S.P.Y

34 7 0
                                    

Pagi itu Dami berjalan mengendap mengambil makanan di atas meja makan.Ia melihat sekeliling terlebih dahulu untuk memastikan ayahnya tidak ada disana.Setelah benar-benar memastikan bahwa ayahnya tak ada,Dami barulah mengambil makanan yg sudah tersedia di atas meja.

"BRENGSEK!!SIAPA YG NYURUH LO NGAMBIL MAKANAN ITU?!"Dami terkejut begitu mendengar suara ayahnya.

"BUDEK LO!!ATO BISU LO!!"Dami berbalik dan mendapati ayahnya sudah berdiri tak jauh darinya menatapnya dengan penuh amarah.

"Ampun yah ampun"Dami memohon begitu ayahnya mencengkram kerahnya kemudian...

Bugh!!

Pukulan keras yg didapat Dami pada kepalanya.Ia terjatuh di lantai dengan darah di hidungnya.Ayahnya yg melihat itu tak memberinya belas kasihan.

"Ampun yah maaf"mohon Dami lagi.

"HEH LO TAU KAN APA YG HARUS LO LAKUIN KALO MAU MAKANAN ITU NYAMPE KE PERUT LO!!"Dami mengangguk.

"Aku akan lakuin apapun.Tolong ampuni aku yah"ucap Dami saat ayahnya hendak memukulnya lagi.

"APAPUN?!"Dami mengangguk menanggapi ayahnya itu.Terlihat ayah Dami menyunggingkan senyum jahatnya.
.
.
.
Dami dibawa ke sebuah bangunan tua yg tak pernah ia tau sebelumnya.Ia dan ayahnya memasuki bangunan tua tersebut.Betapa terkejutnya ia melihat orang yg pernah ia lihat sebelumnya,JiU,dengan keadaan terantai kedua tangan dan kakinya.Juga terdapat jarum jahit di dadanya.Ia juga melihat Wendy tersenyum puas dengan apa yg ia lakukan pada JiU.Terlihat wajah JiU menahan sakit yg ia rasakan di dadanya.

"Ada apa?"Wendy bertanya pada ayahnya lalu melihat Dami ketakutan di samping ayahnya itu."Siapa?"

"Dami,anak gue"Wendy tersenyum jahat ia paham maksud dari ayah Dami.

"Oke"Wendy mendekati Dami kemudian berbisik."Lo tau kan apa yg harus lo lakuin?!".Dami hanya mengangguk.

"Nice!"Wendy dan ayah Dami meninggalkan tempat itu.

Sekarang hanya tinggal Dami dan JiU.Dami mengambil tongkat besi lalu mendekati JiU.

"Jangan takut"ucap Dami melihat sorot mata JiU seperti ketakutan.Dami membuka lakban yg membekap mulut JiU.

"Huh siapa lo?!Anjir sakit"cicit JiU pelan karena ia merasa tubuhnya begitu lemas.Ia melihat dadanya yg di tusuk dan dijahit begitu saja oleh Wendy.

"Sakit"ucap JiU lagi.Dami melihat punggung JiU yg terdapat pisau kecil tertancap disana.Entah apa maksud dan tujuannya yg jelas itu sangatlah sakit.

"Plis lepasin gue"mohon JiU.

Dami mendekati JiU hendak mencabut pisau yg tertancap pada punggung JiU.

"Euhhh!"JiU menahan sakit saat Dami mencabut pisau yg tertancap di punggungnya.Dami mengeluarkan plester dari kantong celananya kemudian ia tempelkan pada luka JiU.

"Lo siapa?Plis lepasin gue!!"ucap JiU pelan.Bukannya menjawab,Dami malah duduk di samping JiU.

"Gue Dami.Dan gue disini bakalan jagain lo"ucap Dami akhirnya.

"Gue gak mau nyakitin lo.Gue cuma terpaksa.Dan gue juga gak mau jadi bejat kek ayah gue cuma gegara pengen kaya.Kalo pun gue nyakitin lo,gue minta maaf.Gue terpaksa"Dami meletakkan tongkat besi yg sedari tadi ia pegang."Gue inget banget sampe sekarang waktu ayah gue maksa gue kluar dari sekolah cuma gara-gara gue makanin makanan yg ada di atas meja waktu itu.Gue laper banget dari dan gue butuh sarapan dulu baru ke sekolah.Dan lo tau,setelah itu ayah gue nyuruh ngebunuh ibu gue yg sama sekali gak bersalah".Dami menundukkan kepalanya mengeluarkan foto ibunya dan kantong jaketnya.

"Alasan ayah nyuruh gue ngebunuh ibu gue tu simple banget.Ibu gue gak kerja dan bisanya cuma ngabisin uang.Padahal sebenernya bukan karna itu.Ayah gue pengen nikah lagi dan ibu gak mau cerai.Akhirnya ayah ngebunuh ibu dengan cara yg sadis banget"Dami mengusap foto ibu tersebut sambil menahan air matanya.Ia menangis bukan karna ia lemah,ia hanya kecewa pada dirinya yg tak bisa melindungi ibu yg sangat ia cintai.

JiU sedari tadi hanya diam mendengarkan cerita Dami Ia tak tau harus bagaimana.

***

"JiU,lo dimana?"SuA masih terus saja mencoba menghubungi JiU dan tetap saja tidak ada jawaban.

"Bora,kamu makan dulu ya"ucap Hyoyeon dari luar kamar.Karena tak ada jawaban,Hyoyeon masuk ke kamar SuA yg tidak dikunci.Ia menghela saat melihat SuA masih berada dalam selimut.Hanya kepalanya saja yg keluar.

"Pa!!"SuA menutupi kepalanya dengan selimut.

"Kamu belum makan loh dari tadi malam sayang.Dikit aja biar kamu gak sakit"ucap Hyoyeon.

Hyoyeon menghela karena SuA tak menggubrisnya.Ia lalu duduk di pinggir ranjang.

"Kamu tenang aja,papa sama daddy pacar kamu itu bakalan nyari JiU sampai ketemu"bukannya merasa dihibur,SuA malah merasa Hyoyeon hanya membual saja mengingat papanya itu memperlakukan JiU seenaknya.SuA semakin tak ingin melihat Hyoyeon.

"Beneran gak mau makan nih?Masih marah sama papa soal kmaren?Astaga lama bener"Hyoyeon menggeleng."Yasudah papa keluar"

"Pa"panggil SuA dengan suara seraknya saat Hyoyeon hendak bangkit dari duduknya.

"Ehh?"Hyoyeon kaget karena SuA tiba-tiba memeluknya erat.Sepertinya anak itu nangis dipelukannya.Ia mengerti bagaimana rasanya jika menjadi SuA.

"Aku gak bisa ngambek sama papa"SuA menggeleng kemudian semakin mengeratkan pelukannya.

Sementara itu di luar ternyata Yoohyeon melihat interaksi antara SuA dan Hyoyeon.Entah kenapa Yoohyeon juga merasa tak terima jika kakaknya,SuA terlihat begitu tertekan atas hilangnya JiU.





















To Be Continue...

REASON! (JiBo Of DREAMCATCHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang