Epilog

759 180 80
                                    

Melalui lubang teropong, seseorang menangkap seekor burung elang yang terbang ke arahnya. Benda optik itu ia turunkan, bertanya-tanya apa yang dilakukan elang tersebut di tengah-tengah samudra. 

Bendera hitam dengan gambar tengkorak berkibar ditiup angin. Sepatu boots hitam yang menapaki dek berjalan ke sayap kanan kapal. Merentangkan tangannya sejenak. Elang yang tadinya berputar-putar di kapal milik kelompoknya, mulai mendarat perlahan untuk bertengger di tangannya. Paruhnya menggigit kertas coklat yang khas. Ketika sang empu menadahkan tangan, elang tersebut menyerahkan kertasnya pada orang itu. 

"Apa itu, Kapten?" Joe menghampiri Jaquan. Sembari memainkan topi cowboy coklatnya, Joe merangkul Jaquan. Sesekali menahan untuk menguap. 

Seringai hadir di sudut bibirnya. "Berita bagus."

"Semuanya, kita akan ke sisi timur!" Jaquan melepas rangkulan Joe, serta membiarkan elang itu beranjak pergi. Sayapnya membentang dan menjauh dari kapal mereka. 

Saat Joe meraih kertas itu, ia sadar bahwa kertas tersebut bukanlah surat kabar biasa, melainkan sebuah invitation event. 

Tawa dan seringai semangat dari Joe mewarnai udara di kapal. Bersama awak perompak lainnya, ia berseru setelah membaca keseluruhannya. 

Baldamor, salah satu lima besar yang diakui sebagai bajak laut terkuat mendapat undangan khusus bajak laut. Dan menuju ke sisi timur dimana Festival Bajak Laut yang diadakan dua puluh tahun sekali itu kembali dipertunjukkan.

Di ujung barat, saat Sang Surya akan berpamitan. Api berkobar, di atas lautan. Hanya satu dari enam kapal yang masih mengapung gagah di atas permukaan. Bendera hitam dengan gambar tengkorak melambai ganas. Burung elang juga mengitari kapal itu semenit lalu. 

Tangan dibentangkan. Elang tersebut langsung turun mendarat. Melepaskan gulungan surat dari paruhnya. Pemilik kapal bajak laut, Smithson, membacanya dengan seksama. Membiarkan elang tadi pergi dengan senyum licik di wajah sang kapten. 

"Hanya ini satu-satunya cara untuk memastikan apakah Actassi masih berlayar bebas." Smithson kemudian menyuruh awak kapalnya berkumpul setelah menjarah kapal bajak laut yang lain. "Kita berangkat ke sisi timur!"

Heboh seketika. Surat invitation itu dilempar ke udara dengan para perompak yang melompat-lompat. "Blade akan memenangkan Festival Bajak Laut kali ini!"


***

Pusaran air kian mengecil. Actassi yang pertama masuk ke pusaran magis itu, disusul sebagian dari anggota Caspian. Kini hanya tersisa dua orang; Arienne dan Ethan. Dan Ethan rasa mereka harus cepat-cepat pergi dari sini, kalau tidak pusaran air yang menjadi jalan keluar satu-satunya bisa sia-sia. 

Goba dan para pengikut kerajaan yang tersisa menyaksikan kepergian bajak laut yang berjasa untuk Zephyr. Khususnya Arienne. Mereka merasa harus menyampaikan terimakasih terakhir karena mereka takkan berkesempatan lagi bertemu dengannya. Setelah mengobati Demian sekali lagi, mereka memutuskan untuk berdiri lebih lama di pinggiran pulau. 

Ethan membuka telapak tangannya. Senyum terukir di wajahnya yang tak sedikitpun terlihat menua. Malah makin menawan. Arienne membalas senyuman itu, jauh lebih cerah darinya. Menyambut uluran kakaknya. 

Sesuatu menjanggal hatinya, senyumnya berubah sendu. Ia berbalik sebentar untuk melihat rombongan Goba di sana. Matanya melirik Hutan Bambu dan ujung langit yang menampakkan pulau yang tertutup awan; melayang di udara. 

"Nona Arienne, sekali lagi kami berterima kasih. Mendiang Putri Rosemary pasti sangat menyukai Anda, kami dapat merasakan kehadirannya yang juga mengantar Anda pulang." Goba berkata dengan tenang, menyembunyikan kesedihannya diam-diam.

Arienne mengulum bibirnya, membungkuk sopan. "Maaf telah merepotkan kalian beberapa hari ini." Orang-orang di sisi Goba menggeleng cepat, tersenyum lega dengan helaan napas singkat. Itu bukan apa-apa bagi mereka.

Ethan kembali menarik Arienne, melangkah lebih dulu agar adiknya mengikuti dari belakang. Perlahan mata kaki hingga lutut mereka terendam. Arus terasa menarik mereka lebih dekat dengan pusaran itu. Tatapan mereka bertemu. "Dalam hitungan satu, dua ..."

Suara hempasan tubuh ke dalam pusaran magis itu membuat mata Goba berbinar. "Anda memiliki teman-teman yang hebat, Tuan Putri."

Seolah telah menunggu dua kakak beradik itu sedari tadi, pusaran yang tak jauh dari pinggiran pulau lantas perlahan lenyap seolah kemunculannya tak pernah ada. Pulau Phantom kembali terkunci mengasingkan diri, karena memang pulau tersebut bersinggungan dengan dunia manusia. Sebabnya pulau misterius ini tidak boleh diketahui dunia luar. Kalau tidak, tragedi lah mendatangi.

Sementara Arienne dan teman-temannya menahan napas oleh gejolak gelombang yang membawa mereka pada arus tak terkendali. Tubuh mereka terombang-ambing tanpa ampun. Kematian mulai sekarang selalu mengawasi mereka, dalam terang ... dalam gelap. Namun, Arienne tak boleh gentar. Sejatinya, yang ia teguhkan adalah seorang bajak laut hidup penuh tantangan dan marabahaya.  Dan Arienne, setelah selamat dari pusaran ini bersumpah akan menjarah seluruh perjalanan sebagai seorang bajak laut. Karena dirinyalah yang memutuskan akan hidup seperti itu. 

Dengan ini, perjalanan menuju Pulau Phantom telah berakhir. Baik buruknya kenangan akan tersimpan tanpa debu pada galeri milik mereka para bajak laut. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya, crews!


END

YEAAAAAAAYYYYYY!!!!

Terimakasih sudah menemani perjalanan kami hingga akhir, temen-temen! Aku sebagai penulis a.k.a BELPOIN mengucapkan seribu rasa syukurku memiliki company dari cerita dimulai sampai cerita berakhir. Cerita ini pastinya tidak sempurna, tidak bisa dipungkiri kekurangan bisa terselip dimana-mana. Meski begitu, terimakasih sudah berkenan membaca sampai total 80 bab!!

Buat yang dikit lagi berangkat mondok, aku sudah melunasi Phantom's Way ya, jadi hati tenang HAHAHA! Semangat yang udah masuk sekolah. Good luck ya sayang-sayangku!

Bagi yang antusias akan season tiga, kemungkinan akan menceritakan Festival Bajak Laut. Bajak laut ternama akan hadir dan bertemu dengan bajak laut kesayangan kita, Caspian! Aku akan menulis lebih banyak perjalanan menantang. Sayangnya, ini gak akan ditulis tahun ini. Aku awalnya gak mau nulis season dua malah tiba-tiba udah tamat... tapi aku sayang Caspian banget rasanya gak rela melepas mereka begitu aja huhu  *cry cry*

Terakhir, adakah yang ingin disampaikan untuk penulis? :D

Ikuti daily menulis dan membacaku di instagram kalau mau keep in touch okok @ abzhaar

Yak, itu saja. Sehat selalu, kawan! Sampai jumpa lagii!!!

Caspian di pinggir pulau setelah semuanya usai, bercengkrama damai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caspian di pinggir pulau setelah semuanya usai, bercengkrama damai.

PHANTOM'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang