BACA SCYLLA'S WAY DULU YA
***
Hampir dua tahun lamanya sejak Arienne kembali dari perjalanannya, gadis yang berhasil membawa kakaknya pulang. Kini ia hanya menghitung hari, berharap setidaknya teman-temannya mengabari. Namun, tidak ada tanda-ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Double update krna ak cinta km 💗👊
. . .
Rambut merah kecoklatan itu berkibar lembut. Sorot matanya begitu tajam lurus ke depan. Mengamati kabut di depan yang secara perlahan berangsur transparan, hingga pulau di depannya nampak.
Sepatu boots hitamnya melangkah sembari ia mengikat rambutnya, poni panjangnya dibelah ke masing-masing sisi. Ia menuju kamarnya, ada Rosemary yang terbaring lemah dan Ethan yang memasukan sisa barang pecah ke dalam karung hitam. Sepertinya Ethan baru selesai bersih-bersih di bagian yang sulit disapu.
Arienne menggaruk tengkuknya. Ethan memutar matanya. Arienne mirip seperti Welson ketika marah dulu. Pria itu mendekatinya, mengacak-acak rambutnya yang sudah ditata rapi sejak tadi, lalu melewatinya.
Kemudian Arienne menutup pintu pelan-pelan. Ia mengikuti arah langkah Ethan, hatinya berdetak begitu keras. Mereka hanya tinggal beberapa meter dari Pulau Eya. Ia berhenti melangkah dan melihat ke depan. Pulau itu tercipta jelas di sana.
Arienne meletakkan telapak tangannya di depan dada. Dan benar, itu berdetak cepat. Pulau itu terlihat sama seperti terakhir kali ia berkunjung. Awal begitu, tidak sampai ia melihat puing-puing kapal di pesisirnya. Jantungnya berdetak makin cepat. Ia segera berlari ke ujung kapal. Meremasnya dan membuka matanya lebar-lebar.
"Kak, lihat ke mari!" desak Arienne. Ethan yang sedang membersihkan stir dengan kain lap langsung menoleh. Ia menaruh kain itu ke atas tabung dan turun menghampiri adiknya.
Telunjuk Arienne terangkat ke depan. Maka Ethan tertegun ketika kapal mereka akan sampai. Banyak bekas pertarungan di sana. Mata Ethan melebar saat matanya menangkap bendera yang terkapar di sana, tidak sepenuhnya tertutup oleh pasir.
Bendera dengan simbol garis bergelombang, dua pedang yang mengarah berlawanan dan gambar perisai melingkari itu. Angkatan Laut.
Ia segera menarik Arienne menjauh. Ethan mengambil pedang di dekat tiang kapal dan melepaskan sarungnya. Gawat jika angkatan laut melihat Arienne!
Arienne kebingungan dan duduk di balik kotak-kotak bersediaan. Ethan melempar jangkarnya dan mengamati sekitar. Dengan pedang di tangan kanannya ia menurunkan tali tangga.
"Tunggu, aku akan memeriksa sekitar dulu." Ethan turun ke bawah.
Arienne tersentak. "Apa?!" kejutnya. Ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Gadis itu geram, entah kenapa ia mudah tersinggung ketika seseorang memintanya untuk menunggu. Ia bangkit dari tempatnya. Ia melangkah ke cepat, hendak menyusul, tetapi ia berhenti. Kepalanya menoleh pada pintu ruangan yang tidak dikunci.