Part 74 - Sederhana

633 72 36
                                    

Backsound chapter ini adalah Untukmu Aku Bertahan - Kak AganSilakan putar di platform musik yg kalian pakai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Untukmu Aku Bertahan - Kak Agan
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Sudah satu jam berlalu, suasana di depan ruang operasi sangatlah hening. Tidak ada yang memiliki niatan untuk membuka suara satupun diantara mereka semua. Om Kris memejamkan dengan tangan bertaut, dia tenggelam dalam doa khusyuknya, disampingnya tante Emily juga melakukan hal serupa. Begitupun dengan semua orang, mereka tenggelam dalam doa mereka masing-masing dengan cara mereka masing-masing.

"Sepertinya operasi masih lama selesainya, kalian boleh giliran sholat agar doanya lebih maksimal." Om Kris menjadi orang pertama yang memecah keheningan.

"Aku, Di, dan Andi duluan yah, Pah. Kita ke mushola sebentar." Abidzar langsung merespon dengan positif saran dari om Kris. Jodi mengangguk setuju dengan apa yang disampaikan oleh om Kris.

"Nanti giliran sama kalian," lanjut Abidzar pada adik-adik Jin yang diangguki mereka semua. Semua orang menarik nafas panjang, mereka resah memikirkan bagaimana proses operasi di dalam sana.

Setelah Abidzar, Diandra, dan Andi kembali; Yoongi, Jungkook, dan Hoseok yang giliran pergi ke mushola. Lalu kloter terakhir si kembar dan Namjoon yang pergi ke mushola untuk sholat.

Mereka semua berdiri dari kursi yang mereka duduki begitu lampu ruang operasi padam. Sekitar empat jam operasi berjalan, akhirnya penantian mereka berakhir juga. Jantung mereka berdegup kencang menanti salah seorang keluar dari ruangan tersebut. Orang yang pertama keluar ternyata adalah om Tian, dia selaku dokter pendamping menjadi orang yang bisa keluar mengurus urusan transfer pasca operasi.

"Mas? Bagaimana hasilnya?"

"Operasinya lancar kan, Dok?"

"Om, Abang baik-baik ajah kan?"

"Om, Abang gimana?"

Om Tian langsung diberondong oleh banyak pertanyaan dari mereka semua, sampai akhirnya beliau mengacungkan tangannya meminta mereka tenang. Untungnya mereka semua menurut.

"Alhamdulillah operasinya berjalan lancar, tapi seperti dugaan kami sejak awal terjadi pendarahan yang cukup hebat. Tapi kalian tenang saja, pendarahan itu bisa Ken dan James atasi dengan sangat baik. Sekarang Jin masih di ruang observasi, paling lama setengah jam lagi dia bisa kita pindahkan ke ruang rawat biasa." Semua orang mengangguk paham sekaligus menghembuskan nafas lega mendengarnya.

"Tapi kami ada satu masalah akibat pendarahan hebat yang terjadi tadi. Sebenarnya sampai pembedahan selesai darah yang kita siapkan memang cukup, tapi setelah pengecekan pasca operasi ternyata Jin masih membutuhkan satu kantong darah lagi. Jadi dari sekarang kita bisa langsung mencari darah tersebut, dikarenakan AB rhesus negatif cukup sulit ditemukan." Adik-adik Jin langsung mengusap wajah mereka masing-masing dengan kasar, tidak ada satupun diantara mereka yang memiliki darah yang sama dengan sang abang sulung, di antara mereka juga tidak ada yang memiliki darah rhesus negatif.

ABANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang