Matanya terbuka lebar melihat Wendy tersenyum mengejeknya.

"Gimana kabar lo?Baik-baik aja kan?"Wendy mengangkat dagu JiU agar menatapnya.

"Mmmmmm"JiU memberontak saat Wendy merobek paksa bajunya.

"Gue udah berkali-kali peringatin lo untuk jauhin dan putusin SuA.Ini akibatnya kalo lo gak nurutin perintah gue"ucap Wendy.

Bryan datang membawa rotan panjang lumayan besar lalu melayangkan rotan tersebut pada punggung JiU.

"AHHHHHMMMMMM"teriak JiU tertahan merasakan punggungnya perih dan sakit.Sedangkan Wendy tertawa puas melihat itu semua.

JiU tertunduk lemah tak bisa melakukan apa-apa selain meringis menahan sakit yg diterima.Punggunya terasa panas.

"Masih mau main-main sama gue?Lo gak bakalan ketemu SuA lagi selamanya,SuA bakalan jadi milik gue lagi"ucap Wendy penuh penekanan.

"Tunjukin gue tontonan yg sesungguhnya dan menyenangkan"ucap Wendy pada Bryan lalu ia duduk di atas meja.Bryan mengambil gunting dan pisau cukur lalu membawanya pada JiU.Ia tersenyum remeh melihat JiU.

"Hampir aja hahahaha"JiU kaget saat Bryan memainkan gunting pada dada dan hampir saja menusuk dadanya.

JiU menggeleng begitu Bryan hendak menggunting rambutnya.Bryan risih karena JiU melawan akhirnya ia menusukkan gunting tersebut pada leher kiri JiU.

"Mmmmmhhh"JiU memejamkan matanya.Lehernya sangat sakit apalagi Bryan membiarkan gunting tersebut tertancap di lehernya.

"Diam atau lo mati!!"Bryan mengambil pisau cukur lalu mulai mencukur habis rambut JiU.

Setelah selesai dengan rambut JiU,Bryan mencabut gunting yg tertanam pada leher JiU membuat JiU kembali berteriak kesakitan.Darah mengalir dari leher JiU.

"Upss tenang,gue bisa ngilangin sakitnya kok"Bryan berdiri mengambil sesuatu di dalam kotak berwarna hitam.

JiU menggeleng kuat begitu melihat Bryan membawa jarum dan tali nilon.Ia tau apa yg akan terjadi selanjutnya.

"Emmmmm"Bryan menjahit leher JiU yg mengeluarkan darah.Kepala JiU terasa pusing apalagi lehernya semakin mengeluarkan darah dengan dijahit menggunakan tali nilon.

Plak!!

Plak!!

Bryan menampar keras pipi JiU membuat sakit yg diterima semakin bertambah.

"Gimana?Masih sanggup lo ngelawan gue huh?!"Wendy menarik wajah JiU untuk menatapnya.Tatapan JiU mulai sayu dan ia pingsan.

"Lo gak akan bisa kabur dari gue,inget itu!!"Wendy dan Bryan meninggalkan JiU.

***

"JIU!!"begitu sampai di rumah,Taeyeon langsung berteriak.

"Tae,tenang dulu.Kita baru sampai loh,semuanya bisa diomongin baik-baik kan"ucap Tiffany tapi Taeyeon tak mempedulikannya.Ia masuk ke kamar JiU mencari anaknya itu.

"JIU!!!"teriak Taeyeon lagi membuat sang art dan supir menghampirinya.

"Maaf pak,mas JiU 2 hari ini tidak ada di rumah"lapor sang art dan diangguki si supir.

"Apa?"Taeyeon benar-benar kesal dengan ulah JiU."Kamu lihatkan,sampai sekarang anak kurang ajar itu belum pulang juga"ucap Taeyeon pada Tiffany.

"Kemana dia buk?"tanya Tiffany yg terlihat panik.

"Waduh,kalau itu saya gak tau buk.Hari sebelumnya mas JiU ke kampus dan setelah itu saya gak tau lagi kemana"jawab sang art.

"Nomornya gak aktif lagi"Taeyeon berusaha menelpon JiU tapi tak bisa.

"Nomor yg anda tuju tidak dapat dihubungi.Silahkan coba beberapa saat lagi"Taeyeon masih mencoba menghubungi nomor JiU,tapi tetap saja tidak bisa.

"JiU biasanya sering kemana?"tanya Taeyeon.

"Biasanya di rumah temennya pak yg namanya mas Siyon"jawab sang art.Taeyeon berlari keluar menuju mobilnya disusul Tiffany yg juga mengikuti Taeyeon.

"Tae mau kemana?"Tiffany masuk ke mobil.

"Jemput anak kurang ajar itulah"Taeyeon menyalakan mobilnya.
.
.
.
Begitu sampai di depan gerbang rumah Siyeon,Taeyeon langsung turun.Ia mengetahui rumah Siyeon karena dulu juga pernah menjemput JiU disini.

"Tae,jangan pake kekerasan"Tiffany keluar dari mobil menyusul Taeyeon.

Tok tok tok

Taeyeon mengetuk pintu rumah Siyeon.Tak lama keluarlah Siyeon lalu menyapa Taeyeon dan Tiffany dengan ramah.

"Oh halo om,tante,malam"sapa Siyeon ramah.

"JiU mana?"tanya Taeyeon langsung ke intinya.

"JiU?Beberapa hari ini udah gak main kesini"jawab Siyeon jujur."Kenapa ya om?"

"Dia gak pulang udah 2 hari.Jadi kami pikir dia nginep disini"jawab Tiffany tenang.

"Oh udah beberapa hari ini juga dia gak main sama saya,Seulgi maupun Moonbyul"jawab Siyeon lagi melihat kegelisahan Tiffany.

"Om sama tante udah coba hubungin?"tanya Siyeon yg diangguki oleh Tiffany.

"Tapi gak bisa dihubungi"ucap Tiffany.

"Yasudah kami pamit.Maaf jika mengganggu"ucap Taeyeon lalu pergi.

Taeyeon dan Tiffany sudah mencari JiU kemana-mana tapi tetap saja tidak ada.Ditelpon pun tetap tidak bisa.Taeyeon juga sudah menelpon Yoona dan JiU tidak ada disana.

"Apa gak lapor polisi aja dad?"usul Yoona.Taeyeon dan Tiffany berada di rumah Yoona.

Tiffany terlihat begitu gelisah dan khawatir.Bagaimana tidak,JiU tidak ada kabar.

"Ini semua gara-gara kamu tau gak.Kalo aja anak itu sama kita lebih gampang ngaturnya"Taeyeon menatap datar Tiffany."Selalu aja belain belain dan terus aja belain sampai kayak sekarang gak jelas kemana"

"Aku?Kamu nyalahin aku?Harusnya disini kamu yg aku salahin.Sikap keras kamu gak bikin semua keadaan membaik Tae.Siapa coba yg tahan sama orang keras kayak kamu?Walaupun JiU anak kamu,darah daging kamu,bisa aja JiU gak suka dan benci sama kamu"jelas Tiffany.Ia menahan air matanya agar tak jatuh.Tapi ya yg namanya manusia lemah pasti tak akan bisa walau seberapa kuat ia menahan air matanya.

Yoona diam mendengar perdebatan keduanya.Ia tak tau harus melakukan apa selain berharap Taeyeon tak melakukan kekerasan atau membentak Tiffany.Melihat Tiffany yg menangis membuat Taeyeon terdiam.Ia lepas kendali sehingga mengeluarkan kata-kata yg sensitif.

"Maaf"ucap Taeyeon akhirnya.Ia lalu memeluk istrinya itu untuk menenangkannya.

























To Be Continue...

REASON! (JiBo Of DREAMCATCHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang