. . .
Knowlock berdiri kokoh dengan megah, orang-orang yang berkeliaran di tingkatan keempat tampak seperti orang yang memanfaatkan waktu mereka untuk belajar, membaca, menulis, serta menyukai ilmu pengetahuan.
Senyum Arienne merekah, ia menyeret ketiga temannya penuh antusias. Buru-buru masuk ke perpustakaan terbesar di bagian barat lautan. Saat keempatnya berada di lantai pertama, ternyata ramai yang menghuni bangunan terbesar dan tertua di Knowlock. Apalagi perpustakaan ini merupakan salah satu fasilitas belajar untuk para pelajar dan calon-calon angkatan laut menimba ilmu dasar khususnya teori.
Perpustakaan Knowlock pada dasarnya memiliki tiga lantai yang begitu luas dan tinggi. Dindingnya hampir dipenuhi oleh rak dan buku. Lantai pertama disediakan meja dan kursi panjang, toilet, ruang kepala dan petugas perpustakaan, sementara lantai lain terhubung oleh tangga yang bisa bergerak ke samping dengan tuas agar lebih mudah menelusuri tatanan rak.
Ketika berada di lantai pertama, keramiknya berwarna kuning seperti lukisan awan, teksturnya licin. Kepala Arienne mendongak, cahaya sang surya menembus dari atap perpustakaan yang sebagiannya berbahan kaca transparan berwarna biru dan merah muda.
Rosemary dan Juward yang baru pertama kali melihat ruangan dengan buku sebanyak itu lantas membuka mulut mereka dengan kagum. Berbeda dengan Carsein yang terlihat pusing melihat buku memenuhi bangunan itu.
Arienne mengumpulkan keempatnya ke pojok ruangan, di mana mereka harus berpura-pura berdikusi sembari membalikkan lembar buku acak. Gadis itu celingak-celinguk mencari buku, dengan maksud memastikan sekitar tidak akan mendengar percakapan mereka.
"Dengan buku sebanyak ini, bagaimana cara kita tahu dimana peta itu tergambar?" tanya Arienne, diikuti gumaman ketiga temannya yang juga kebingungan.
"Mungkin kita bisa mencarinya di bagian rak geografi, tapi itu akan memakan waktu yang lama," tambah gadis itu, sembari mengulum bibir bawahnya.
Juward membalikkan lembaran buku, memejam sembari otaknya memikirkan ide realistis yang bisa mengeluarkannya dari situasi ini.
Rosemary menggigit jarinya, dia sama sekali tidak bisa berpikir. Perasaannya sedari tadi tidak enak.
"Gunakan aku saja, sihirku," usul Carsein, tenggorokannya kering akibat terlalu lama memendam suara. Ia melepas bulu matanya yang hampir jatuh. Menjadi perempuan anggun sama sekali tidak menyenangkan baginya.
"Memangnya kau tahu bagaimana peta Phantom tergambar?" Arienne memiringkan kepalanya. Carsein mendongak sebentar, lalu kembali menatap kaptennya. "Rosemary tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
PHANTOM'S WAY
FantasyBACA SCYLLA'S WAY DULU YA *** Hampir dua tahun lamanya sejak Arienne kembali dari perjalanannya, gadis yang berhasil membawa kakaknya pulang. Kini ia hanya menghitung hari, berharap setidaknya teman-temannya mengabari. Namun, tidak ada tanda-ta...