09 : Mermaids who prey on princess

1.2K 323 88
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



. . .

Keringat dingin bak biji jagung menempel di pelipisnya. Bibir pun mulai memucat seolah ia melewati kutub yang dingin. Ia menggengam sprei dengan begitu erat sampai-sampai kukunya memutih. Erangan ia lantunkan ketika rasa sakit di perutnya bertambah dan bertambah.

Air matanya berjatuhan membasahi bantal. Napasnya tidak beraturan, sesekali ia menggertakkan gigi dan menahan napasnya agar menekan rasa sakit itu untuk pudar, tetapi yang ia lakukan tidak membuat itu jadi lebih baik.

Rosemary bangun dan melempar kain hangat itu, menampakan perut dengan simbol titik hitam dan segitiga di bawahnya. Ia mencakar perutnya sendiri, dengan wajah yang frustasi.

"Hentikan! Hentikan ...," lirih Rosemary. Ia menekuk tubuhnya dan meremas sprei  lebih erat lagi. Rasanya seperti perutnya ditusuk oleh seribu pisau berulang kali, ditekan hingga merobek jiwanya.

Rosemary beranjak dari tempat tidur, ingin bantuan dari siapapun itu. Ia merangkak sembari memegangi perutnya, tangannya dengan susah payah membuka pintu kamar. Dan akhirnya ia mendapatkan angin malam. Ia merintih seperti ajalnya sudah di depan mata.

Pupil matanya bergetar, rambut berantakan. Ia memukul dek berkali-kali karena rasa sakit di perutnya tak kunjung hilang. Kram luar biasa yang membuatnya sampai kesulitan bernapas.

"A─Aria," isaknya. Matanya putus asa mencari sosok gadis itu. "Tuan Ethan ...," lirihnya begitu pelan. Ia begitu yakin inilah kematian yang dirasakan orang-orang.

Namun, terdengar senandung yang tiba-tiba menenangkan pikirannya. Ia perlahan menoleh ke ujung kapal, dengan tertatih-tatih ia bangkit untuk berjalan ke arahnya.

Senandung itu pelan-pelan berubah menjadi nyanyian yang jelas. Merdu dan memabukkan. Tiba-tiba matanya terkunci pada ombak yang menyentuh kapalnya dengan intens, seolah ombak itu tengah menjulurkan tangannya untuk Rosemary.

Putri itu naik ke atas pembatas kapal. Entah mengapa rasa sakit di perutnya membaik karena nyanyian itu. Atau dirinya sekarang sudah mati rasa? Rosemary ingin mencari tahu itu. Dengan pipinya yang masih basah ia terus menatap ke bawah.

Kemudian ia menjatuhkan dirinya sendiri ke dalam ombak. Tangannya tiba-tiba ditarik oleh sesuatu di saja. Rosemary dapat mendengar nyanyian itu seperti berbisik tepat di telinganya, begitu dekat. Seperti mengajaknya untuk tinggal ke dalam dasar agar rasa sakit itu hilang.

Ia membuka matanya. Rambut panjang yang berkilau di depannya. Kulitnya yang sedikit bersisik dan pinggang rampingnya yang terhubung dengan ekor ikan.

PHANTOM'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang