23 Maret 2023 - 29 Maret 2024
INI HANYA FIKTIF BELAKA!
PLEASE, NO PLAGIAT!
Hanya cerita tentang sebuah keluarga.
Berisi tujuh orang bersaudara.
Hidup bersama sejak orang tua mereka tiada.
.
.
.
Jika ada yang mampir ke sini sesama creator/author wa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Backsound chapter ini adalah Orang yang Sama - Virgoun Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang karena chapternya cukup panjang.
Flashback di dalam Flahsback banget isinya.
Happy Reading! Enjoy! . . .
"Pundak Abang nyaman banget untuk Di bersandar," gumam Diandra, gadis cantik itu mengambil nafas dalam sambil menghirup aroma abangnya yang sangat dia sukai. Mereka tengah duduk bersama di sebuah kursi besi menghadap ke sebuah taman kecil yang indah.
"Di kangen banget tahu, Bang," lanjutnya sambil memeluk Radi jauh lebih erat lagi. Radi mengelus kepala Diandra yang ada di pundaknya penuh kasih sayang. Dikecupnya kening Diandra lembut dengan senyum teduh bersahaja miliknya.
"Abang cuma mampir, sebentar lagi Abang akan pulang." Diandra cemberut mendengar jawaban Radi.
"Kok udah pulang lagi? Di masih kangen tahu, anterin dulu Di pulang ke rumah pokoknya! Baru nanti Abang pulang ke tempat Abang." Radi terkekeh mendengar permintaan adik manjanya.
"Iiisshh!! Nyebelin banget!" Diandra dengan semangat menggelitik pinggang Radi, keduanya tertawa puas melepaskan kerinduan satu sama lain.
"Pulang gih! Udah ada yang jemput tuh!" tunjuk Radi dengan dagunya ke arah belakang adiknya, dia mengusak kepala adiknya gemas dan sayang. Diandra cemberut karena enggan untuk berpisah dengan abangnya.
Diandra menengok ke belakang, memang siapa yang menjemputnya? Tumben ada yang jemput segala, itu pikirnya. Diandra tertegun melihat sosok yang Radi sebut-sebut menjemputnya, dengan cepat Diandra kembali menghadap sang abang.
"Kenapa ada dia, Bang?" tanya Diandra heran dan menatap Radi dalam.
"Abang yang memintanya menjemputmu, Di." Mata Diandra berkaca-kaca mendengar jawaban Radi.
"Bahagia selalu yah, Sayang." Radi memeluk Diandra sayang dan mengecup puncak kepala adiknya lama dan hangat. Diandra balas memeluk abangnya sama eratnya.
....
Mata Diandra terbuka tiba-tiba, nafasnya memburu setelah terbangun dari tidurnya. Sebuah mimpi yang membuat hati gadis cantik itu hangat sekaligus gelisah dalam waktu bersamaan.
"Bang, apa dia jawabannya?" gumam Diandra, dia bangun dari posisi tidurnya lalu memeluk lututnya sendiri.
"Tapi bukan dia yang Di cintai, Bang," lanjutnya lagi dengan hati penuh kegamangan. Wajah Namjoon hadir di pelupuk matanya, sosok yang dia harapkan untuk menjadi pendamping masa depannya.
Sudah tiga hari berturut-turut Diandra melakukan istikharah, tiba-tiba malam ini dia diberikan mimpi demikian. Hal ini menimbulkan peperangan hebat dalam dirinya sendiri. Sosok yang dia harapkan dan sosok yang hadir dalam mimpinya adalah laki-laki yang berbeda. Keraguan akan pilihannya sendiri semakin besar karena sosok dalam mimpinya adalah sosok yang Radi pinta untuk menjemputnya. Diandra tidak bodoh, dia mengerti maksud abangnya, tapi sayang kata hatinya berbeda.