BACA SCYLLA'S WAY DULU YA
***
Hampir dua tahun lamanya sejak Arienne kembali dari perjalanannya, gadis yang berhasil membawa kakaknya pulang. Kini ia hanya menghitung hari, berharap setidaknya teman-temannya mengabari. Namun, tidak ada tanda-ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Carsein mengamati pantulan dirinya di depan cermin. Dirinya tercengang menemukan hiasan dan pernak-pernik yang melengkapi wajah serta pakaiannya. Kedipan polos milik penyihir tersebut buat Arienne bertepuk tangan penuh kagum.
"Bravo! Sempurna sekali!" seru sang kapten. Rosemary dan gadis dengan telinga panjang itu beradu tos.
Penyihir berambut merah muda itu berbalik, terlihat rautan di wajahnya mengatakan dia tidak terlalu suka dengan ide ini. "Memangnya aku harus benar-benar mengenakan ini?"
Lagi-lagi suara berat khas laki-laki itu buat Arienne tersadar kembali. Ia menghembuskan napas dengan kecewa. "Manusia tidak ada yang sempurna," gumamnya, yang masih bisa didengar oleh Carsein.
"Kenapa kau yang kecewa!?" Carsein terbakar oleh api berwarna ungu yang tercipta tiba-tiba di sekelilingnyanya.
Arienne menjerit dan menegakkan tubuhnya seperti semula. "Tidak, ini tetap sempurna!" tegasnya sembari memaksakan tawa dan tepuk tangannya.
"Kau hanya perlu tenang dan tidak bersuara." Arienne memijat bahu Carsein, menenangkan emosi penyihir yang mudah berubah-ubah. Namun, bukannya tenang, Carsein merasa api dalam dirinya membesar setelah mendengar Pierre dan Juward menahan tawa.
Rambut merah mudanya yang menambah kesan feminim itu mendadak berubah menjadi seputih kapur dengan kornea ungu yang menyala-nyala. "Aku ditertawakan!" serunya.
Pierre menggigit bibir bawahnya sembari bersembunyi di belakang bahu Juward yang ikut bergetar menahan gelak. Navigator itu menunduk menutup mulutnya.
Carsein pun menggunakan sihirnya, keduanya melayang di udara dalam posisi terbalik, sehingga pakaian atas mereka berantakan ke bawah. Perut kurus Pierre nampak bersama gerakan pemberontakan kecil yang ia buat.
"Hey!" teriaknya.
Sementara Juward berusaha meraih sesuatu agar ia berpegang dan turun, meskipun udara tak bisa dia genggam. "Apa-apaan!" pekiknya.
Ethan yang menyaksikan keributan yang kesekian itu hanya menghela napas paling dalam, lalu lanjut mengasah pedangnya, mengetahui bahwa ia tidak dibolehkan ikut oleh adiknya.
Arienne memijat pelipisnya. Ia mengatur napasnya agar tidak membuang-buang waktu menghabisi suaranya. Seperkian detik, Arienne tersenyum manis. Ia menghalangi pandangan Carsein yang mengerut marah.
"Sein! Kau tahu dalam penyamaran ini, kau bisa menipu, menemukan hal-hal baru tanpa diburu, dan menambah koleksi di rumahmu!" Arienne mengangkat jari telunjuknya, nada bicaranya terdengar seolah ia tengah menawarkan keuntungan barang kepada calon pembelinya.