23 Maret 2023 - 29 Maret 2024
INI HANYA FIKTIF BELAKA!
PLEASE, NO PLAGIAT!
Hanya cerita tentang sebuah keluarga.
Berisi tujuh orang bersaudara.
Hidup bersama sejak orang tua mereka tiada.
.
.
.
Jika ada yang mampir ke sini sesama creator/author wa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Backsound part ini adalah Sammy - Tak Mampu Pergi Silakan putar di platform musik yg kalian pakai!
Ketika dia yg kau cinta mencintai yg lain Betapa dalamnya terluka hatiku
Happy Reading! Enjoy! . . .
"Demam Abang udah lumayan turun," beritahu Hoseok pada saudara yang lain setelah mengecek suhu tubuh Jin. Mereka menghela nafas lega mendengarnya.
Mereka berenam merasa bersalah, tengah malam tadi Jin tiba-tiba mengalami demam tinggi. Mereka berpikir, obrolan berat mereka sore lalu yang mengorek luka abangnya adalah penyebab abangnya drop lagi. Padahal bukan itu faktornya, tapi karena immune Jin saja yang masih lemah. Syukurlah subuh ini demamnya mulai turun.
"Kita bertiga harus sekolah hari ini, Bang. Ujian praktik nggak mungkin bisa online. Jadi gak bisa ikut jagain Abang dari pagi," ujar Jimin pada abang-abangnya.
"Gak papa, kalian sekolah ajah! Abang free hari ini jadi bisa jagain Abang," jawab Namjoon.
"Ya udah nanti berangkatnya Abang anterin yah," ujar Hoseok, karena dia juga harus ikut survey lapangan dengan Rendi jadi tidak bisa menjaga Jin di rumah sakit.
"Sorry gue harus ke kantor juga hari ini, Joon. Soalnya minggu depan album gue liris. Kayaknya lo hari ini sendirian jagain Abang." Yoongi juga memberitahukan kegiatannya.
"Terserah, Bang," tanggap Namjoon cuek. Yoongi mendengus kesal, adik-adiknya masih saja tidak welcome padanya pasca kejadian Rennata kemarin.
***
"Assalamualaikum?" salam seorang perempuan cantik berambut sebahu masuk ke ruang rawat Jin.
"Waalaikumsalam," jawab Namjoon segera berdiri dan memeluk kekasihnya hangat. Yang datang ternyata Diandra.
"Aku bawa makanan Hon buat makan siang kita nanti." Diandra menunjukkan tas bekal besar yang dia bawa dari rumah.
"Makasih banyak yah, Hon. Perhatian banget sih." Namjoon mengusak rambut Diandra gemas.
"Aku beresin ini ke pantry dulu yah." Namjoon mengangguk, dia tersenyum hangat memperhatikan pergerakan Diandra.
"Gimana keadaan Abang, Hon?" tanya Diandra setelah membereskan makanan yang tadi dia bawa.
"Sekarang demam, tengah malam kita semua panik pas tahu Abang demam. Padahal yang dicemaskan tidur pulas. Tuh, udah jam sepuluh belum bangun juga." Namjoon menunjuk Jin yang masih tidur dengan dagunya.
"Eeuugghh! Ssshhhh!" Jin terusik dalam tidurnya, tapi lenguhan dan ringisan itu menarik perhatian Namjoon. Dia segera memeriksa suhu tubuh abangnya lagi, hal itu memang berkala dia lakukan.
"Demamnya naik lagi, Hon. Padahal tadi pagi udah turun, ini 39⁰ lagi," lapor Namjoon cemas.
Diandra segera bergerak menuju toilet, saat keluar dia membawa baskom kecil berisi air hangat dan handuk kecil di tangannya.