23 Maret 2023 - 29 Maret 2024
INI HANYA FIKTIF BELAKA!
PLEASE, NO PLAGIAT!
Hanya cerita tentang sebuah keluarga.
Berisi tujuh orang bersaudara.
Hidup bersama sejak orang tua mereka tiada.
.
.
.
Jika ada yang mampir ke sini sesama creator/author wa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Backsound chapter ini adalah Noah - Tak Ada yang Abadi Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!
Happy Reading! Enjoy! . . .
Jin baru saja selesai mandi, keadaannya sudah membaik sejak hari ke tiga adik-adiknya mengetahui keadaan dia yang sebenarnya. Hal itu sedikit memberikan angin segar untuk mereka semua.
"Lusa lo udah boleh balik dan gue tunggu minggu depan keputusan lo apa." Jin mengangguk paham atas perkataan Ken.
"Keputusan apa, Bang Ken?" tanya Jungkook ingin tahu. Si bungsu itu tengah menyiapkan salad buah yang diinginkan abang sulungnya.
"Pembedahan kepala," jawab Jin singkat, tentu saja hal itu membuat adik-adiknya terkejut.
"Bukannya riskan buat lo operasi, Bang?" tanya Yoongi cemas.
"Sejak tiga minggu lalu saat penglihatan Abang kalian terganggu kan gue udah bilang pembedahan menjadi opsi yang harus di ambil. Tapi berhubung Jin baru sembuh dari DBD dan test agresi peletetnya masih buruk, pembedahan kita plan bulan depan. Gue kasih waktu seminggu buat Jin berpikir dulu." Mereka semua cemas mendengarnya, karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di meja operasi nanti.
"Gak usah cemas! Abang pasti bisa melewatinya." Jin berusaha memberikan afirmasi positif pada adik-adiknya, menyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja.
"Masih banyak pasien nih, gue tinggal yah," ujar Ken undur diri, Jin mempersilakan sahabatnya pamit dengan mengangguk tenang.
"Makasih kalian udah nemenin Abang, maaf kalian jadi repot banget ngelakuin kegiatan kalian secara online." Jin menatap adik-adiknya penuh rasa terima kasih.
"Abang jangan kayak gitu lagi! Adek gak suka liat Abang kayak hari pertama dan kedua." Keadaan Jin memang sangat mengkhawatirkan sekali di hari pertama dan kedua pasca mereka tahu Jin sebenarnya tidak pergi ke Singapura.
"Gak usah dipikirin lah, Dek! Mending makan ajah!" Jin menyuapkan satu potong apel ke mulutnya, dia menikmati dengan santai salad yang Jungkook buat untuknya. Jin mengunyah dengan kening berkerut, perasaannya saja atau memang iya, adik-adiknya terasa lebih pendiam sejak empat hari lalu dia bangun tidur di malam hari.
"Kok Di, Tante Em, dan Om Kris nggak ke sini beberapa hari ini, Joon? Om Kris ada kerjaan ke luar negeri?" tanya Jin pada Namjoon, dia menyadari keabsenan keluarga Prasetya. Padahal kemarin Ayana saja seharian di sini sekalian menemani Hoseok bekerja. Tapi Jin tidak berpikir jelek tentang apapun, karena bukan hal baru jika om Kris dinas ke luar membawa anak dan istrinya.
"Mereka mungkin sedang sibuk, Bang," jawab Namjoon sedih karena harus berbohong. Jin mengangguk paham, dia menyuapkan salad buah ke mulut Jimin yang di sambut dengan canggung karena ketahuan bengong.