Lisa PoV
Aku dan Seulgi bersantai di rumah orangtuaku. Sambil menunggu jam pulang istriku, karena dipastikan Irene juga akan memiliki jam pulang yang sama maka Seulgi juga tidak keberatan untuk menunggu bersama.Saat ini kami berada dikamarku, kami sudah membersihkan diri secara bergantian tadi. Aku mendapatkan free day selama dua hari, lusa aku harus kembali bekerja dan aku sudah mendapatkan jadwal penerbangan domestik. Namun jadwal yang aku dapatkan sedikit menyebalkan karena berbeda dengan Seulgi.
Sebentar lagi Jennie ulangtahun, aku sudah mengatur jadwalku untuk mendapatkan libur. Secara diam-diam juga aku sudah bicara pada Appa Kim untuk meliburkan Jennie di hari ulangtahunnya, walaupun sedikit sulit karena jadwal seorang Dokter itu berbeda. Yang sakit tidak memiliki jadwal kapan dia akan membutuhkan Dokter. Tapi setelahnya Appa Kim mengizinkan, untung saja ada Irene juga yang bisa menggantikan Jennie praktek.
Ini masih pukul 3 siang, masih tersisa 2 jam sebelum Jennie pulang. Sebenarnya aku mengantuk tapi ucapan Mommy masih memenuhi pikiranku. Kami menjalani pernikahan hampir lima tahun, sering kali membicarakan tentang keturunan namun berakhir dengan Jennie yang menangis. Karena aku tidak tega dengan Jennie maka aku tidak pernah membahas mengenai anak. Jennie selalu merasa bersalah karena dia belum kunjung hamil.
"ada apa denganmu Kapten? astaga aku sedang push rank dan ini seharusnya win strake ku yang keenam...jangan sampai kalah" gerutu Seulgi. Kami sedang bermain game di ponsel, namun pikiranku entah kemana. Aku tidak bisa fokus setelah berbincang dengan orangtuaku.
"apa aku perlu memeriksa kesuburan ku?"
Seulgi terdiam, bahkan dia tidak peduli lagi dengan gamenya. Dia melihat ke arahku dan tersenyum kecil. "apa kau merasa bahwa dirimu tidak sehat? kau sudah emmm putus asa?" jawab Seulgi dengan ragu
Aku menyimpan ponselku, Seulgi terduduk di ranjangku dengan bersandar pada headboard. Sedangkan aku terduduk di sofa, "aku selalu merasa jika aku sangat sehat, tapi aku tidak tahu apakah aku subur atau tidak. bukan putus asa, tapi aku ingin tahu...aku takut selama ini ternyata aku yang mengalami masalah disini"
"bagaimana jika itu Jennie, apa yang akan kau lakukan...ah maksudku, jika kau subur dan Jennie yang bermasalah. menurutku itu membuat Jennie lebih merasa bersalah lagi"
Jika ada yang harus disalahkan dari masalah ini, aku memilih lebih baik aku saja yang bermasalah. Aku tidak ingin kehilangan Jennie, aku bingung sekali. Aku takut jika kenyataan pahit harus kami terima, apa yang akan terjadi selanjutnya di pernikahan kami.
Selama ini aku selalu membuat Jennie untuk lebih bersabar lagi, walaupun sebenarnya dari hatiku yang paling dalam, aku berharap memiliki keturunan.
"aku akan tetap mempertahankan Jennie, apapun hasilnya kami akan tetap bersama. aku hanya penasaran apa yang membuat kami sulit mendapatkan anak. konsultasi sudah beberapa kali kami lakukan, bahkan Dokter di luar negeri pun sudah kami datangi. namun salahnya, kami hanya meminta saran bukan mencari titik masalahnya" Aku menghembuskan nafasku dengan kasar. "tapi aku takut Ugi, bagaimana jika salah satu dari kami bermasalah. aku takut kehilangan Jennie, aku tidak masalah jika hidup kami tanpa anak..tapi bagaimana dengan orang sekitar kami yang terus menuntut" lanjutku
"hey, kau itu kepala di dalam rumah tanggamu. apapun yang menjadi keputusanmu, itu yang harus dihargai. tapi sebelumnya kau harus berbicara dengan Jennie, pelan saja agar tidak ada salah paham. percaya padaku, cinta yang kalian miliki itu sama besarnya. jika kau tidak ingin kehilangan Jennie, maka Jennie pun akan melakukan hal yang sama...bicaralah terlebih dahulu baiknya seperti apa" jelas Seulgi
"aku akan bicara, tapi untuk hasilnya..aku tidak siap"
Seulgi tidak membalas ucapanku kembali, aku yakin dia juga bingung. Ya Tuhan, tolong kuatkan kami. "ah lebih baik kita pergi sekarang, aku ingin membeli sesuatu terlebih dahulu untuk Jennie" ajakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding Story
RomanceIn marriage, it's not about finding someone you can live with. It's about finding someone you can't live without. Lika-Liku perjalanan pernikahan Lalisa Manoban seorang Kapten Pilot Korean Air dan Jennie Kim seorang Dokter Anak di Asan Medical Cente...