Backsound chapter ini adalah
Bohongi Hatiku - Mahalini
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!My fav backsound is back!!!
Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.Sore harinya, Wijaya bersaudara berkumpul di kamar Jin untuk menginterogasi abang sulung mereka. Seharian tadi mereka mengedepankan dulu kegiatan mereka yang memang harus diprioritaskan, sekaligus mereka memberikan Jin waktu untuk tenang lebih dulu.
Namun tampaknya keadaan Jin masih sama, sejak tadi mereka mencerca Jin dengan banyak pertanyaan. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu lewat begitu saja di telinga Jin. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Pikirannya tidak sedang berada pada tempatnya.
"Bang, maksudnya Bang Idzar tadi pagi apa?" tanya Namjoon dengan nada serius. Barulah Jin sadar kembali saat pertanyaan dari Namjoon masuk ke gendang telinganya.
"Joon emang gak kenal dekat Bang Idzar secara personal, tapi Joon sudah lama mengidolakan Bang Idzar sebagai sesama arsitek. Jadi kurang lebih Joon tahu betul Bang Idzar gak mungkin semarah ini pada Abang kalau memang semua fine-fine ajah," lanjutnya menjelaskan asumsinya. Jin mengambil nafas panjang bingung harus mulai menjelaskannya dari mana.
"Kita pulang ke rumah kita! Nanti Abang jelaskan disana," putus Jin, keputusan Jin membuat enam adik-adiknya terdiam.
"Biar Abang telpon Di dulu untuk berpamitan." Jin meraih ponselnya dan menelpon Diandra, meminta Diandra turun ke lantai bawah.
"Kita ke ruang tengah! kita tunggu Di di sana." Mereka bertujuh duduk di sofa ruang tengah menunggu Diandra turun. Tidak butuh waktu lama gadis itu turun dengan pakaian rumahannya.
"Bang, ada apa yah? Apa yang mau Abang bicarain?" tanya Diandra langsung to the point. Jin tidak langsung menjawabnya, dia sejenak menatap Diandra dalam. Gurat lelah dan sedih tercetak jelas di sana. Hal itu membuat dada Jin terasa terhimpit.
"Abang dan adek-adek mau pamit untuk kembali ke rumah kami. Terima kasih banyak atas kebaikan kalian selama ini, Di." Diandra menghela nafas lelah mendengarnya, hal itu membuat Namjoon memandangnya kasihan.
"Di minta maaf, Bang. Pasti gak nyaman yah karena Papah sakit? Di dan yang lain gak turun-turun ke bawah." Jin langsung menggeleng mendengar adik perempuannya merasa bersalah. Padahal jelas disini dialah yang salah.
"Bukan begitu, Di. Justru disini Abang yang salah hingga membuat Bang Idzar marah. Abang dan yang lain sebenarnya ingin sekali menengok Om Kris ke atas, Abang sangat khawatir. Tapi Bang Idzar tidak mengizinkannya karena ulah Abang." Diandra berpikir sejenak, dia memang tahu Abidzar marah. Tapi dia belum mengetahui dan bertanya duduk masalahnya, karena saat ini kondisi papanya yang dia jadikan fokus utama.
"Hmm ...," gumam Diandra sambil menautkan jari-jari tangannya.
"Boleh Di minta tolong tunggu sampai Papah membaik? Agar Abang dan yang lain pamit langsung pada Papah. Mungkin sekitar dua atau tiga hari lagi, hari ini soalnya Papah belum bisa diajak komunikasi dengan baik, Bang." Wijaya bersaudara semakin dilanda kecemasan mendengar penjelasan Diandra.
"Karena ...," ujar Diandra mengambang, Wijaya bersaudara menanti apa yang akan Diandra ucapkan selanjutnya.
"Karena Di tidak mau Abang semakin salah di mata Bang Idzar. Jangan sampai Abang dipandang melarikan diri begitu saja tanpa menunggu Papah membaik terlebih dahulu dan menyelesaikan masalah Abang dengan beliau. Di menyayangi kalian, jadi Di tidak mau kalian berseteru." Jin semakin dilanda rasa bersalah mendengar pernyataan Diandra. Apa jadinya Diandra jika tahu penyebab om Kris kambuh adalah dirinya? Itulah hal yang saat ini Jin takutkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/337614581-288-k897719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG (END)
Fanfiction23 Maret 2023 - 29 Maret 2024 INI HANYA FIKTIF BELAKA! PLEASE, NO PLAGIAT! Hanya cerita tentang sebuah keluarga. Berisi tujuh orang bersaudara. Hidup bersama sejak orang tua mereka tiada. . . . Jika ada yang mampir ke sini sesama creator/author wa...