. . .
Orang-orang berkerumun, penasaran dengan apa yang Welson bawa di belakangnya. Dua orang yang menenteng tas dan satu orang asing yang bergandengan tangan dengan yang lainnya.
Arienne menggengam erat jemari Rosemary. Gadis itu bergeming saat bertemu dengan banyak orang, pandangannya terus turun ke bawah. Melihat langkah kaki Arienne di depannya.
"Keep your head up, Rosemary." Arienne menarik tuan putri itu mendekat.
Hanya saja, tatapan mereka membuatnya teringat dengan rakyatnya di sana. Rosemary tidak ingin bertemu dengan mata yang sama.
Ethan melirik sekilas. Ia mengangkat barang Arienne, ia biarkan adiknya bergerak bebas. Arienne langsung merangkul Rosemary.
"Itu kapal kami!" seru Arienne. Tangannya menunjuk ke arah dermaga. Ia menarik atensi Rosemary, kepalanya tegak melihat arah telunjuknya. Kapal yang cukup sederhana, tetapi terlihat nyaman.
Rosemary belum pernah menaiki kapal sebelumnya. Matanya terbuka lebar saat kapal-kapal lain menghampiri dan sisanya mengapung di atas samudera.
Welson menoleh ke belakang. Membantu Ethan memasukkan barang-barang. Sementara Arienne sibuk berceloteh tentang kesukaannya dengan kapal, deru ombak, dan laut yang bersinar di bawah mentari.
Ayahnya itu tersenyum diam-diam.
"Apa mereka seumuran?" Welson bertanya, terlihat Arienne banyak bicara di depan Rosemary.
Ethan mengangkat bahunya sekilas. Ia dan ayahnya paling pertama menaiki kapal. Disusul Arienne dan Rosemary.
Welson pun melihat anak-anaknya dengan tatapan yang mendalam. Meski ia tidak menyumbang senyuman, tatapan itu begitu tulus.
"Jangan saling berselisih, tetaplah bersama sebagai saudara." Ia pun berbalik, kakinya menginjak jembatan.
"Kembalilah setelah selesai, aku akan menunggu kalian di sini." Ia sedikit memelankan suaranya, tetapi kedua anaknya itu mengangguk paham.
Bagaimana mungkin mereka saling berselisih, mereka itu satu dan saling membutuhkan. Di masa depan nanti akan terus begitu, bukan?
Jangkar diangkat, Ethan menggerakkan kapal. Arienne menarik layar kapal hingga berkibar dengan gagah. Rosemary memegang ujung kapal sembari berdecak kagum, apalagi ketika mereka mulai menjauhi dermaga dan Mercene.
Arienne melambaikan tangan, diikuti dengan rambutnya yang terbawa angin. Ia menyelipkan beberapa helai ke daun telinga, tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHANTOM'S WAY
FantasiBACA SCYLLA'S WAY DULU YA *** Hampir dua tahun lamanya sejak Arienne kembali dari perjalanannya, gadis yang berhasil membawa kakaknya pulang. Kini ia hanya menghitung hari, berharap setidaknya teman-temannya mengabari. Namun, tidak ada tanda-ta...