23 Maret 2023 - 29 Maret 2024
INI HANYA FIKTIF BELAKA!
PLEASE, NO PLAGIAT!
Hanya cerita tentang sebuah keluarga.
Berisi tujuh orang bersaudara.
Hidup bersama sejak orang tua mereka tiada.
.
.
.
Jika ada yang mampir ke sini sesama creator/author wa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
This chapter for you, Ai. See you in Barcelona to watch our favorite football club.
Backsound chapter ini adalah "Orange - 7!!" Silakan putar di platform musik yg kalian pakai!
Happy Reading! Enjoy! . . .
"Aku tersesat di jalan yang bernama kehidupan." Kakashi Hatake
"Hidupku tidak berjalan seperti yang aku inginkan." Seokjin Raidan Wijaya
Seorang laki-laki melangkahkan kakinya menyusuri salah satu block yang jalanannya cukup lengang di Ciutat Vella - Barcelona, dia merapatkan jaketnya saat hawa dingin menerpa badannya karena sore tadi baru saja turun hujan. Jin tersenyum saat matanya menangkap pemandangan pasangan yang berjalan bergandengan tangan. Senyumnya terasa sangat hambar melihat pemandangan tersebut.
"Pada akhirnya aku menginjakkan kaki di Barcelona sendirian, Ra. But it's okay, mau gak mau harus Abang accept kan?" gumam Jin menghela nafas berat sambil menatap langit malam yang indah bertabur bintang meski habis hujan deras.
Barcelona, sebuah kota besar yang merupakan pusat kota daerah otonomi Catalonia yang jumlah populasinya ±1,6 juta penduduk. Barcelona adalah tempat impian Jin dan awalnya menjadi salah satu tempat yang akan Jin datangi untuk bulan madunya. Tapi karena pernikahannya batal jadi dia memutuskan untuk pergi ke Barcelona sendirian dengan waktu lebih awal dari jadwal seharusnya. Untungnya keadaan Wijaya Corp. sudah mulai membaik jadi bisa dia tinggal.
Sebuah restoran di persimpangan jalan memancarkan warna orange indah membuat restoran tersebut tampak hangat, itulah tempat yang akan Jin tuju malam ini.
"Buenas noches, bienvenidos a nuestro restaurante," "Selamat malam, selamat datang di restoran kami," sambut salah satu pelayan yang berjaga di kasir paling depan.
"Buenas noches, soy invitado del señor Kevin," "Selamat malam, saya tamu dari Tuan Kevin," jawab Jin dengan menggunakan bahasa yang sama dengan pelayan tersebut, yaitu Bahasa Spanyol.
"El Sr. Kevin está en la habitación privada número 4. Suba al segundo piso y busque la habitación numerada!" "Tuan Kevin berada di ruang privat No. 4. Silakan naik ke lantai dua dan cari ruangan bernomor tersebut!" info pelayan itu setelah mengecek catatan tamu bernama Kevin yang Jin maksud. Malam itu hanya ada satu Kevin yang reservation ruang privat di resto tersebut, jadi tentu tidak akan salah orang.
"Gracias, señorita." "Terima kasih, Mbak." Jin mengangguk sopan dan segera menuju ruangan yang sudah diinfokan pelayan. Begitu menemukan ruangannya Jin segera mengetuk pintu dan membuka dengan santai, tidak sungkan sama sekali.
"Disculpe? Buenas noches?" "Permisi? Selamat Malam?" salam Jin saat memasuki ruangan privat No. 4 tersebut.
"Halah! Sok-sokan pakai española (bahasa Spanyol). Masuk-masuk!" komentar salah seorang dari tiga orang yang ada di ruangan tersebut, Jin terkekeh mendengarnya. Baru datang saja dia sudah jadi bahan ceng-cengan.