32 : Reveal his real role

897 232 39
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .

Cakrawala membentang indah, paronama yang tak terelakkan oleh mata. Laut pun memantulkan warnanya bersama dersik ombak yang bersahut-sahutan. Udara panas memancar langsung ke kulit wajah. Rambut coklat kemerahannya berayun halus, nata hazelnya memandang lurus. Namun, sedetik kemudian bahunya bergetar sembari menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Derap langkah mendekat, Hanze hendak memeriksa keadaan Arienne yang sudah lama terdiam sejak tadi. Akan tetapi, seseorang mencegah aksinya. Iris hijau itu melirik pada Hanze sebelum kembali pada pekerjaannya.

"Biarkanlah gadis itu, dia mabuk laut." Juward acuh tak acuh mengangkat kaca pembesar milik Arienne yang tengah memuntahkan isi perutnya. Lelaki itu menganalisa lembar peta untuk membayangkan letak pulau Phantom secara geografis. Ia duduk di dekat kapten bajak laut Stealle yang wajahnya membengkak, disebabkan ketika garis yang Juward gambar melenceng, navigator itu akan menendangnya. Tentu saja berbagai alasan ia berikan pada Hanze sebagai pembelaan.

Namun, ada satu orang yang mengusik pikirannya sedari tadi. Mata abu-abu polos gadis itu memperhatikan gerak-gerik Juward, begitu lugu. Anehnya, elf tersebut wajahnya makin cemas dan sedikit membiru. Bibirnya terkatup rapat dengan sesuatu yang mengisi pipinya.

Awalnya Juward diamkan karena Elf itu tidak melakukan apa-apa selain memperhatikannya seperti patung. Akan tetapi, mendadak Elf itu menggebrak meja Juward bersama suara menjijikan yang keluar dari mulut ketika cairan kotor tumpah di atas pekerjaan navigator. Peta yang akan ia selesaikan itu kini diguyur oleh muntahan Elf.

Carsein yang tak sengaja menyaksikan itu mendadak tergelak memukul dek dan menujuk ke arah mereka, Dustin yang hinggap di bahunya hampir terjungkal. Sementara Pierre ikut menoleh sambil meneguk secangkir air, lalu air pun muncrat dari lubang hidungnya.

Keduanya menyaksikan bagaimana Elf itu dipisahkan jauh-jauh oleh Hanze sebelum Juward lepas dari keterkejutannya. Ethan yang memperhatikan mereka dari kejauhan hanya menggeleng pelan.

Mungkin di mata mereka ini adalah hal konyol yang perlu ditertawakan. Namun, tidak bagi bajak laut yang diikat bersama di dekat navigator. Stealle ketakutan, karena Juward sudah berdiri dari tempatnya sambil menggertakkan giginya yang terlihat lebih tajam, yang kemudian berlari mempersiapkan tendangan berapi bersama bara di matanya. Hanze menjambak rambutnya sendiri. "Kubilang jangan habisi mereka!"

Arienne menahan napasnya, lalu mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. "Bunuh mereka, Juward. Ingat apa yang sudah mereka perbuat, kau har─huek!"

. . .


"Apa masih lama lagi?" keluh Arienne. Terik panas buat dek menguap, ditambah jeruk ombak yang mengombang-ambing kapal menyebabkan gadis itu merasa mual. Di sampingnya Rosemary menutup kepalanya dengan kain agar terhindar dari cahaya, ia takut kulit mulusnya terbakar. Sementara makhluk bertelinga panjang yang ditegur habis-habisan oleh Juward, memilih diam dipinggir kapal, ia gemetar. Takut ia lagi-lagi disakiti seperti bajak laut Stealle yang dibuat babak belur.

PHANTOM'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang